Dientry oleh Rizda Hutagalung - 30 July, 2018 - 1115 klik
Menulis Ilmiah: Hasil Kerja Minimal Seorang Peneliti

B2P2BPTH (Cibinong, Juli 2018)_Menulis ilmiah merupakan hasil kerja minimal seorang peneliti. Hal ini sesuai standar kompetensi penulisan ilmiah sebagai syarat jabatan fungsional peneliti yang lebih dikenal dengan Hasil Kerja Minimal (HKM). 

“Secara umum HKM ada dua, yaitu kemampuan melakukan penelitian sesuai kaidah ilmiah dan kemampuan mengkomunikasikannya baik oral maupun tulisan,” kata Ratih Retno Wulandari M.Si, PLT Kapusbindiklat Peneliti, Jumat (13/7/2018) saat menutup Pendidikan dan Latihan (Diklat) Teknis Penulisan Ilmiah (KTI Nasional) Gelombang II di Kantor Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti, LIPI, Cibinong. 

Hal ini juga disampaikan Prof. Dr. Bambang Subiyakto, Wakil kepala LIPI, dalam arahan saat membuka kegiatan tersebut, Selasa (10/7/2018). Menurut Bambang, selain hasil riset yang dapat diimplementasikan di lapangan dalam bentuk paket iptek yang integratif, para peneliti juga dituntut menghasilkan publikasi ilmiah di tingkat internasional. 

“Kita masih kalah dengan para peneliti Thailand dan Malaysia dalam menghasilkan publikasi ilmiah, baik nasional maupun internasional. Sabar hati dan tidak mudah putus asa untuk mengasah kemampuan menulis ilmiah, adalah salah satu kunci suksesnya,” kata Bambang berbagi pengalaman. 

Terkait itu, Ika Susanti, M.M., Kabid. Penyelenggaraan Diklat ini menyampaikan bahwa meningkatkan motivasi para peneliti dalam mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi adalah tujuan dari kegiatan ini. “Sasarannya, para peserta diharapkan mampu merevisi artikel sesuai dengan kaidah ilmiah dalam penulisan jurnal nasional terakreditasi,” kata Ika. 

Beberapa materi diklat yang diberikan antara lain Etika Publikasi dan Hak Cipta, Strategi Menulis di Jurnal Terakreditasi, Praktek Revisi Arikel (bimbingan), Pengarahan Program dan Evaluasi Program, dan Manajemen Referensi dan Pengecekan Plagiat. 

“Modal yang sudah didapatkan para peserta di Diklat ini diharapkan dilanjutkan di tempat kerjanya masing-masing dengan model pengembangan kompetensi lainnya seperti coaching, sharing, dan mentoring dengan para peneliti senior,” tambah Ika. 

Diklat ini merupakan kerjasama antara Pusbindiklat Peneliti-LIPI dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Menristek Dikti. Dilaksanakan selama 4 hari, tanggal 10 sampai 13 Juli 2018, kegiatan ini dikuti 30 orang peneliti pertama dan peneliti muda yang berasal dari Lembaga Litbang di bawah Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian. 

Mewakili Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2P2BPTH) Yogyakarta, Lukman Hakim, S.Hut, MP menyampaikan artikel berjudul “Keragaman Kandungan Lemak Nabati Spesies Shorea Penghasil Tengkawang dari Beberapa Provenans dan Ras Lahan”. Artikel ini telah disubmit ke Jurnal Ilmu Kehutanan UGM dan sudah pada tahap editing.***LH

Penulis : Lukman Hakim