Dientry oleh Rizda Hutagalung - 31 October, 2018 - 610 klik
Peneliti BP2LHK Kupang Sampaikan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Kupang

BP2LHK Kupang (Kupang, Oktober 2018)_Diundang sebagai narasumber, dua orang peneliti Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Kupang menyampaikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (15/10/2018). Dua peneliti tersebut, yaitu Siswadi, S.Hut., M.Sc dan Heny Rianawati, S.Hut.

“Bagi para peneliti, kesempatan ini merupakan ajang untuk berbagi ilmu dan mendiseminasikan kegiatan penelitian,” kata Heny di awal presentasinya.

“Karena itu, para mahasiswa diharapkan memperoleh tambahan pengetahuan dan menumbuhkan minat mereka terhadap penelitian,” tambah Heny.

Kepada para mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi ini, Siswadi menyampaikan materi mengenai karakteristik tumbuhan faloak (Sterculia quadrifida, R.Br.). Dalam paparannya Siswadi menjelaskan secara singkat tentang sebaran, manfaat, kandungan senyawa kimia dan konservasi genetik tumbuhan Faloak.

Sementara Heny Rianawati, S.Hut. menjelaskan tentang fisiologi dan ekologi cendana (Santalum album Linn.). Selain itu Heny juga menjelaskan tentang status perlindungan, dan kandungan santalol dalam cendana.

Pada sesi diskusi, beberapa mahasiswa cukup antusias mengajukan pertanyaan. Salah seorang mahasiswa bertanya tentang apa yang sudah dilakukan oleh BP2LHK Kupang untuk mengembangkan tanaman faloak dan cendana. Pertanyaan lainnya, apakah sudah ada produk faloak yang dibuat oleh BP2LHK Kupang.

Menjawab pertanyaan tersebut, Heny menjelaskan bahwa BP2LHK telah membangun areal produksi benih cendana di Oelbubuk, Netpala, Timor Tengah Selatan. “Saat ini areal tersebut menjadi satu-satunya sumber benih cendana tersertifikasi di Nusa Tenggara Timur (NTT). BP2LHK juga melakukan pelatihan kepada masyarakat tentang budi daya cendana serta upaya pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini,” kata Heny.

Terkait tanaman faloak, Siswadi, narasumber lainnya mengatakan bahwa BP2LHK Kupang telah mengembangkan tanaman faloak seluas 2,5 ha di Stasiun Penelitian Banamla’at Kab. Timor Tengah Utara dengan sumber materi genetik yang dikoleksi dari pulau-pulai di NTT.

“Saat ini BP2LHK Kupang juga sedang mengembangkan produk kemasan berbahan baku kulit batang faloak berupa teh agar praktis dikonsumsi, higenis dan menjangkau masyarakat yang lebih luas,” kata Siswadi.

Sebagai informasi, ini merupakan pertama kalinya peneliti BP2LHK Kupang diundang menjadi narasumber kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kupang. Ke depan, BP2LHK Kupang berharap dapat diundang kembali menjadi narasumber, dengan peneliti dan tema yang berbeda tentunya.

Kuliah umum ini merupakan bagian dari mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, Botani Tumbuhan Tinggi serta Ekologi Tumbuhan yang dihadiri oleh kurang lebih 50 orang mahasiswa semester 6.***

Penulis : Tim website