Dientry oleh Master Administrator - 03 December, 2018 - 903 klik
BLI dan UGM Gelar Konferensi Internasional Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

BLI (Yogyakarta, November 2018)_Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) KLHK dan Klinik Lingkungan Kehutanan dan Mitigasi Bencana (KLMB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Joint International Conference (JIC) Hydro-Meteorological Disaster Mitigation under Global Change, Yogyakarta (29/11). Melalui konferensi ini, diperoleh pembelajaran cara mitigasi bencana hidrometeorologi dalam kerangka perubahan global, untuk membuat masyarakat menjadi lebih tangguh.

 “Tema Hydro-Meteorological Disaster Mitigation under Global Change ini secara khusus dipilih mempertimbangkan lokasi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, dimana bencana hidrometeorologi rentan terjadi. Termasuk bencana kebakaran hutan yang semakin rumit untuk ditangani,” kata Dr. Syaiful Anwar, Kepala Pusat Litbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) yang mewakili Kepala BLI, saat membacakan sambutan Kepala BLI dalam pembukaan konferensi tersebut. 

Terletak di daerah dengan risiko bencana yang tinggi, membuat Indonesia harus senantiasa siaga mengantisipasi dan memitigasi bencana. Terutama pada bencana-bencana yang berpotensi membahayakan jiwa manusia dan hewan, menimbulkan dampak kerusakan pada lahan dan infrastruktur, termasuk biaya ekonomi yang ditimbulkannya.

 Konferensi ini bertujuan berkontribusi dalam merumuskan metode mitigasi bencana, kebijakan untuk mengurangi bencana dan dampak dari bencana, penyediaan spesies adaptif, serta pemuliaan spesies tanaman untuk mengantisipasi bencana alam. Penelitian, dan pengembangan lebih lanjut untuk menghasilkan teknologi yang lebih baik, harus terus dilakukan untuk mitigasi bencana hidrometeorologi tersebut.

 “Kita sangat perlu meningkatkan kapasitas untuk itu,” lanjut Syaiful. Apalagi sebagian besar negara memiliki tantangan yang sama dalam menghadapi bencana alam khususnya bencana hidrometeorologi.

 Prof. Suratman, Direktur KLMB, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim terkait erat dengan bencana hidrometeorologi. Konsekuensi bencana akibat perubahan iklim saat ini semakin sulit untuk dihindari, dan dapat menyebabkan kerugian materi dan immateri. Karena itu, pemahaman tentang mitigasi bencana sangat diperlukan untuk mengurangi kerugian yang terjadi.

 Konferensi ini diselenggarakan untuk saling bertukar informasi dan pengalaman dari pemangku kepentingan untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah-masalah tersebut. Harapannya akan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam mengantisipasi dan mitigasi bencana, termasuk adaptasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 Di akhir konferensi, Syaiful juga menyampaikan, bahwa semua pihak menyadari pentingnya masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi. “Pemberdayaan masyarakat dan peran sektor swasta harus ditingkatkan untuk mendukung mitigasi bencana,” tutur Syaiful.

 Peneliti BLI memaparkan 4 makalah utama dan 13 makalah di sesi pararel, dari sebanyak 40 makalah yang dipaparkan dalam konferensi ini. Para peneliti BLI yang terlibat berasal dari P3SEKPI Bogor, BBPPBPTH Yogyakarta, BPPTPDAS Solo, BPPTHHBK Mataram, BP2LHK Makassar dan BP2TA Ciamis.

 Dalam konferensi ini, berbagai institusi dalam dan luar negeri juga menyampaikan makalah. Diantaranya Fakultas Geografi UGM, Humbolt University of Berlin-German, Universiti Putra Malaysia, Kongju National University-South Korea, BNPB, Ikatan Ahli Bencana Indonesia, BPPT, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Universitas Tanjung Pura Pontianak, Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia. ***

 

Penulis : Tim dain BLI