Dientry oleh Muhamad Sahri Chair - 14 December, 2018 - 5379 klik
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Penghargaan Tertinggi Kepada Pemulia Tanaman

BBPPBPTH Yogyakarta (Yogyakarta, Desember 2018)_ “Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) merupakan kekayaan intelektual sebagai penghargaan tertinggi kepada para pemulia tanaman dalam merakit varietas tanaman,” kata Dr. Arif Nirsatmanto, Peneliti Madya Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPPBPTH), pada saat menjelaskan tentang penghargaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yaitu 4 buah sertifikat PVT untuk 4 varietas unggul tanaman hutan di BBPPBPTH Yogyakarta, Rabu, 12 Desember.

Menurut Arif secara nasional PVT untuk  tanaman kehutanan masih sangat langka dan sangat terbatas, oleh karena itu diserahkannya Sertifikat Tanda Daftar 4 varietas baru hasil pemuliaan  tanaman hutan kepada BBPPBPTH Yogyakarta adalah capaian yang sangat berharga dalam bidang pemuliaan tanaman kehutanan.

Lebih lanjut Arif menjelaskan bahwa dengan sertifikat ini maka 4 varietas baru hasil kerja keras para pemulia tanaman Akasia dan Eukaliptus di BBPPBPTH, yaitu 3 varietas jenis Eucalyptus pellita  (Purwo Bersinar Ep006, Purwo Bersinar Ep007, Purwo Bersinar Ep014), dan 1 varietas jenis Akasia (Purwo Sri Ah044) dinyatakan sebagai varietas yang terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PPVTPP), Kementerian Pertanian.

“3 varietas jenis Eukaliptus, dengan nama varietas Purwo Bersinar Ep006, Purwo Bersinar Ep007, dan Purwo Bersinar Ep014 merupakan hasil pemuliaan selama kurun waktu 24 tahun, sejak 1994-2018,”ungkap Arif. Seleksi dan pembangunan plot uji keturunan dilaksanakan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Alas Ketu, di  Wonogiri, Jawa Tengah. Perbanyakan vegetatif (kloning) dilaksanakan di kantor BBPPBPTH di Sleman, Yogyakarta. Uji lanjut untuk seleksi klon di plot uji klon dan verifikasi pertumbuhan di plot uji pertanaman dilaksanakan di KHDTK Alas Ketu, Wonogiri, Jawa Tengah.

Untuk 3 varietas tersebut merupakan hasil karya pemulia yaitu Dr. Arif Nirsatmanto dkk, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bibit unggul hutan tanaman Indonesia dari jenis pellita (E.pellita) yang menghasilkan kayu dengan kualitas baik. E.pellita merupakan salah satu jenis cepat tumbuh yang dapat dikembangkan untuk hutan tanaman di Indonesia untuk mendukung industri perkayuan Indonesia. Benih unggul E.pellita dapat tumbuh dan berproduksi baik pada daerah dengan ketinggian 30– 200 m dpl dan curah hujan antara 1.800 - 4.000 mm/tahun. Pengembangan benih unggul generasi kedua (F-2) E. pellita ditujukan untuk pengembangan hutan tanaman industri pulp dan kertas yang berkualitas.

Perbedaan spesifik antar 3 varietas di atas adalah perbedaan morfologis berupa bentuk dan ukuran daun serta bentuk kulit batang. Untuk varietas Ep006 mempunyai ciri permukaan kulit retak dangkal pada batang bagian bawah  dan mengelupas pada batang bagian atas. Bentuk daun, dengan panjang  16-18 cm dan lebar 2,5-3,5 cm.

Untuk varietas Ep007 mempunyai ciri permukaan kulit retak dangkal pada batang bagian bawah  dan mengelupas pada batang bagian atas. Bentuk daun, dnegan panjang  16-20 cm dan lebar 2-3 cm. Sedangkan untuk varietas Ep014 mempunyai ciri permukaan kulit retak dangkal pada batang bagian bawah  dan retak dangkal dan mengecil pada batang bagian atas. Bentuk daun, dengan panjang  13-16 cm dan lebar 2-4 cm.

Keunggulan jenis E.pellita generasi ke-2 (F2) mengalami peningkatan sebesar 25% dibandingkan generasi pertama. Produktivitas volume tegakan mencapai riap 25 m3/ha – 30 m3. Jenis unggul ini dapat digunakan untuk percepatan pengembangan industri pulp dan kertas. Benih unggul E.pellita telah dilepas dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.790/Menhut-II/2013 tentang Pelepasan Benih Unggul Generasi Kedua (F-2) Pelita (E. pelllita).

Sedangkan jenis Akasia hibrida Ah044, dengan nama varietas Purwo  Sri Ah044 merupakan hasil pemuliaan selama kurang lebih 10 tahun, sejak  2008-2018. Persilangan buatan dilaksanakan di  kebun persilangan (breeding garden) antara Acacia mangium × Acacia auriculiformis di BBPPBPTH. Verifikasi dan pengujian di lapangan dilaksanakan di Jawa Tengah, Jambi dan Riau.

Varietas Purwo Sri Ah044 merupakan hasil karya pemulia yaitu Dr. Sri Sunarti dkk, klon unggul Akasia hibrida ini memiliki produktivitas yang tinggi mencapai riap 48 m3/ha/th atau 17% lebih besar dibandingkan benih unggul masing-masing induk murninya. Klon Akasia hibrida juga memiliki batang yang lurus, tunggal, silindris, pertumbuhannya lebih cepat, percabangan ringan, mampu tumbuh pada lahan marginal dan kualitas kayu yang baik serta lebih toleran terhadap serangan penyakit busuk akar/busuk hati.

Keuntungan ekonomi penggunaan klon unggul Akasia hibrida antara lain mampu meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produktivitas (volume) dan efisiensi penggunaan bahan baku melalui peningkatan kualitas sifat-sifat kayu. Klon Akasia hibrida ini selain sesuai dikembangkan dalam hutan tanaman industri untuk memenuhi bahan baku industri pulp dan kertas, klon ini juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai hutan rakyat terutama sebagai bahan baku kayu pertukangan dan energi, terutama untuk wilayah-wilayah yang memiliki lahan marginal.

Arif yang juga tim peneliti dari kelompok peneliti Pemuliaan Tanaman Hutan, berharap ke depan tindak lanjut dari terdaftarnya 4 varietas baru tanaman kehutanan ini akan diikuti dengan permohonan hak PVT dan pelepasan varietas  untuk bisa dimanfaatkan secara masal oleh pengguna, baik masyarakat maupun pengusaha hutan tanaman.  Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh varietas baru ini dapat mendukung upaya peningkatan produktivitas hutan dan kesejahteraan masyarakat. (PK)

Penulis : Tim Website BBPPBPTH