Dientry oleh Rizda Hutagalung - 03 October, 2018 - 622 klik
Partisipasi B2P2BPTH Pada Festival KPH Tingkat Nasional dan Pusaka 2018

B2P2BPTH (Bantul, Oktober 2018)_Berpartisipasi pada Festival Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan (PUSAKA) 2018 di Hutan Pinus Sari Mangunan Bantul, Jumat (28/9/2018), Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2P2BPTH) tergabung dalam stand pameran BLI KLHK. Pada acara yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, B2P2BPTH menampilkan benih dan minyak kayu putih, beberapa contoh tanaman hasil penelitian kultur jaringan, serta publikasi hasil penelitian. 

Kayu putih adalah salah satu hasil litbang unggulan yang dihasilkan oleh B2P2BPTH, disamping beberapa hasil-hasil litbang unggulan lainnya. Bahkan pada pameran Ritech (Research and Technology) Expo 2018 beberapa waktu lalu di Pekanbaru, stand kayu putih tampil pada Zona “Eye Catching”. Zona “Eye Catching” merupakan area pameran Hasil Lomba Inovasi Nasional 2018 dan atau lembaga penerima Pendanaan Inovasi Industri 2017 dan 2018 dari Kemeristekdikti.

Salah satu yang telah memanfaatkan hasil litbang kayu putih ini adalah Kelompok Tani Kovarwis yang berada di Dusun Rimbajaya, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Dusun Rimbajaya dijadikan pilot project pengembangan untuk masyarakat pedesaan di Papua. Plot tersebut merupakan kerja bersama antara B2P2BPTH, KPHL Biak Numfor dan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Maluku Papua di Ambon.

Dari 25.000 pohon yang ada di lahan seluas 5 ha yang telah ditanam oleh Kelompok Tani Kovarwis, diperkirakan akan diperoleh daun seberat 125.000 kg (asumsi produksi daun 5 kg/pohon) atau setara dengan minyak seberat 1.250 kg (asumsi rendemen 1%, potensi rendemen 1.25%), setiap musim panen. Panen daun dapat dilakukan secara periodik dalam jangka waktu 9 bulan. Dengan hasil minyak sebanyak itu, Kelompok tani Kovarwis berpotensi mendapatkan penghasilan hingga Rp. 300 juta setiap periode panen (asumsi harga minyak Rp. 200 ribu/kg).

Hal itu selaras dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaannya di Festival KHP dan Pusaka 2018 tersebut. “Kita harus bersyukur bahwa hutan Indonesia tidak hanya berperan mengurangi emisi karbon dan menjaga keseimbangan lingkungan sebagai paru-paru dunia, namun juga menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,” kata presiden.

Materi pameran lainnya adalah contoh planlet/tanaman hasil kultur jaringan. Beberapa planlet yang ditampilkan adalah tanaman cendana, jati dan sengon. Yang dimaksud planlet dalam kultur jaringan adalah tanaman mini lengkap hasil regenerasi atau perbanyakan kultur jaringan yang memiliki batang, daun, dan akar.

B2P2BPTH saat ini telah dan sedang melakukan penelitian perbanyakan melalui kultur jaringan untuk tanaman seperti Acacia mangium, Acacia auriculiformis, Alstonia scholaris, eucalyptus pellita, Falcataria moluccana, Tectona grandis dll.

Pada pameran yang digelar di tegakan hutan pinus yang sejuk tersebut, juga dipamerkan berbagai produk kehutanan baik kayu maupun non-kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi  seperti block log, plywood, vinyl, hingga madu, gula aren, kopi, teh, sutera, tak ketinggalan sektor wisata alam seperti Hutan Pinus Mangunan.***MNA

Penulis : M. Nurdin Asfandi