Dientry oleh Rizda Hutagalung - 04 May, 2018 - 827 klik
Peneliti Balitek DAS Solo: Teknik Pemanenan Air Hujan, Solusi Kekeringan di Grobogan

Balitek DAS (Solo, 3/5/2018)_Bencana kekeringan sering terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, salah satunya adalah di Dusun Pamor, Bunjardowo, Kradenan. Daerah ini merupakan langganan kekeringan tiap bulan, padahal curah hujan di lokasi tersebut cukup tinggi. Pada tahun 2006-2014, curah hujan rata-rata tahunan di lokasi tersebut 2.025 mm dengan rata-rata hujan 111 hari. Sayangnya pada Bulan Mei-Oktober selalu terjadi defisit air atau kekeringan.

Hasil analisis Ir. Purwanto, M.Si., peneliti Balai Litbang Teknologi Pengelolaan (Balitek) DAS menunjukkan bahwa sebagian besar curah hujan yang jatuh akan hilang melalui proses evapotarnspirasi (air hilang karena penguapan) sebesar 57,26%. “Sedangkan sisanya atau sebesar 42,74% menjadi aliran permukaan,” kata, dikutip dari artikelnya Perilaku Konsumsi Air pada Musim Kemarau di Dusun Pamor, Kabupaten Grobogan dalam Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 14 No.3, 2017:157-169.

“Solusi untuk kasus seperti ini, sebaiknya dilakukan pengembangan teknik pemanenan air hujan, seperti embung, sumur, bak, kolam tampung, air hujan, serta sumur resapan di sekitar masyarakat yang bagian bawahnya kedap air,” jelas Purwanto. 

“Bangunan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan air di musim penghujan dan dimanfaatkan di musim kemarau,” tambahnya. 

Namun, Purwanto mengingatkan bahwa dalam pengembangan teknik pemanenan air hujan harus juga memperhitungkan nilai kebutuhan air, terutama pada musim kemarau. Nilai tersebut dimanfaatkan sebagai dasar perhitungan rancangan pembangunan dan untuk menghitung kebutuhan air di musim kemarau apabila harus dilakukan droping air bersih. 

Berdasarkan hasil analisis yang dimuat dalam artikelnya, Purwanto menyatakan bahwa kebutuhan air rumah tangga pada musim kemarau di Dusun Pamor, Kabupaten Grobogan sebesar 0,453 m3/hari/orang, untuk ternak sapi sebesar 0,283 m3/hari/ekor dan kambing sebesar 0,044 m3/hari/ekor. 

“Angka-angka tersebut di atas dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan volume kebutuhan air untuk masyarakat, yang didasarkan pada jumlah penduduk dan jumlah ternak yang dimiliki,” kata Purwanto. 

Selain itu, Purwanto juga berharap bahwa nilai-nilai tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan atau dasar merancang pembangunan sarana-prasarana untuk mengatasi kekeringan. Sekaligus sebagai dasar perhitungan apabila harus dilakukan pasok air bersih pada saat musim kemarau yang mengancam kehidupan.*** 

Sumber Artikel:

Perilaku Konsumsi Air pada Musim Kemarau di Dusun Pamor, Kabupaten Grobogan yang dapat di diunduh di http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/penelitian/publikasi/tahun/2017/unduh/896/Perilaku-Konsumsi-Air-pada-Musim-Kemarau-di-Dusun-Pamor-Kabupaten-Grobogan-Water-Consumption-Behavior-during-Dry-Season-at-Pamor-Hamlet-Grobogan-District atau http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/2811

 

Informasi Lebih Lanjut:

Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS)

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 – 716959

Penulis : Tim website