Dientry oleh Rizda Hutagalung - 09 March, 2018 - 674 klik
Diskusi Potensi dan Prospek Pangan di Kawasan Hutan Aek Nauli Bersama SAM LHK Bidang Pangan

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, Maret 2018)_Potensi-potensi yang ada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli semakin gencar disebarluaskan. Selasa (06/03/2018), BP2LHK Aek Nauli melakukan diskusi tentang potensi dan prospek pangan di KHDTK Aek Nauli bersama Dr. Ir. Hj. R. Sabrina, M.Si, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Pangan.

Dalam diskusi ini, Pratiara S.Hut., M.Si selaku Kepala Balai BP2LHK Aek Nauli menjelaskan potensi-potensi yang terdapat di KHDTK Aek Nauli. Posisi kawasan ini strategis karena menjadi pintu masuk kawasan prioritas wisata Danau Toba. Dijelaskan juga potensi KHDTK Aek Nauli dengan tema-tema edutainment, jenis-jenis flora dan fauna, kondisi kunjungan wisatawan dari tahun ketahun, produk-produk unggulan yang telah dikembangkan, kerjasama yang dilakukan, sampai kepada pemaparan sumberdaya manusia di BP2LHK Aek Nauli.

Potensi tanaman obat yang dikembangkan BP2LHK Aek Nauli menarik perhatian Sabrina. Taxus dan yang berpotensi sebagai obat kanker dan pirdot sebagai obat diabetes dan darah tinggi yang telah diteliti dan dikembangkan BP2LHK Aek Nauli mendorong Sabrina untuk menyampaikan potensi tersebut kepada instansi/lembaga lain agar melakukan mitra/kerjasama dengan BP2LHK Aek Nauli.

Selain menjadi obat herbal, beliau menyampaikan agar tanaman-tanaman obat ini dapat dijadikan aromaterapi. Tanaman-tanaman seperti ini diharapkan dapat dibudidayakan dengan baik agar tetap terjaga. Sebagai tambahannya Sabrina mengharapkan tanaman obat yang sangat banyak manfaatnya ini dapat dijadikan tanaman RHL.

Selain tanaman obat, yang menjadi topik menarik bagi Sabrina adalah lebah madu, minyak atsiri dan edutainment yang terdapat di BP2lHK Aek Nauli. Edutainment lebah madu sangat bermanfaat bagi para para pengunjung. Begitu juga dengan minyak atsiri yang dapat dikembangkan di Aek Nauli. Sabrina mengatakan bahwa perlu adanya ektraksi dengan perbandingan dalam pembuatan minyak atsiri. Beliau mengapresiasi adanya wewangian dari kemenyan yang dikembangkan Aek Nauli.

“Tahun ini kita lokasikan satu blok untuk galeri lebah madu. Lebah madu ini akan kita jadikan sebagai pusat budidaya serta edutainment lebah madu di sumatera utara,” kata Pratiara menjelaskan konsep eduwisata lebah madu. Untuk eduwisata lain yang terus dikembangkan BP2LHK Aek Nauli seperti tracking, ANECC, penangkaran rusa, camping ground, dan lain sebagainya nantinya dapat dijadikan salah satu destinasi wisata utama sebelum berkunjung ke Danau Toba.

Sabrina menyatakan destinasi wisata yang terdapat di Aek Nauli ini perlu disebarkan dan dijual secara luas. Sabrina siap membantu mempromosikannya. “Saya akan coba ajukan BP2LHK Aek Nauli untuk menjadi salah satu destinasi wisata di Badan Litbang (KLHK), saya akan sampaikan ke pusat,“ kata Sabrina.

Potensi flora di KHDTK Aek Nauli, khususnya tanaman hias juga disinggung Sabrina dalam diskusi ini. Beliau berharap agar dibangun koleksi tanaman anggrek dan kantong semar di BP2LHK Aek Nauli  karena melihat potensi tanaman hias tersebut sangat melimpah.

Pembuatan koleksi ini bertujuan untuk konservasi, perbanyakan jenis dan lain sebagainya. Selain itu, pembuatan koleksi anggrek dan kantong semar dapat mempermudah pengunjung yang lanjut usia untuk melihat dan mempelajarinyai.

Untuk para pengunjung yang masih muda, bisa menikmati koleksi anggrek atau kantong semar dengan melakukan trancking sambil melakukan pengenalan akan jenis tanaman. Sehingga perlu dibuat plang/tanda pengenal untuk jenis-jenis tanaman anggrek yang ada. Hal ini dapat menjadi salah satu alasan para wisatawan berkunjung ke Aek Nauli sebelum ke Danau Toba.

Wanda Kuswanda, Peneliti BP2LHK Aek Nauli menjelaskan ada beberapa kawasan di KHDTK Aek Nauli  berisikan kantong semar sekaligus dekat dengan pemandangan Danau Toba. Terkait itu, Pratiara juga menyampaikan harapannya bahwa akan dilakukan kerjasama dengan dr. Riana dalam membuat kawasan wisata konservasi di Aek Nauli untuk tanaman anggrek dan kantong semar.

“Saya sangat tertarik akan potensi KHDTK Aek Nauli ini. Saya sangat semangat. Tempat ini dapat dijadikan science center. Saya akan mendukung ke pusat. Ide-ide yang ada tolong disampaikan. Untuk merealisasikan ide tersebut, pasti ada jalan. Demi hutan kita yang lestari dan masyarakat yang sejahtera,“ kata Sabrina.

Di akhir diskusi, Sabrina berkesempatan mengunjungi lokasi budidaya lebah madu BP2LHK Aek Nauli sekaligus melakukan proses pemanenan madu dan tidak lupa mencicipi langsung madu sarang. Kemudian dilanjutkan dengan melihat gajah di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC).***DCP

Penulis : DCP