Dientry oleh Rizda Hutagalung - 20 July, 2018 - 1857 klik
ASEAN Apresiasi Indonesia dan Philipina Terkait Inisiatif Rencana Pelatihan “Identifikasi Jenis Kayu” Bersama

BLI (Nay Pyi Taw, Myanmar, Juli 2018)_Negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) mengapresiasi dan mendukung penyusunan proposal bersama tentang pelatihan identifikasi kayu dan workshop pengembangan jejaring xylarium (perpustakaan kayu) lingkup ASEAN yang telah dilakukan Indonesia dan Philipina beberapa waktu lalu.

Hal ini menjadi catatan akhir Pertemuan ASEAN Working Group on Forest Products Development ke-21 tahun 2018 (The 21st Meeting of AWG-FPD) di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 9-10 Juli 2018. Sebagai informasi, rencananya identifikasi kayu yang akan dilatihkan yaitu menggunakan metode Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) barcoding  dan finger printing, NIR (Near Infra Red), dan computer vision.

Hal ini penting dilaksanakan dalam rangka mendukung penegakan legalitas kayu untuk implementasi FLEGT (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) mengingat pengetahuan tentang identifikasi jenis dan asal-usul kayu sangat penting.

Pelatihan identifikasi kayu menggunakan DNA, rencananya akan dilaksanakan bekerjasama dengan Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta. Sedangkan pelatihan identifikasi kayu menggunakan computer vision serta workshop pengembangan jejaring xylarium akan diselenggarakan di Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.

Pendekatan lain untuk identifikasi jenis kayu yang diusulkan adalah menggunakan NIR Spectroscopy. Teknik ini telah digunakan di Custom  USA dan telah mulai dipelajari di Jepang, Korea Selatan dan Brazil untuk membedakan jenis kayu. Pelatihan identifikasi jenis kayu menggunakan NIR rencananya akan dilaksanakan dengan melibatkan tenaga ahli dari Kyoto University, Prof. Junji Sugiyama.

Pertemuan The 21st Meeting of AWG-FPD  yang dihadiri delegasi dari Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Lao People's Democratic Republic, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Viet Nam, dan ASEAN Secretariat (ASEC) ini membahas isu-isu penting.

Hasilnya disampaikan pada pertemuan ASOF (ASEAN Senior Official on Forestry) tahun 2018 terkait Roadmap untuk Masyarakat ASEAN (2016-2025); perkembangan dan kerjasama sertifikasi legalitas kayu untuk negara-negara anggota ASEAN; status kesepakatan dengan negara-negara Uni Eropa mengenai Forest Law Enforcement, Governance and Trade - Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA); status riset, produksi, perdagangan dan konservasi tanaman herbal dan obat di ASEAN; kerjasama penyusunan publikasi dan directory tanaman obat dan kegiatan-kegiatan riset hasil hutan, kerjasama pengembangan hasil hutan dan rencana aksinya; serta dialog dengan ASEAN partners.

Adapun Delegasi Republik Indonesia (DELRI) untuk Pertemuan AWG-FPD tahun 2018 tersebut dipimpin oleh Dr. Henry Silka Innah didampingi peneliti Anatomi Kayu Puslitbang Hasil Hutan sekaligus super admin website ARKN-FPD (ASEAN Regional Knowledge Network on Forest Products Development), Dr. Ratih Damayanti. 

Sebagai informasi, Puslitbang Hasil Hutan merupakan National Focal Point KLHK untuk AWG-FPD bersama Puslitbang Hutan untuk isu Herbal dan Medicinal Plant/HMP; Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan untuk isu Timber Certification Initiative/PATCI dan isu Forest Products Development/FPD); serta Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan untuk isu-isu Promosi Perdagangan dan Pemasaran Produk Hasil Hutan.***HSI

Penulis : Henry Silka