Dientry oleh Rizda Hutagalung - 26 October, 2018 - 810 klik
AIKO dan Xylarium Bogoriense Tampil Pada The 8th Indonesia Climate Change Forum & Expo 2018 di Medan

P3HH (Medan, Oktober 2018)_Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) dan Xylarium Bogoriense kembali tampil di ajang pameran nasional. Pada 17-19 Oktober 2018 lalu, AIKO dan xylarium Indonesia nomor satu dunia ini tampil di “The 8th Indonesia Climate Change Forum & Expo 2018” di Medan, Sumatera Utara.

“Pada awalnya, untuk mengidentifikasi satu jenis kayu secara manual, tenaga ahli peneliti P3HH memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Perlu waktu lama, karena harus mencocokkan secara detail ciri makroskopis sampel kayu menggunakan mikroskop digital (dino-lite) terhadap spesimen kayu yang ada di Laboratorium Anatomi Tumbuhan (Xylarium Bogoriense) P3HH. Dengan adanya AIKO, maka penentuan jenis kayu bisa dilakukan dalam waktu hitungan detik saja,” kata Dr. Dwi Sudharto, Kepala P3HH menjawab beberapa pertanyaan pengunjung pameran.

Kepada pengunjung pameran, Dr. Ratih Damayanti, Peneliti Anatomi Kayu P3HH juga menjelaskan bahwa AIKO adalah perangkat canggih berbasis computer vision yang diaplikasikan pada gadget (smartphone) berbasis Android. AIKO merupakan hasil kerjasama penelitian antara Pusat Penelitian Informatika (P2I) LIPI dan P3HH, yang pendanaannya didukung oleh program Insentif Nasional (Insinas) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

“Yang perlu diperhatikan bahwa AIKO ini masih tahap penelitian dan akan terus dilakukan penyempurnaan,” kata Ratih.

Sebagaimana diketahui, AIKO diluncurkan bersamaan dengan deklarasi Xylarium Bogoriense sebagai xylarium pemilik koleksi spesimen kayu terbesar dunia oleh Menteri LHK, Dr. Siti Nurbaya yang dihadiri oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo, Jumat (28/9/2018) pada acara “Festival Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan (PUSAKA) Tahun 2018 di Hutan Pinus Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

Sejak saat itu, AIKO dan Xylarium Bogoriense terus menjadi pusat perhatian dan pemberitaan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Pada pameran di Medan inipun banyak pengunjung yang tertarik melihat dan mencoba sendiri mengidentifikasi kayu dengan AIKO.

Kegiatan “The 8th Indonesia Climate Change Forum & Expo 2018” ini diikuti oleh berbagai institusi. Selain dari lingkup Kementerian LHK juga dari pemerintah daerah, dunia usaha, LSM, dsb. Acara tersebut dibuka oleh Menteri LHK yang diwakili Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Dr. Agus Justianto.

Dalam sambutannya, Menteri LHK menyatakan bahwa sesuatu yang penting untuk dipersiapkan oleh Indonesia untuk menghadapi agenda pengendalian perubahan iklim ini, terkait dengan beberapa tataran (platform) yaitu: pertama, pada tataran nilai-nilai, Bangsa Indonesia punya kekuatan besar yaitu Ketahanan Nasional; kedua, pada tataran kebijakan; dan ketiga pada tataran operasional. Ketiga platform ini berlangsung simultan dalam kita melaksanakan pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

Pameran yang mengangkat tema “Together Towards a Low Carbon Future”, ini diharapkan dapat mensosialisasikan program pemerintah di bidang perubahan iklim, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

“Oleh karenanya Bangsa Indonesia perlu diedukasi dan memahami tentang risiko dan upaya pengendalian perubahan iklim. Salah satu upaya penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan melalui pameran,” pungkas Menteri LHK dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala BLI.***ATH

Penulis : Ayit