Dientry oleh Rizda Hutagalung - 19 July, 2018 - 7030 klik
Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab: Solusi Fundamental Masalah Lingkungan

P3SEKPI (Bogor, 16/7/2018)_Satu dari 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Tujuan yang selanjutnya disebut SDGs 12 ini menitikberatkan kepada upaya mendorong pengelolaan sumber daya dan energi serta penggunaan barang dan jasa yang berkelanjutan.

Dalam agenda Pojok Iklim, Rabu (11/7/2018) di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan, Noer Adi Wardojo menyampaikan bahwa penerapan SDGs 12 ini merupakan sebuah solusi fundamental dari permasalahan lingkungan yang terjadi.

Noer mengatakan, ketika ada permasalahan lingkungan, orang-orang menyelesaikannya dengan sikap mengubah gaya hidup, misalnya menjadi seorang vegetarian atau menghindari penggunaan plastik. “Itu bagus, kita dorong, namun tidak menyelesaikan masalah dari sumbernya. Lantas bagaimana? Kita tangani masalah itu dari sumbernya: perubahan di tataran operasional Pemerintah, bisnis, dan masyarakat,” kata Noer.

Menurut Noer, di sektor pemerintahan, perubahan perlu difokuskan pada operasional kantor. Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan menjadi perhatian. Mendukung itu, diterapkan juga eco office, sistem manajemen lingkungan yang diterapkan oleh kantor demi menciptakan lingkungan yang bersih, indah, dan nyaman serta menyehatkan.

“Misal, perubahan lampu menjadi lampu hemat listrik, fasilitas rendah karbon dan limbah yang dikelola secara bertanggung jawab,” kata Noer.

Bisnis juga memiliki kewajiban yang sama untuk praktik berkelanjutan. Menurut Noer, ekolabel dan sistem manajemen lingkungan menjadi dua standar yang didorong untuk menunjang implementasi SDGs di sektor bisnis. “Proses verifikasi teknologi yang digunakan serta pendanaan dan investasi terus diupayakan demi menggapai predikat ramah lingkungan,” kata Noer.

Selain itu, efisiensi sumberdaya dan produksi bersih juga perlu diperhatikan. Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang berifat prefentive dan terpadu yang diterapkan secara terus-menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan.

Menurut Noer, sektor masyarakat juga tak kalah penting. Standar pelayanan publik (SPM) serta ketersediaan informasi dan sarana di area publik perlu dijadikan fokus. Penggunaan secondary material atau barang bekas pakai yang telah didaur ulang juga didorong untuk menciptakan sistem ekonomi yang efisien.

“Tujuan akhir kita sangat jelas, untuk lingkungan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” kata Noer.

Sebagaimana diketahui, SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang berkelanjutan. Agenda tersebut merupakan kelanjutan dari agenda sebelumnya yaitu MDGs (Millenium Development Goals) yang berakhir pada tahun 2015. SDGs memiliki 17 tujuan yang dibuat universal, integratif, dan inklusif dengan gapaian besar yaitu kemaslahatan manusia dan planet bumi. SDGs juga dikenal sebagai Transforming our World: the 2030 Agenda for Sustainable Development atau ”Transformasi Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 secara sistemik di semua sektor, baik pemerintahan, bisnis, maupun masyarakat. Komitmen tersebut dapat dimaknai sebagai kesungguhan Indonesia dalam melaksanakan agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. Agenda ini dibuat untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.

Salah satunya, Rabu (18/7/2018), Indonesia memperoleh momentum yang sangat baik dalam upaya menggaungkan upaya yang telah menjadi komitmen untuk dilaksanakan. Momentum tersebut berupa kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia, dalam hal ini Dr. Agus Justianto, Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menjadi keynote speech dalam agenda “Sustainable Consumption and Production (SCP) in Asia and the Pacific for Accelerated Achievement of the SDGs”, di United Headquarters, New York.***FF

Penulis : Tim website