- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Muhamad Sahri Chair -
14 January, 2019 -
2448 klik
Kurangi Sampah Plastik : BP2LHK Banjarbaru Kampanyekan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, Januari 2019)_Sebagai bentuk konsistensi dalam mengurangi sampah plastik, Balai Penelitian dan Pengembangan LHK (BP2LHK) Banjarbaru meminimalisir penggunaan minuman kemasan untuk segala kegiatan yang dilakukan di lingkungan kantor.
“Sebagai institusi yang berada di bawah payung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kita harus menjadi pioneer untuk gerakan pengurangan sampah dan mengkampanyekan gaya hidup yang ramah lingkungan”, ujar Tjuk Sasmito Hadi selaku Kepala BP2LHK Banjarbaru saat mengkampanyekan gerakan pengurangan sampah di lingkungan kantor BP2LHK Banjarbaru.
Baca juga: Inisiatif Lokal Berhasil Kurangi Sampah Plastik
Gerakan pengurangan sampah plastik ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2018 dan masih terus konsisiten dilakukan. Contohnya, BP2LHK Banjarbaru menggunakan wadah purun, yakni sejenis anyaman dari tanaman rawa, sebagai substitusi kantong plastik saat pembagian hewan kurban.
Sebagai informasi, sampah plastik dari botol kemasan merupakan penyumbang terbesar sampah plastik. Dibandingkan dengan sampah plastik lainnya, botol plastik perlu sekitar 450 tahun untuk terurai. Dalam satu tahun, terdapat sekitar 8 juta ton sampah plastik terbuang di laut. Gerakan pengurangan sampah botol kemasan merupakan gerakan signifikan sebagai upaya menjaga bumi.
Baca juga: Komitmen Indonesia dalam Melawan Sampah Plastik di Laut
Perlu proses yang tidak instan untuk mengubah kebiasaan karyawan. Pada tiga bulan pertama, masih banyak karyawan yang lupa membawa botol isi ulang (tumbler). Namun, saat ini hampir sudah menjadi kebiasaan karyawan/karyawati Litbang LHK Banjarbaru untuk membawa tumbler saat mengikuti rapat.
Selain pembatasan penggunaan wadah minuman dalam kemasan, pembatasan juga diberlakukan untuk wadah makanan (kardus). Sebagai konsekuensi pembatasan sampah tersebut, setiap karyawan membawa tumbler sendiri saat rapat dan disediakan dispenser di ruang rapat. Selain itu, snack yang biasanya disuguhkan dalam kotak sekarang disajikan dalam nampan.
Kegiatan rapat yang menghadirkan tamu dari luar, akan disuguhi minuman menggunakan gelas kaca yang bisa dicuci kembali. Namun sebagian dari tamu yang hadir memang sudah terbiasa, terbukti mereka membawa tumbler sendiri untuk tambahan. Hal ini terlihat saat BP2LHK Banjarbaru menjadi tuan rumah kegiatan training penulisan ilmiah dari ACIAR. Para tamu dari luar negeri, sudah terbiasa menggunakan tumbler, jadi BP2LHK Banjarbaru cukup menyediakan air mineral dan dispenser, tamu akan melayani dirinya masing-masing (self service). (saf)***.
Artikel terkait:
Indonesia Siap Mengendalikan Sampah Plastik
Dorong Circular Economy Melalui Pemanfaatan Sampah Plastik Berkelanjutan
KLHK Terus Edukasi Masyarakat untuk Kurangi Sampah Plastik