Dientry oleh Rizda Hutagalung - 28 May, 2018 - 731 klik
Mahasiswa Biologi ULM Praktikum AMDAL Sekaligus Nge-RePeat di KHDTK Tumbang Nusa

BP2LHK Banjarbaru (Tumbang Nusa, 24/5/2018)_Sebanyak 31 orang mahasiswa Fakultas MIPA jurusan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melakukan kegiatan praktek mata kuliah  Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa, 12-13 Mei 2018. 

Melalui praktikum ini, Anang Kadarsah, dosen mata kuliah AMDAL berharap mahasiswa akan belajar mengetahui vegetasi hutan rawa gambut serta lingkungan masyarakat yang berada di sekitarnya. “Karena praktikum ini selama 2 hari ini, maka mahasiswa sekaligus ikut berpartisipasi untuk merehabilitasi lahan gambut bekas terbakar, mengenal jenis-jenis flora dan fauna di lahan gambut dan  mengetahui kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar hutan,” kata Anang dalam sambutannya. 

Kegiatan ini disambut baik oleh Purwanto Budi Santosa selaku pengelola KHDTK Tumbang Nusa. “Kami ucapkan terima kasih atas  kunjungannya sekaligus ikut berpartisipasi nge-RePeat (Rehabilitation of Peatland) atau  merehabilitasi lahan rawa gambut bekas terbakar secara sukarela,” sambut Purwanto. 

Lebih lanjut Purwanto menjelaskan  areal KHDTK Tumbang Nusa terbakar tahun 2015 lalu. Mahasiswa diajak melihat bekas tegakan pohon yang masih ada dan kondisi sekarang banyak areal terbuka tanpa vegetasi pohon yang perlu direhabilitasi. 

“Saya turut bangga, generasi millenial seperti adik-adik mahasiswa ini mau terjun ke lapangan untuk melihat kondisi lapangan dan berpartisiapsi memperbaikinya. Apalagi saya lihat 90% mahasiwa ini adalah wanita. Kalian adalah peserta RePeat ke 17 dan menjadi bagian dari 14,5 hektar yang telah di rehabilitasi dan 1088 relawan,” pungkas Purwanto. 

Sebelum menanam, para mahasiswa mendapatkan penjelasan cara menanam di lahan gambut. Pada RePeat ini sebanyak 1.100 bibit Shorea balangeran yang  diperoleh dari bantuan Persemaian Permanen pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai  (BPDAS) HL Kahayan ditanam dengan jarak 3 x 3 meter. 

Para mahasiswa sangat terkesan, “Jujur ramai  banget, sampai kejebur ke dalam tanah dan berbasah-basah… apalagi hari hujan kayak gini ….sumpah rame banget,” kata Nurul Huda. “Sangat berkesan, karena kita dapat berpartisipasi melakukan perbaikan lahan gambut,” kata Dela Adventaria. Setelah menanam, mahasiwa membubuhkan cap tangan kotornya pada kanvas yang disediakan sebagai bukti partisipasi mereka. 

Selanjutnya peserta praktek lapang diajak melihat  kondisi  hutan rawa gambut yang masih alami di KHDTK Tumbang Nusa, yaitu hutan suksesi alam yang telah 21 tahun tidak terbakar. Berbagai jenis pohon yang dapat dilihat diantaranya Jelutung (Dyera pollyphyla), Merapat (Combretocarpus rotundatus), Geronggang (Cratoxylum sp.), Terentang (Campnosperma coriaceum), Manggis hutan (Garcinia bancana), Bintangur (Calophyllum hosei),  dan Gemor (Nothaphoebe coriacea). Di lokasi ini, mahasiwa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan praktek analisis vegetasi dengan membuat petak ukur-petak ukur.

Hari Kedua, para mahasiswa melakukan praktek pengenalan jenis fauna di KHDTK Tumbang Nusa dibimbing oleh Beny Rahmanto, peneliti Balai Litbang LHK Banjarbaru. Beny menjelaskan, berdasarkan survei yang telah dilakukan, terdapat lebih 40 jenis burung di KHDTK Tumbang Nusa. Ada jenis  pemakan serangga, pemakan buah dan biji, serta jenis predator.

“Salah satu peran penting burung di sini adalah sebagai agen penyebar biji secara alami. Keberhasilan regenerasi alami terutama pada areal bekas terbakar tergantung juga pada keberadaan burung-burung di areal hutan ini. Salah satu jenis yang sudah langka adalah luntur diard (Harpactes diardii ),” jelas Beny sambil menunjukkan poster burung-burung yang terpajang di KHDTK Tumbang Nusa. 

Terdapat juga predator seperti punggok coklat (Ninox scutulata), pelanduk ekor pendek (Malacocincla sepiarium), kucica kampung (Copsychus saularis), pelatuk merah (Picus miniaceus) yang termasuk pemakan serangga. “Bahkan jika beruntung, adik-adik dapat melihat  juga tupai ramping (Sundasciurus tenuis), tupai bergaris (Tupaia dorsalis) dan orangutan (Pongo pygmeus) disini,” tambah Beny.

Terakhir, mahasiwa diajak melihat aktivitas kegiatan masyarakat di sekitar hutan. Mereka berkunjung ke kebun Pak Margo, masyarakat binaan Balai Litbang LHK Banjarbaru untuk melihat kegiatan penanaman tanaman kehutanan terintegrasi dengan peternakan dan perikanan. 

“Pada awalnya, didampingi oleh peneliti dari Balai Litbang LHK Banjarbaru, kami menanam Jelutung (Dyera pollyphyla). Tanaman itu menjadi awal kegiatan ekonomi di lahan saya. Hasil dari panen biji yang saya peroleh, saya kumpulkan untuk membuat sarang burung walet ini,” kata Margo. 

“Setelah itu, saya juga dibantu ternak kambing. Dari awalnya 2 ekor, sekarang sudah menjadi 20 ekor, bahkan 4 ekor diantaranya sudah saya jual. Kemudian saat ini berkembang pada perikanan jenis lokal papuyu,” tambah Margo. 

Margo mengatakan dia terus belajar. Menurutnya, kegagalan merupakan sukses yang tertunda. “Meski pada awalnya ikan banyak mati, tapi berkat pendampingan dan bimbingan teman-teman dari Balai Litbang Banjarbaru dan Balai  Perikanan Budaiaya Air Tawar sekarang saya sedang menunggu panennya saja,” kata Margo memberikan motivasi pada mahasiwa.  

Pada akhir kegiatan ini, dibagikan sertifikat tanda partisipasi RePeat kepada mahasiswa dari Balai Litbang LHK Banjarbaru dan hadiah kaos bagi peserta yang dapat menjawab  pertanyaan tentang hutan rawa gambut. Sementara dari Fakultas MIPA-Biologi memberikan kenang-kenangan kepada Balai Litbang LHk Banjarbaru berupa plakat.***

Penulis : Tim website