Dientry oleh Rizda Hutagalung - 08 November, 2018 - 2756 klik
BP2TA Ciamis Sumbang Saran dalam FGD “Pengelolaan DAS Berkelanjutan dengan Agroforestri” IPB

BP2TA (Ciamis, November 2018)_Dalam rangka sharing informasi dan pemikiran serta untuk memperoleh umpan balik guna pemantapan riset, Balai Litbang Teknologi Agroforestri (BP2TA) Ciamis diundang sebagai pembahas pada focus group discussion (FGD) penelitian yang dilakukan staf pengajar/dosen Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB).

FGD penelitian berjudul “Kajian Pengelolaan Berkelanjutan Daerah Aliran Sungai berbasis Agroforestry Landscape untuk Mitigasi Bencana Lingkungan di Kabupaten Ciamis” ini diselenggarakan pada Selasa (30/10/2018) di ruang rapat paripurna DPRD Ciamis.

FGD tersebut diawali dengan paparan yang disampaikan oleh Dr. Leti Sundawati sebagai ketua tim peneliti kajian tersebut. Leti menjelaskan bahwa bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Indonesia seperti banjir, longsor, gempa bumi, bahkan tsunami perlu disikapi dengan mitigasi bencana yang memadai.

“Meskipun di Ciamis potensi bencana relatif kecil, namun adanya perubahan tata guna lahan mempengaruhi wilayah yang luas sehingga dapat menyebabkan kehilangan biodiversitas dan bencana lingkungan,” ungkap Leti.

lebih lanjut Leti menjelaskan bahwa pendekatan wilayah daerah aliran sungai (DAS) dipakai dalam penelitian ini. Leti dan tim mengambil lokasi di Sub DAS Cimuntur yang wilayahnya berada di Kabupaten Ciamis. Pola-pola agroforestri dalam pemanfaatan lahan kering di Kabupaten Ciamis dipandang mampu menjadi solusi pengelolaan berkelanjutan sebagai upaya mitigasi bencana lingkungan.

Dr. Ir. Budiman Ahmad, M.Sc, peneliti utama BP2TA Ciamis, yang diminta sebagai pembahas dalam diskusi ini mengungkapkan bahwa pengelolaan lahan dengan konsep agroforestri seperti pada bentuk-bentuk hutan rakyat yang sudah berkembang di Ciamis perlu dukungan banyak pihak.

"Jangan sampai meminimalkan bencana lingkungan namun mengundang bencana ekonomi. Usaha penanaman pohon dalam pola agroforestri dapat dikelola dengan baik sehingga tetap memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Pendampingan bagi masyarakat untuk mengelola lahan sekaligus penguatan kelembagaannya perlu menjadi perhatian bersama, termasuk kebijakan daerah yang mendukung,” kata Budiman.

Lebih lanjut Dr. Budiman menjelaskan bahwa BP2TA pada tahun 2012-2014 telah melakukan kegiatan penelitian integratif pengelolaan landscape agroforestri pada DAS prioritas di DAS Citanduy, yang salah satu wilayahnya adalah Sub DAS Cimuntur. Menurut Budiman, hasil-hasil penelitian BP2TA ini dapat digunakan untuk menjadi state of the art penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Fakultas Kehutanan IPB.

Dalam FGD tersebut, tim peneliti IPB selain memaparkan temuannya juga hendak meminta konfirmasi mengenai kondisi wilayah Sub DAS Cimuntur, baik dari segi tutupan lahan, pola agroforestri, maupun kondisi sosial ekonominya. Dengan demikian, dapat diperoleh masukan variabel-variabel sebagai pertimbangan untuk pengembangan agroforestri berbasis landscape di Sub DAS Cimuntur.

Beberapa temuan BP2TA memperlihatkan bahwa banyak terjadi alih fungsi lahan di wilayah Sub DAS Cimuntur. Dalam sektor pertanian, terlihat beberapa faktor yaitu umur rata-rata petani semakin tua, kurangnya minat generasi muda menjadi petani, kepemilikan lahan yang sempit tidak dapat menjadi sumber penghasilan utama keluarga. Akan tetapi, minat untuk menanam pohon semakin meningkat karena tidak memerlukan pengelolaan yang intensif. Dalam hal inilah pola agroforestri, seperti kopi di bawah tegakan pinus atau pola sengon kapulaga, menjadi bentuk pemanfaatan lahan yang diharapkan dapat menjadi pola-pola mitigasi bencana.

Hadir dalam diskusi tersebut, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang mengelola DAS, Bappeda Ciamis, DPRD Ciamis Komisi 3, unsur-unsur desa, kecamatan, LSM, serta sejumlah peneliti dari BP2TA Ciamis.***

Penulis : Tim website