Dientry oleh Rizda Hutagalung - 26 November, 2018 - 1989 klik
FGD “Peluang Implementasi Imbal Jasa Lingkungan Air di TN Bantimurung-Bulusaraung”

BP2LHK Makassar (Makassar, November 2018)_Dalam rangka pengumpulan data untuk kegiatan penelitian, Kamis (22/11/2018), tim peneliti Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Peluang Implementasi Imbal Jasa Lingkungan Air di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN. Babul).

“Maksud diselenggarakannya FGD adalah untuk menggali informasi mengenai pengelolaan jasa lingkungan air yang telah dilakukan oleh TN. Babul; menggali informasi tentang peran Pamsimas dalam fasilitasi dan pendampingan kelompok pembina air; serta menggali informasi tentang strategi yang dapat dilakukan oleh stakeholder terkait agar mekanisme imbal jasa lingkungan air dapat diterapkan di TN. Babul,” jelas Nur Hayati, SP., MSc. sebagai pelaksana utama kegiatan penelitian ini.

FGD yang dilaksanakan di Balai TN. Babul ini dihadiri oleh para pihak yaitu TN. Babul, Pamsimas, Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) Pedesaan “Tirta Salewangan”, Kepala Desa/Lurah dari delapan desa/kelurahan yang wilayahnya memanfaatkan air dari TN. Babul, dan Ketua KPSPAMS (Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) dari delapan kelompok pemegang Izin Pemanfaatan Air (IPA) serta Izin Pemanfaatan Energi Air (IPEA).

FGD ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah pemaparan materi dari tiga instansi. Nur Hayati dari BP2LHK Makassar memaparkan mengenai potensi jasa lingkungan di TN Babul. Nur memaparkan pentingnya keberadaan hutan untuk mengurangi erosi dan pentingnya implementasi imbal jasa lingkungan untuk menjamin kelestarian hutan di wilayah hulu.

Dari TN. Babul, materi disampaikan langsung oleh kepala Balai TN. Babul, Ir. Yusak Mangetan, MAP. Yusak menjelaskan mengenai potensi TN. Babul dengan 63 sumber air di dalamnya. Kepada para peserta FGD yang hadir, Yusak juga menyampaikan tentang imbal jasa lingkungan yang telah diterapkan di daerah lain. Yusak yakin, di TN. Babul pun, hal tersebut dapat diterapkan dan akan berjalan dengan baik.

Materi lainnya disampaikan oleh pihak Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), Nurcholish, ST. selaku koordinator Pamsimas. Nurcholish menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pamsimas tidak lepas dari kegiatan perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) sehingga ke depan sangat terbuka peluang untuk berkolaborasi dengan Balai TN. Babul dalam mendukung kelompok pemanfaat air untuk melakukan kegiatan penanaman di wilayah hulu.

Sesi kedua, sesi diskusi diawali oleh testimoni dari Lurah Kelurahan Leang-Leang, Drs. Burhan Baso, mengenai konsep imbal jasa lingkungan yang sudah diterapkan oleh kelompok “Tammatawang”. Anggota kelompok pemanfaat air “Tammatawang” sudah rutin membayar iuran air dan bersedia menyisihkan sebagian dari iuran tersebut untuk dana imbal jasa lingkungan.

Testimoni tersebut mengawali diskusi yang dipandu oleh tim dari BP2LHK Makassar. Dari diskusi diperoleh data berupa berbagai permasalahan pengelolaan air secara umum dan kendala implementasi imbal jasa lingkungan. Selain itu juga didapatkan data mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman implementasi imbal jasa lingkungan air. Dari data dan informasi yang diperoleh, para peserta FGD merumuskan berbagai alternatif solusi (strategi) agar imbal jasa lingkungan dapat dilaksanakan di TN. Babul.

Di akhir pertemuan, pihak Balai TN. Babul menyerahkan kenang-kenangan berupa buku berjudul “Eksplorasi Literasi Bantimurung Bulusaraung 1745-1942” kepada BP2LHK Makassar, Kepala Desa, PAMSIMAS, Ketua Kelompok Pengguna Air.***

Penulis : Tim website