Dientry oleh Rizda Hutagalung - 31 July, 2018 - 883 klik
Peneliti PPKS dan NAFRO Japan Lakukan Penelitian di KHDTK Aek Nauli

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, Juli 2018)_Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli kedatangan peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Pematangsiantar, Dr. Erwinsyah, S.Hut, M.Sc dan dari National Agriculture and Food Research Organization (NAFRO) Japan,  Dr. Kiyotada Hayashi, Senin (23/7/2018). Tujuan kedatangan kedua peneliti tersebut adalah melaksanakan penelitian untuk mengembangkan metode cepat dalam menduga atau mengestimasi tingkat biodiversitas suatu ekosistem atau lahan.

Beberapa alasan pemilihan lokasi perekaman dan pengambilan data biodiversitas di KHDTK Aek Nauli menurut Dr. Erwinsyahdiantaranya mengenai kondisi hutannya, dimana KHDTK Aek Nauli masih cukup terjaga kealamiannya. Selain itu, KHDTK Aek Nauli berada dalam pengelolaan BP2LHK Aek Nauli yang juga merupakan sebuah institusi riset, sehingga diharapkan nantinya dapat diperoleh berbagai informasi mengenai hasil-hasil yang telah didapatkan sebelumnya.

 “Kita mencoba untuk mengembangkan suatu metode pengukuran biodiversitas suatu ekosistem atau suatu area melalui perekaman suara yang tertangkap oleh recorder yang dipasang, baik itu serangga, burung, kemudian suara-suara dari binatang mamalia atau binatang yang memang sedang berada di habitat hutan ini,” kata Erwin menjelaskan secara singkat kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan di BP2LHK Aek Nauli.

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan dan perekaman data ini direncanakan akan berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Data-data yang diperoleh nantinya akan dikumpulkan secara reguler. Selain dengan rekaman suara, kegiatan ini juga akan didukung oleh hasil perekaman gambar dari kamera trap untuk melihat binatang-binatang atau hewan apa saja yang berada di lingkungan hutan.

“Kita harapkan ke depannya kita dapat bekerjasama lebih lanjut antara PPKS, BP2LHK Aek Nauli, NAFRO dan PCO2. Sehingga bisa mendapatkan hasil yang komprehensif dan dapat dipublikasikan secara internasional,” harap Erwin di akhir perbincangan.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti dari NAFRO Japan, Dr. Kiyotada Hayashi mengungkapkan bahwa mereka akan membandingkan biodiversitas (keanekaragaman hayati) di beberapa tempat untuk dipelajari.

“Kami mencoba membandingkan biodiversitas di hutan alam dan juga di perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit, apakah ada perbedaannya. Jadi bagaimana aktivitas manusia dalam mempengaruhi lingkungan sekitarnya,” ungkap Kiyotada.

“Saya pikir Ini adalah sebuah topik yang sangat penting untuk dipelajari, karena di masa depan, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi pengelolaan hutan tanaman yang ramah lingkungan,” tambah Kiyotada.

Kiyotada mengatakan, penelitian ini akan dilaksanakan di 3 provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat dengan menggandeng TCO2, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan software dan tools untuk pengukuran-pengukuran emisi gas rumah kaca asal Jepang.

Yoshihito Yasaka, salah seorang engineer TCO2 yang ikut serta dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa  alat perekaman suara hewan ini menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) dalam proses perekaman datanya.

“Setelah data suara hewan yang telah direkam tersebut diolah menggunakan komputer, kita bisa menentukan suara hewan apa saja yang terekam oleh alat ini. hal ini menurut saya akan menghemat waktu dan biaya dalam pelaksanaan penelitian,” kata Yasaka.

Sebagai informasi, kegiatan pemasangan alat perekaman data di KHDTK Aek Nauli berlangsung selama 2 hari dan didampingi oleh peneliti BP2LHK Aek Nauli, Wanda Kuswanda, S.Hut, M.Sc dan Asep Sukmana, SP, M.Sc ***Hrs

Penulis : Alharis Muslim