Dientry oleh Rizda Hutagalung - 29 November, 2018 - 1763 klik
Peserta Konferensi Nasional Minyak Atsiri 2018 Field Trip ke BP2LHK Aek Nauli

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, November 2018)_Setelah tahun sebelumnya diselenggarakan di Kota Malang, Jawa Timur, tahun 2018 ini Konferensi Nasional Minyak Atsiri (KNMA) diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara. Dalam KNMA kali ini, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli dipercaya menjadi salah satu lokasi field trip sekitar 150 orang peserta konferensi, Selasa (27/11/2018).

KNMA yang bertema ”Pengembangan Komoditas Unggulan Atsiri Indonesia yang Bernilai Tambah Tinggi” ini dilaksanakan selama tiga hari, 26 - 28 November 2018. Untuk mengenal secara langsung beberapa tanaman tropis Sumatera penghasil minyak atsiri, field trip dilakukan pada hari kedua.

“Selamat datang di Aek Nauli Bapak Ibu peserta konferensi, hari ini selain bisa melihat langsung pohon penghasil minyak atsiri, Bapak Ibu juga bisa melihat langsung bagaimana cara pemanenannya. Teknik pemanenannya sudah kami desain dalam bentuk edutainment, sehingga diharapkan selain mendapatkan pengetahuan, Bapak Ibu juga mendapatkan kesan yang menyenangkan,” kata Ismed Syahbani, S.Hut, Kepala Seksi Data, Informasi, dan Kerjasama BP2LHK Aek Nauli, dalam sambutannya mewakili Kepala Balai.

Ismed menyampaikan bahwa BP2LHK Aek Nauli mempunyai Arboretum yang di dalamnya terdapat beberapa tanaman yang mempunyai kandungan minyak atsiri bernilai ekonomis tinggi, seperti kemenyan, pinus, damar, dan kapur barus.

“Bapak ibu juga bisa melihat dan mencoba produk hasil litbang dari peneliti kami, berupa parfum kemenyan yang aromanya tidak kalah dengan parfum luar negeri. Dulu katanya kemenyan itu mistik, tapi sekarang sudah jadi eksotik,” lanjut Ismed.

Ada juga tanaman lemo, namun lokasinya ada di Kebun Percobaan Sipisopiso. Selain itu, menurut Ismed selama ini tanaman tersebut hanya baru bermanfaat untuk sebatas koleksi atau untuk penelitian saja. Harapannya dengan kedatangan peserta KNMA, akan terjadi saling berbagi pengetahuan sehingga tanaman yang ada juga bisa dikembangkan dan menghasilkan produk turunan, terutama berupa minyak atsiri.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Atsiri Indonesia (DAI), Robertus J. Gunawan, menyampaikan terima kasih dan rasa senangnya atas sambutan dari BP2LHK Aek Nauli yang sudah bersedia menerima kedatangan para peserta KNMA.

“Senang sekali saya berada di sini, Aek Nauli memang punya potensi tanaman penghasil minyak atsiri yang luar biasa. Sebelumnya tadi saya sudah sempat diajak keliling untuk melihat tanamannya,” ungkap Robertus.

Disampaikan juga oleh Robertus bahwa DAI adalah suatu wadah bagi seluruh pemangku kepentingan agribisnis dan agroindustri yang berbasis minyak atsiri (essential oils), perisa (flavors) dan pewangi (fragrances) baik sebagai organisasi maupun perorangan. Robertus berharap dengan KNMA ini diperoleh rumusan dan kesepakatan untuk meningkatkan produksi, mutu, dan daya saing minyak atsiri Indonesia, sehingga dapat menembus pasar domestik dan internasional dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani atsiri Indonesia.

Selanjutnya peserta melaksanakan kunjungan ke arboretum yang didampingi oleh peneliti BP2LHK Aek Nauli, yaitu Dr. Ahmad Dany Sunandar, S.Hut, M,Si; Dr. Aswandi, S.Hut, M.Si; dan Cut Rizlani Kholibrina, S.Hut, M.Si. Materi tentang tanaman damar dan pinus serta praktik pemanenannya disampaikan secara bergantian oleh Dany dan Aswandi. Selanjutnya Aswandi dan Cut Rizlani juga memaparkan materi tentang potensi kapur barus dan kemenyan dan juga teknik pemanenannya.

Dari lapangan peserta kemudian ditunjukkan langsung demo cara penyulingan daun Kapur barus. Penyulingan dilakukan dengan sistem rebus (water distillation). Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.

Yeri Iskandar, salah satu peserta yang berasal dari Solok, Sumatera Barat merasa senang mengikuti kegiatan ini. "Tidak sia-sia kami berkunjung. Memang saya baru pertama kali ke Aek Nauli, tapi sudah merasa senang dengan kondisi alam di sini. Juga terima kasih kami sudah dilihatkan langsung tanaman pinus, damar, dan kemenyan, serta contoh praktik cara panennya,” kata Yeri, yang baru menjadi anggota DAI.

Mengakhiri acara, di hadapan seluruh peserta KNMA, pengurus DAI menghibahkan alat suling minyak atsiri portable (skala lab) kepada BP2LHK Aek Nauli yang diterima langsung oleh Ismed. “Terima kasih kepada Dewan Atsiri Indonesia, terima kasih juga untuk seluruh peserta KNMA. Semoga alat ini bermanfaat bagi kegiatan penelitian dan pengembangan BP2LHK Aek Nauli ke depannya,” tutup Ismed.

Konferensi Nasional Minyak Atsiri (KNMA) merupakan suatu forum tahunan yang diadakan oleh Dewan Atsiri Indonesia (DAI) yang dihadiri oleh semua stakeholder minyak atsiri, yaitu instansi pemerintah, peneliti/akademisi, petani/penyuling, eksportir, masyarakat umum, dan mahasiswa yang tertarik terhadap perkembangan minyak atsiri Indonesia. KNMA ini bertujuan untuk memudahkan transfer informasi terkini mengenai agribisnis dan agroindustri minyak atsiri dan memungkinkan terjalinnya bisnis yang lebih luas.***NNN & MB

Penulis : Tim website