Dientry oleh Muhamad Sahri Chair - 16 December, 2018 - 1493 klik
Tanggung Jawab Sosial Peneliti: Menciptakan Teknologi yang Tepat

Balitek DAS (Surakarta. November 2018)_Peneliti mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility), yakni harus dapat menciptakan teknologi yang tepat untuk dimanfaatkan oleh pengguna (user). Selain tanggung jawab ilmiah (scientific responsibility) menerbitkan publikasi hasil risetnya.

Pesan itu disampaikan Dr. Djati Mardiatno, Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, saat menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD) Bisnis plan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kantor Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS) Solo, Jum'at (30/11).

Lebih lanjut Djati menjelaskan bahwa perkembangan teknologi telah mengubah kondisi dan kebutuhan pengguna. Saat ini, pengguna ingin sesuatu yang cepat dan tepat guna. Oleh karena itu, peneliti juga harus berubah dan menyesuaikan diri. Karena jika tidak berubah, maka akan tertinggal.

Djati menyarankan sebaiknya peneliti melakukan proses identifikasi pengguna dalam kegiatan penelitiannya. Tujuannya agar hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh pengguna. Proses ini mungkin membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun, dengan bantuan tim teknis, maka proses itu dapat dipercepat.

"Proses ini juga merupakan tahap awal dalam proses bisnis plan. Dalam bisnis plan, yang utama rencanakan apa yang kita miliki, user kita siapa dan apa yang dibutuhkan oleh mereka," tegas Djati.

"Dalam bisnis plan, analisa kebutuhan pengguna penting dan position learning juga sangat penting. Perlu adanya branding atau produk unggulan yang menjadi fokus penelitian ke depan atau minimal 5 tahun ke depan. Fokus ini sebaiknya hanya satu, misal bencana hidrometeorologi. Kalau lebih dari satu maka tidak akan fokus," lanjut Djati.

Djati berharap bahwa Kelompok Peneliti (kelti) yang ada dapat mewadahi fokus penelitian tersebut, sehingga akan terlihat adanya lintas disiplin ilmu yang banyak. Namun, Djati mengingatkan bahwa fokus penelitian yang ada jangan membatasi isu-isu lintas yang mungkin akan muncul.

"Kita harus memanfaatkan peluang ke depan. Saat ini, pengembangan aplikasi terutama berbasis android sangat diminati. Peneliti bisa bekerjasama dengan pengembang. Untuk pengembangan aplikasi jangan berpikir monitoring dan evaluasi (monev). Kalau sudah ada bisnis plan maka sudah memuat monev," jelas Djati.

Merespon pesan yang disampaikan Djati, Dr. Irfan B. Pramono, peneliti BAlitek DAS Solo yang mewakili Kepala Balitek DAS Solo menyatakan bahwa saat ini Balitek DAS Solo sedang mencanangkan beberapa pengembangan aplikasi.  Pengembangan ini dilakukan bekerjasama dengan lembaga lain. Aplikasi tersebut antara lain sistem informasi bencana longsor, bencana banjir bandang dan tahun depan adalah bencana banjir. "Kita sudah menyusun rencana kerentanan tetapi ini belum selesai karena ada analisis risiko," kata Irfan.

Bisnis plan adalah suatu dokumen perencanaan yang merupakan rangkaian kegiatan penelitian untuk menghasilkan produk pada masa sekarang dan akan datang. Dengan adanya bisnis plan yang baik, maka perencanaan dan kenyataan akan memiliki perbedaan yang sangat kecil. Peneliti juga harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.***

 

Informasi Lebih Lanjut:

Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS)

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271

Penulis : Tim Website Solo