- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda Hutagalung -
30 May, 2018 -
667 klik
Atasi Konflik Lahan, BP2LHK Aek Nauli Bekali Fasilitator KHDTK dengan Materi Perhutanan Sosial
BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 25/5/2018)_Dalam rangka mencari solusi atas konflik lahan dan menyiapkan kelembagaan pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Siali-ali, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli mengadakan pembekalan tentang perhutanan sosial kepada calon fasilitator KHDTK Siali-ali, Hamdu Rambe, Selasa (22/5/2018). Materi pembekalan disampaikan oleh Sutrisno yang merupakan anggota lembaga Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM).
Pada kesempatan ini, Sutrisno menjelaskan bahwa masyarakat di sekitar kawasan hutan bukanlah musuh tetapi merupakan mitra kerja dalam pengelolaan kawasan hutan. “Hubungan timbal balik dengan masyarakat nantinya dibentuk dalam sebuah program pemberdayaan masyarakat,” jelas Sutrisno.
Lebih lanjut Sutrisno mengatakan, hal sederhana yang perlu dipersiapkan oleh seorang fasilitator adalah dengan membuka diri kepada masyarakat. Selain itu, menemukan orang yang dapat dijadikan sebagai mitra pendamping di desa juga merupakan hal yang penting.
“Tujuan pendampingan yaitu membangun perspektif dan pemahaman masyarakat terutama mengenai perhutanan sosial, mengajak memahami persoalan secara bersama-sama, dan mencari jalan keluar bersama-sama,” tambah Sutrisno.
Sutrisno juga mengajak calon fasilitator untuk berdiskusi mengenai kemampuan diri sendiri dan kondisi di lapangan dengan menggunakan analisis SWAT (strengths-kekuatan, weaknesses-kelemahan, opportunities-peluang, dan threats-ancaman).
Melalui pembekalan ini, Kepala Seksi Sarana Penelitian BP2LHK Aek Nauli, Eddy Syahputra Sitepu, SH berharap fasilitator lebih siap saat di lapangan nantinya. Fasilitator dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sekitar kawasan hutan berbekal materi yang telah diperoleh.
"Dilema antara kelestarian ekosistem kawasan hutan dengan dorongan kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar kawasan merupakan tantangan besar bagi fasilator KHDTK Siali-ali,” kata Sitepu sebelumnya.***NNN