Dientry oleh Rizda Hutagalung - 30 April, 2018 - 1158 klik
SP Oilsonbai Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Ilmiah di Kupang

BP2LHK Kupang (Kupang, 27/04/2018)_Menurut Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Sylvana Ratina, Stasiun Penelitian (SP) Oilsonbai berpotensi menjadi destinasi wisata ilmiah di Kupang. Beberapa potensi yang bisa dikembangkan di sana, diantaranya penangkaran rusa timor (cervus timorensis) dan kura-kura leher ular rote yang telah berhasil dikembangbiakkan.

“Konsep wisata ilmiah itu dapat berupa paket wisata ilmiah yang meliputi pengenalan satwa, pengamatan perilaku satwa, pemberian makan (feeding) satwa dan swafoto bersama satwa,” kata Sekbadan BLI, Selasa (24/4) saat meninjau langsung penangkaran rusa timor, kura-kura leher ular rote, dan burung nuri bayan di SP Oilsonbai.

Guna merealisasikan wisata ilmiah tersebut, Sylvana mengatakan perlu dijalin kerjasama dengan pihak lain seperti agen wisata atau NGO yang peduli dengan satwa. “Sebaiknya, para peneliti BP2LHK Kupang menjadikan SP Oilsonbai sebagai lokus penelitian,” tambah Sekbadan. Hal ini menegaskan bahwa peran strategis Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dan Stasiun Penelitian sebagai etalase (show window) penelitian.

Menurut Sylvana, ini diperlukan sebagai bentuk dukungan kegiatan penelitian pada Prioritas Nasional (Prinas). Dalam hal ini, Prinas ketiga, yaitu penciptaan nilai tambah baik sektor pertanian, manufaktur dan jasa; dan Prinas keempat, yaitu pemantapan ketahanan pangan energi, air, dan kelestarian lingkungan untuk bisa menjaga sumber daya air dan memastikan ketahanan energi khususnya energi baru dan terbarukan.

“Harmonisasi judul-judul tersebut dengan prioritas nasional akan memberikan dukungan positif terhadap pembangunan nasional dan menjadikan hasil-hasil Litbang sebagai leading the way bagi para pemegang kebijakan di lingkup KLHK, baik di pusat maupun di daerah,” kata Sylvana pada Pembinaan Pegawai, Rabu (25/4) di Aula Rapat BP2LHK Kupang.

Sylvana memberikan ilustrasi, salah satunya BP2LHK Kupang dapat berkontribusi bagi program penghijauan di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui dukungan Iptek tentang kriteria bibit yang berkualitas dan jenis tanaman yang cocok dengan iklim NTT.

Sebagai penutup Sekbadan BLI berharap, keterbatasan anggaran yang ada saat ini dapat menjadi penyemangat dan tantangan untuk lebih berkreasi dalam melakukan kegiatan pengelolaan KHDTK dan SP serta kegiatan penelitian di BP2LHK Kupang.***Pinusa

Penulis : Pinusa