Dientry oleh Rizda Hutagalung - 13 November, 2018 - 841 klik
Perbanyakan Mikro Ramin, Pohon Tropis yang Terancam Punah

B2P2BPTH (Yogyakarta, November 2018)_Saat ini Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2P2BPTH) sedang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai propagasi/perbanyakan mikro ramin. Bekerjasama dengan Asia Pulp and Paper Group, penelitian ini ditujukan untuk konservasi, reklamasi lahan-lahan gambut terdegradasi dan penanaman di lahan Hutan Tanaman Industri di Sumatera.

“Kurangnya informasi dan belum adanya laporan penelitian teknik propagasi jenis ini untuk skala luas menjadi salah satu penyebab hambatan belum adanya inisiasi pengembangan penanaman ramin sampai saat ini,” kata Dr. Ir. Asri Insiana Putri, MP, peneliti kultur jaringan B2P2BPTH di ruang kerjanya, Jumat (9/11/2018).

Lebih lanjut Asri menjelaskan, pohon ramin yang bernama latin Gonystylus bancanus Miq. Kurtz, di seluruh dunia hanya dapat tumbuh di Sumatera dan Kalimantan. Populasinya di alam telah mengalami penurunan yang tajam sebagai akibat dari tingginya eksploitasi dan tidak ada upaya pelestariannya, sehingga menjadi terancam punah.

Berbagai teknik penyediaan sumber eksplan, teknik sterilisasi eksplan, keseimbangan konsentrasi hormon pada berbagai jenis media kultur jaringan secara nyata menunjukkan hasil yang belum menggembirakan. “Teknik-teknik propagasi mikro jenis-jenis tanaman berkayu di lahan gambut tropis masih sangat terbatas,” jelas Asri.

Tujuan penelitian ini adalah menguasai protokol teknik perbanyakan mikro ramin untuk konservasi, reklamasi skala luas di lahan gambut terdegradasi di Indonesia. Pelatihan sumber daya manusia, penguasaan penanganan laboratorium kultur jaringan dan informasi mengenai hal ini sangat penting, sehingga kegiatan workshop di antara negara-negara di kawasan Asia-Pasifik akan sangat bermanfaat.

Asri mengatakan, kegiatan penelitian itu telah dipaparkannya saat menjadi pembicara tamu pada 2018 Training Workshop: Plant Tissue Culture Techniques di National Institute of Forest Science (NIFos), Suwon, Republic of Korea, 10 s/d 14 September 2018 lalu. Judul makalahnya adalah “Micropropagation of Endangered Tropical Tree”

Workshop ini menampilkan tiga pembicara tamu, yaitu Asri Insiana Putri dari Indonesia, Sripatai Plamporn dari Thailand dan Savoeun Chhorn dari Kamboja. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Asia Pacific Association of Forestry Research Institutions Asosiasi (APAFRI) dan National Institute of Forest Science (NIFos). Peserta berasal dari Thailand, Indonesia dan para peneliti Forest Bioresources Research Department NIFos, Suwon, Korea.

Workshop ini diselenggarakan untuk saling memberikan informasi teknik kultur jaringan diantara negara-negara anggota APAFRI, seperti prinsip dan aplikasi kultur jaringan, preparasi media dan sterilisasi, training berbagai macam teknik kultur jaringan serta kryopreservasi kultur sel tanaman.

APAFRI adalah badan nirlaba independen, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan teknologi dalam mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya hutan di kawasan Asia-Pasifik. Pendirian APAFRI didorong oleh kebutuhan untuk menyediakan kerangka kelembagaan yang layak untuk kolaborasi penelitian di wilayah tersebut. APAFRI merupakan hasil dari keinginan negara-negara di kawasan dan komunitas donor untuk mengembangkan mekanisme yang lebih mandiri dan berkelanjutan untuk memperkuat jaringan penelitian.***mna

Penulis : M. Nurdin A