Dientry oleh Master Administrator - 03 January, 2019 - 2582 klik
Gerakan Pemulihan Daerah Aliran Sungai

Bencana-bencana hidrologis (yang berkaitan dengan air), bertahun-tahun seakan menjadi rutinitas tahunan. Setiap tahun kita mengalami musim banjir dan tanah longsor.  Setiap tahun juga kita mengalami bencana kekeringan, kelangkaan air. Bencana itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa, rusaknya infrastruktur, kerugian finansial, dan bahkan menjadi penyebab penurunan kualitas hidup dan kualitas manusia.   Setiap tahun, kita mengalami kerugian finansial ratusan milyar akibat banjir.  Kekeringan menyebabkan gagal panen yang merugikan petani, menyusahkan hidup masyarakat. Kualitas air yang buruk menurunkan kenyamanan hidup dan bisa berdampak jangka panjang bagi kualitas manusia Indonesia.

Bencana hidrologis adalah adalah muara dari rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS yang sehat ialah yang mampu menyimpan air sehingga tidak terjadi banjir di musim penghujan, dan mampu menyediakan air di musim kemarau. DAS-DAS kita saat ini sebagian tidak mampu menjalankan fungsi hidrologis tersebut. Di saat musim hujan ia tidak mampu menyimpan air menjadikan air tanah dan mata air di musim kemarau. Artinya DAS-DAS kita tidak dalam kondisi sehat.

Salah satu wujud rusaknya sebuah DAS ialah rusaknya Daerah Tangkapan Air (DTA)nya atau bagian hulunya.  Banyak DAS kita bagian hulunya berupa lahan kritis atau tidak tertutup vegetasi sebagai mana semestinya. Agar mampu menyerap dan meyimpan air, DTA sebuah DAS harusnya berupa tutupan vegetasi hutan. Saat ini banyak DAS-DAS kita yang bagian hulunya gundul, atau digunakan untuk kegiatan pertanian semusim.

Solusi atas lahan kritis tentu saja Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) baik melalui upaya revegetasi maupun pembangunan-pembangunan sarana pencegah erosi-sedimentasi. RHL sudah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun. Tetapi, rusaknya DTA masih belum berkurang dan bencana hidrologis tetap terjadi.  Memang, ada faktor-faktor lain selain kritisnya DTA yang menjadi penyebab bencana hidrologis, akan tetapi setidaknya apabila DTA sebuah DAS sudah pulih vegetasinya semestinya fungsi DAS lebih membaik.Berangkat dari arahan itulah maka diperlukan sebuah Gerakan Nasional untuk bersama-sama memulihkan DAS.  Kuncinya tentu koordinasi lintas sektor kemudian penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu yang disusun bersama, dipatuhi bersama dan diinternalisasikan ke dalam  program pembangunan sektor dan daerah.

Tema Gerakan Nasional Pemulihan DAS ialah: “DAS Sehat Sejahterakan Masyarakat”.  Indikator dari sebuah DAS yang sehat ialah, tersedianya air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk berbagai keperluan. Indikator lain ialah terjaganya kesuburan tanah dan produktifitas lahan, serta berkurangnya bencana-bencana hidrologis seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan. Semua ini adalah prasyarat untuk masyarakat yang sejahtera. Dengan demikian, bila DAS sehat maka masyarakat yang hidup di DAS tersebut akan sejahtera.

Sumber: Ditjen PDASHL

Informasi lainnya klik disini

Penulis : Ditjen PDASHL