Dientry oleh Rizda Hutagalung - 03 May, 2018 - 1291 klik
Tertarik dengan Mikrohidro Berbasis Pelestarian Hutan, BKSDA Sulawesi Tenggara Studi Banding ke BP2LHK Makassar

BP2LHK Makassar (2/5/2018)_Rombongan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara berkunjung ke Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Senin (30/4). Kunjungan ini dalam rangka studi banding karena tertarik atas pembangunan mikrohidro berbasis partisipasi masyarakat menjaga hutan, inovasi BP2LHK Makassar, yang telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Studi banding tersebut disambut baik Kepala BP2LHK Makassar Ir. Misto, M.P. “Selamat datang kepada rombongan BKSDA Sulawesi Tenggara, peserta studi banding yang berkenan memanfaatkan teknologi inovasi Pak Hunggul dan tim, peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar,” kata Misto di ruang rapat BP2LHK Makassar.

Selanjutnya, rombongan BKSDA Sultra ini diajak mengunjungi bengkel pembuatan PLTMH dan berbagai inovasi BP2LHK Makassar lainnya, seperti Kompor biomassa, penyangrai kopi dan komposer. Setelah mendengarkan penjelasan dan melihat-lihat proses pengerjaan mikrohidro di bengkel, para peserta studi banding dan tim pendamping menuju ke lokasi PLTMH dibangun. Salah satu lokasi binaan Balai Litbang LHK Makassar tersebut berada di Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Tiba di lokasi, Ir. Hunggul Yudono SHN, M.Si selaku inovator dari PLTMH berbasis partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan ini menjelaskan inovasinya kepada para peserta studi banding. Melalui dua video yang diputar, Hunggul menampilkan proses-proses pembangunan mikrohidro dan bagaimana energi mikrohidro ini dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

“Kegiatan produktif, salah satu contohnya adalah pemanfaatan listrik untuk KOMBI, kompor biomassa dan penyangrai kopi yang telah menghasilkan sebuah produk bernama Kopi Lompo Battang,” kata Hunggul.

Menurut Hunggul, dengan memanfaatkan inovasi ini, nilai jual kopi masyarakat di sana meningkat, dari yang tadinya menjual kopi  mentah jadi menjual kopi bubuk.

Mewakili Kepala Balai KSDA, Kepala Resort KSDA Morango memperkenalkan 13 orang peserta studi banding yang berasal dari dua desa yaitu dari Desa Wonga Jaya, Kabupaten Buton Utara dan Desa Sumber Sari, Kabupaten Konawe Selatan. Dari Desa Wonga Jaya diwakili langsung oleh Kepala Desa dan Ketua Kelompok Tani Hutan. Dari Desa Sumber Sari dihadiri langsung oleh Kepala Desa dan Kepala Resort KSDA Morango.

Perwakilan KSDA berharap, dengan terlaksananya studi banding ini, ketua kelompok tani dan peserta studi banding tersebut bisa mendapatkan pencerahan untuk bisa menerapkannya di lokasi masing-masing. Beliau juga menjelaskan tujuan studi banding tersebut, yaitu dikarenakan inovasi – inovasi Balai Litbang LHK Makassar yang bergerak di bidang mikrohidro telah berhasil diterapkan di Bulukumba.***IKI

Penulis : IKI