SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda Hutagalung -
05 March, 2018 -
914 klik
Tahun Ini KLHK Targetkan Bentuk Masyarakat Peduli Api di 100 Desa
Nomor : SP. 111/HUMAS/PP/HMS.3/03/2018
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 3 Maret 2018. KLHK kembali membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk meningkatkan pelibatan masyarakat dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kali ini pembentukan MPA dilakukan di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (02/03/2018).
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan menjelaskan bahwa di awal tahun ini, KLHK telah membentuk MPA di tiga provinsi, Kalimantan Barat, Riau, dan Kalimantan Timur di 10 desa, dari target 100 desa rawan karhutla. Selain itu, juga akan dilakukan pembinaan pada MPA di 200 desa yang telah terbentuk sebelumnya.
"MPA merupakan bagian penting dalam pencegahan karhutla. Kebakaran kecil yang terjadi di wilayah desa diharapkan dapat segera diatasi oleh MPA setempat. Selain itu MPA dapat membantu Brigade Pengendalian Karhutla KLHK-Manggala Agni, TNI, POLRI, ataupun instansi lainnya dalam melakukan upaya pengendalian karhutla", Raffles menegaskan.
Sebanyak 30 orang ikut dalam kegiatan pembentukan MPA kali ini, yang berasal dari Kampung Merancang Ulu 19 orang, dan Kampung Melati Jaya 11 orang. Sebagai instruktur dalam pembentukan MPA ini adalah Manggala Agni Daops Paser dan Daops Sangkima, Kalimantan Timur.
Sementara Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Jumat (02/03/2018) pukul 20.00 WIB, berdasarkan satelit NOAA-19, terpantau delapan titik, lima titik di Riau, Jambi, Sumsel (2 titik) dan Sumbar. Adapun satelit TERRA-AQUA (NASA) menunjukkan tidak ada hotspot yang terpantau di wilayah Indonesia.
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1085