Dientry oleh Rizda Hutagalung - 09 May, 2018 - 1495 klik
Menghijaukan Kalimantan Selatan Dengan Kemiri

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, 8/5/2018)_Dalam rangka menyukseskan program Revolusi Hijau-nya, pertengahan April lalu (18/4) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan penanaman serentak rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS). Kegiatan ini dilakukan melalui Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu jenis tanaman yang ditanam adalah kemiri. 

Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru turut dalam kegiatan penanaman kemiri yang berlokasi di Desa Sungai Luar Kec. Aranio Kab. Banjar yang juga termasuk dalam kawasan Tahura Sultan Adam tersebut. 

Terkait itu, Dewi Alimah, S.Hut, peneliti dari Balai Litbang LHK (BP2LHK) Banjarbaru juga ditunjuk sebagai salah satu narasumber pada acara Konsultasi Publik “Hasil Kajian dan Draft Roadmap Pengembangan Klaster IPHHK Berbasis Produk Unggulan KPH Kayu Tangi” yang digelar Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel di Grand Dafam Hotel Banjarbaru, Kamis (6/5). 

Pada kesempatan itu, Dewi membahas topik “Inovasi Teknologi Hasil Hutan dalam Mendukung Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)”. Dewi menyampaikan bahwa bahan baku HHBK, khususnya kayu karet hasil peremajaan kebun karet sebagai cuka kayu dan kayu manis melimpah di Kalsel. Untuk itu diperlukan inovasi, baik dari segi optimalisasi pemanfaatan, teknologi pengolahan maupun diversifikasi produk-produk turunannya.

“Dengan inovasi, HHBK di Kalsel tidak hanya berpeluang di pasar domestik tetapi juga berpeluang besar berkompetisi di pasar internasional,” kata Dewi.

Pada acara konsultasi publik tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel mengatakan, sebanyak kurang lebih 11 ribu bibit kemiri telah ditanam pada penanaman serentak tersebut. Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel optimis, 5 sampai 6 tahun ke depan, Kalimantan Selatan mampu mengekspor sekitar 550 kontainer kemiri per bulan sehingga nantinya dapat turut serta meningkatkan pendapatan masyarakat. 

Sebagaimana diketahui, saat ini kemiri merupakan salah satu produk HHBK unggulan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kayu Tangi, salah satu UPT Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan di Kab. Banjar. Sebaran kemiri di KPH Kayu Tangi sebagian besar berada di Kecamatan Paramasan. 

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh tim KPH Kayu Tangi, ±800 KK yang berdiam di Paramasan Bawah memiliki tegakan kemiri dengan luasan yang berbeda-beda. Panen biji kemiri kupas setiap minggunya dapat mencapai 25-250 kg. Dalam sebulan, Desa Paramasan Bawah dapat memanen sekitar 1 ton biji kemiri yang siap dikirim ke Pontianak. 

Dari HargaBulanIni.com diketahui, harga kemiri di tingkat petani dalam kondisi masih bercangkang Rp 5.000,- per kg sedangkan kemiri yang sudah dikupas dihargai Rp 24.000,- per kg. Tidak hanya menjual dalam kondisi mentah, KPH Kayu Tangi telah berhasil memproduksi minyak kemiri dan mampu memasarkannya dengan lancar. 

Selain Kab. Banjar, tegakan kemiri juga tersebar di Kab. Tabalong, Kab. Balangan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Tanah Laut, Kab. Kotabaru, dan Kab. Tanah Bumbu. Berdasarkan data statistik Perkebunan Kalimantan Selatan Tahun 2015 terdapat tegakan kemiri dengan luasan mencapai 3.545 ha memilki produksi dan produktivitas secara berturut-turut 1.927 ton dan 657 kg/ha. 

Sebagai informasi, kemiri tidak hanya digunakan sebagai bumbu. Hamper semua bagian dari pohon kemiri, seperti daun, buah, kulit, kayu, dan akar dapat digunakan sebagai obat-obatan tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan pewarna, dekorasi dan lain-lain. Selain itu, jenis ini mudah ditanam, cepat tumbuh, dan tidak banyak syarat tempat tumbuhnya sehingga dalam perkembangannya tanaman ini sudah digolongkan sebagai tanaman penghijauan/reboisasi. 

Meskipun demikian, bagian dari tanaman kemiri, khususnya bagian buah memiliki sifat beracun yang disebabkan oleh toxalbumin sehingga perlu kewaspadaan bila ingin dikonsumsi atau menggunakannya untuk tujuan pengobatan. Persenyawaan toxalbumin dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dan dapat dinetralkan dengan menambahkan bumbu lainnya seperti garam, merica, dan terasi.***DA

Penulis : DA