Dientry oleh Rizda Hutagalung - 23 October, 2018 - 1046 klik
8th Indonesia Climate Change Education Forum & Expo 2018

BP2LHK Aek Nauli (Medan, Oktober 2018)_Untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak perubahan iklim dan upaya pengendaliannya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan 8th Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) 2018 di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, Sumatera Utara selama tiga hari, 17 - 19 Oktober 2018 lalu.

“Upaya pengurangan risiko dampak perubahan iklim merupakan tugas bersama yang memerlukan dukungan dan partisipasi aktif seluruh pihak, termasuk pemerintah, akademisi, organisasi non pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat umum,” kata Dr. Agus Justianto, M.Sc, Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) dalam sambutannya mewakili Menteri LHK sesaat sebelum membuka acara.

Agus menyampaikan bahwa pemanasan global telah menjadi perhatian masyarakat dunia. Bahkan dampak dari pemanasan global banyak peristiwa bencana alam, yang terjadi di wilayah Indonesia, seperti banjir, longsor, dan angin ribut yang semakin sering.

“Penguatan sinergi dan koordinasi program pengendalian perubahan iklim perlu terus dibangun baik secara vertikal antara pemerintah pusat dan daerah maupun secara horizontal dengan seluruh sektor atau pihak terkait di wilayah setempat sehingga dapat terwujud efisiensi dalam penggunaan sumber daya, termasuk anggaran,” tambah Agus.

Sebelumnya, sebagai penyelenggara, Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc, Kepala Biro Humas Kementerian LHK menyampaikan bahwa pameran ini merupakan upaya Kementerian LHK untuk menyebarkan informasi dan dialog dengan pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat mengenai pengendalian perubahan iklim.

“Untuk mengatasi perubahan iklim, selain diperlukan komitmen yang tinggi, juga seluruh masyarakat Indonesia telah teredukasi dengan memahami kaidah risiko dan upaya pengendalian perubahan iklim. Salah satu upaya penyebarluasan informasi tersebut dilakukan melalui pameran,” kata Djati.

Selesai kegiatan pembukaan, Kepala BLI, Kepala Biro Humas, dan Sekretaris BLI Kementerian LHK mengunjungi beberapa booth pameran yang ada. Salah satunya yang dikunjungi adalah booth Kementerian LHK yang menampilkan beberapa produk litbang unggulan dari Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli dan Pusat Litbang Hasil Hutan. BP2LHK Aek Nauli menampilkan antara lain madu, teh pirdot, teh taxus, dan parfum kemenyan. Setelah melihat beberapa produk litbang, Agus menyempatkan mencicipi madu dari jenis tanaman kaliandra.

Selain pameran, agenda utama ICCEFE ini dirangkaikan dengan forum diskusi, dialog interaktif, talkshow, komunikasi dan edukasi dalam bentuk pemasangan poster, gelar budaya dan kearifan lokal, “Games to Climate Change” yang dipresentasikan oleh kaum muda termasuk gerakan Pramuka.

ICCEFE Tahun 2018 yang bertema "Together Towards a Low Carbon Future" ini diikuti oleh peserta dari kementerian dan lembaga pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha nasional dan investasi, organisasi profesi, serta komunitas.

Selain dari KLHK, acara ini juga diikuti oleh masyarakat binaan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sumatera; Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM; LIPI, DLH Provinsi Sumatera Utara, PT. NSHE; PT. TPL, Tbk; Badan Restorasi Gambut; Yayasan Gajah Sumatera, Komunitass Green Teachers Indonesia, dan lain sebagainya.

Dari siaran pers yang dibagikan panitia penyelenggara, disebutkan bahwa diawali penyelenggaraan yang pertama tahun 2010, ICCEFE hingga penyelenggaraan ke-8 tahun 2018 ini terus mengalami penguatan secara positif. ICCEFE ini menjelma menjadi sebuah kelembagaan yang diperlukan oleh pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat, maupun lembaga-lembaga international yang menyokong pengendalian perubahan iklim. ICCEFE ini sekaligus menjadi ruang komunikasi dalam pembekalan delegasi Indonesia memasuki putaran COP-UNFCCC di Katowice, Polandia pada November 2018 nanti.***NNN/JL/HS

Penulis : Tim website