Dientry oleh Rizda Hutagalung - 02 October, 2018 - 867 klik
Sosialisasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS)

BLI (Bogor, Oktober 2018)_Mengundang narasumber dari Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Badan Litbang dan Inovasi (BLI) melaksanakan Sosialisasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) di Kampus BLI, Gunung Batu, Bogor, Senin (1/10/2018). Selain diikuti peneliti dari empat pusat litbang dan balai BLI yang ada di Bogor, sosialisasi ini juga diikuti oleh peneliti BLI dari unit pelaksana teknisnya di daerah melalui video conference (vicon).

“Saya berharap, pertemuan ini menjadi usaha kita untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan, tentunya dengan tidak melupakan unsur inovasi yang menjadi salah satu core business kita di BLI,” kata Dr. Sylvana Ratina, Sekretaris BLI saat membuka acara.

Sylvana menyampaikan bahwa sampai dengan 1 Oktober 2018 sudah terdapat 35 proposal dari 10 satker BLI yang sudah masuk ke tim reviewer yaitu tim penilai proposal penelitian dan pengembangan (TP4) sebelum diajukan ke Kemenristekdikti untuk mengikuti proses seleksi program INSINAS.

Untuk mendapat masukan dari narasumber dan sesama peneliti yang hadir, enam proposal diantaranya dipresentasikan pada sesi pagi pertemuan ini, dua diantaranya dipaparkan melalui vicon yaitu proposal atas nama Gerson Njurumana, S.Hut, M.Sc dari Kupang dan Budiyanto Dwi Prasetyo, S.Sos, MA dari Solo.

Selaku narasumber, Dr. Eng. Hotmatua Daulay, Direktur Pengembangan Teknologi Industri, Kemenristekdikti menyampaikan beberapa catatan terhadap proposal yang diusulkan sekaligus masukan untuk semua peneliti.

“Luaran harus diperhatikan. Karena ini dulu yang dilihat oleh para reviewer. Minimal dua jurnal yaitu jurnal nasional dan internasional wajib bagi penelitian dasar, yang lainnya menghasilkan prototipe, ” jelas Hotmatua.

Hotmatua mencontohkan, sinergi INSINAS 2017 - 2018: Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) yang merupakan sinergi Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Litbang dan Inovasi KLHK dengan Pusat Penelitian Informatika - LIPI.

“Ini sebagai contoh yang sudah berhasil. Yang lain bisa juga begini,” kata Hotmatua. Sebagaimana diketahui, Jumat (28/9/2018) lalu, AIKO sudah di-launching oleh Menteri Lingkungan HIdup dan Kehutanan, Dr. Siti Nurbaya pada Pameran Usaha Kehutanan (PUSAKA) tahun 2018 di Hutan Pinus Mangunan, Yogyakarta yang kemudian ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Pada sesi siang, Hotmatua menyampaikan materinya berjudul “Hilirisasi Penelitian dan Program Insentif Riset dan Pengembangan”. Dalam materinya, Hotmatua memaparkan kondisi penelitian saat ini dan kesiapterapan teknologi, dan sosialisasi program INSINAS.

Macam-macam insentif riset dan pengembangan dari Kemenristekdikti yaitu: INSINAS, Program Pengembangan Teknologi Industri (PPIT), Insentif Inovasi Industri, Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi.

“INSINAS bertujuan untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional melalui peningkatan sinergi, produktivitas dan optimalisasi sumberdaya litbang nasional. Sedangkan sasarannya adalah peningkatan produktivitas riset (academic of excellence) dan pendayagunaan hasil litbang nasional (economic value),” kata Hotmatua.

“Pendayagunaan menghasilkan value menuju kesejahteraan ini artinya insentif ini kita gunakan untuk menghasilkan suatu hasil riset yang dapat meningkatkan kesejahteraan, baik pengguna, dan kita, kita bisa dapat royalti juga,” tambah Hotmatua.

Adapun konsep skema riset pratama (skema, TKT dan SKB) dapat berupa individu, kemitraan, dan konsorsium. Penelitian perlu multidisiplin karena diskusi-diskusi multidispilin inilah yang akan memperkaya penelitian dan memiliki impact ekonomi. “Kita perlu sharing ilmu, supaya penelitian lebih kaya dan tidak monoton,” kata Hotmatua pada sesi diskusi terkait kemitraan.***RH

Download materi

 

Penulis : Risda Hutagalung