Dientry oleh Rizda Hutagalung - 05 March, 2018 - 767 klik
BP2LHK Banjarbaru Pimpin Ekspedisi Meratus 2018

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, Maret 2018)_Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru dan Badan Litbang Daerah (Balitbangda) Kalsel melalui UPT Kebun Raya Banua,  serta Pena Hijau Indonesia melakukan trip panjang ke Balangan dan Tabalong. Kegiatan ini bertujuan untuk mencatat dan mendokumentasikan sampel tanaman buah, obat, dan kayu-kayuan di Pegunungan Meratus.

Selama satu minggu, Tim Ekspedisi Meratus 2018 menjelajahi Pegunungan Meratus Desa Marajai, Desa Tinggar, dan Desa Padang Jelamu, Kecamatan Halong, Balangan. Tim Ekspedisi dipimpin peneliti pertama dari BP2LHK Banjarbaru, Syaifuddin, S.Hut didampingi seorang teknisinya, Edi Suryanto, staf pembantu peneliti dari Kebun Raya Banua, Pena Hijau Indonesia, serta pemandu dari masyarakat lokal.

Tim ekspedisi ini menemukan banyak tanaman endemik Kalimantan di Pegunungan Meratus yang nyaris punah, sehingga perlu adanya upaya pelestarian.

“Untuk itu, kami mendokumentasikan dan melakukan upaya pelestarian dengan menanam anakan dan biji yang kami temukan di Kebun Raya Banua,” kata Syaefuddin.

Banyak ditemukan flora endemik, diantaranya buah-buahan khas Kalimantan Selatan seperti Limpasu, Kasai, Mahrawin, Kapul Kusit,  Kulidang,  Karantungan, Puyi’in, Tampang Susu (Limpatu), Bebuku, Tampirik, beberapa jenis Durian, dan buah lainnya.

Selain buah-buahan ditemukan pula jenis kayu-kayuan diantaranya ulin, damar, keruing, dan meranti. Yang menarik dan biasanya disukai oleh ibu-ibu yaitu jenis anggrek yang tumbuh di batu (litofit), tumbuh di tanah (terestia), dan yang menempel di pohon (epifit), serta jenis bunga lainnya, juga banyak ditemukan. Diperkirakan ada sekitar 2.500-3.000 spesies anggrek di hutan Kalimantan.

Edi Suryanto menambahkan, selain mencatat dan mendokumentasikan tumbuhan, pihaknya juga mencatat pH tanah, suhu tanah, kelembaban, dan suhu, untuk mengetahui kondisi lingkungan jenis tanaman tersebut.

“Koordinat tempat tumbuhan ditemukan. Data tersebut sangat penting bagi identitas tanaman di Kebun Raya,” kata Edi.

Ekspedisi ini membuktikan bahwa Pegunungan Meratus penting untuk terus dijaga keberadaannya. Sebagaimana diketahui, beberapa bulan yang lalu, masyarakat Kalsel memprotes keberadaan perusahaan tambang yang berniat mengeksplorasi kawasan meratus.***

Penulis : Tim website