Dientry oleh Master Administrator - 22 January, 2019 - 1728 klik
BLI Harus Optimalkan Sinergisme, Jejaring Kerja, dan Media Sosial

P3SEKPI (Serpong, Januari 2019)_ Badan Litbang dan Inovasi (BLI) merupakan bagian dari decision support system (sistem pendukung pengambilan kebijakan) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Guna memainkan peran tersebut dengan baik, maka BLI harus mengoptimalkan sinergisme, jejaring kerja, dan media sosial. Ini ditekankan oleh Kepala BLI, Dr. Agus Justianto saat memberikan arahan dalam pembinaan tenaga fungsional peneliti, Serpong (11/1). 

Sinergisme antara manajemen dengan peneliti harus dilakukan lebih baik lagi. Ini diperlukan untuk memaksimalkan hasil-hasil penelitian yang didukung oleh program-program yang mumpuni.

Terkait dengan hasil penelitian, Kepala BLI, Dr. Agus Justianto mengatakan,"Saya tetap berharap dan mendorong untuk terus menghasilkan penelitian dan tentunya juga melalui publikasi jurnal, buku, policy brief, iptek yang aplikatif, dan juga hasil penelitian lainnya yang telah digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan dimanfaatkan oleh stakeholder. “ Semua upaya tersebut sangat memerlukan sinergisme di BLI

Baca juga: Hilirisasi Hasil Litbang, BP2THHBK Jajaki Sinergi dengan Lembaga Eijkman dan Balitro, Sesama Lembaga PUI

Untuk itu, BLI akan melakukan tiga hal yakni positioning BLI, merumuskan strategi, dan melakukan pembinaan manajemen. Kesemuanya akan dilakukan secara bersinergi di antara manajemen dan peneliti. Tujuannya agar BLI memperoleh hal-hal yang selaras dengan hadirnya revolusi industri 4.0. Cara yang digunakan di antaranya adalah reorientasi penelitian, reorientasi sumber daya peneliti, serta reorientasi sistem penilaian peneliti. Semuanya demi kemajuan iptek di sektor LHK.

Sinergisme semakin penting mengingat ada kata “inovasi” pada nomenklatur BLI. Ini mengharuskan BLI untuk mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang diperlukan.  Termasuk mendefinisikan ulang makna inovasi dan meningkatkan capaian inovasi dari yang telah dipublikasikan dalam buku 200 Inovasi BLI.

Baca juga: Kepala Badan Challenge Peneliti Rumuskan Inovasi

Hal kedua adalah mengoptimalkan jejaring kerja yang dimiliki. Bahkan, Agus berharap BLI dapat menjadi 'leader'. Misalnya dalam kerjasama pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dengan LIPI. Wacana untuk menjadikan sebagian KHDTK sebagai Kebun Raya se-Indonesia, sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh BLI untuk “leading” dalam prosesnya.

Baca juga: BPK Manado, Eksis karena Jejaring Kerja

Meningkatkan kemanfaatan dari keberadaan CIFOR, dimana BLI selaku ex-officio member of the Board of Trustees-nya, juga ditekankan Agus.  Termasuk peningkatan rasa 'ownership' jajarannya terhadap jejaring kerja dengan CIFOR. Lembaga riset ini merupakan mitra kuat dan strategis bagi BLI. Manajemen dan peneliti diharapkan dapat memanfaatkan jejaring kerja tersebut semaksimal mungkin.

"Silakan membuat program kerjasama apa saja dengan CIFOR, yang sesuai dengan tupoksi masing-masing, nanti akan saya dukung,” tegasnya.

CIFOR menurutnya, sangat baik dalam mengemas hasil penelitian menjadi paket-paket informasi yang mudah dimengerti, sehingga pengguna tertarik untuk mengaplikasikannya.

"Nah, kita dapat belajar kepada mereka tentang bagaimana mengemas hal-hal tersebut,” lanjut Agus.  Sangat disayangkan kalau kesempatan ini tidak semaksimal mungkin dimanfaatkan.

 Baca juga: Media Sosial: Praktis, Efektif dan Efisien Sebarkan Hasil Litbang

Yang terakhir adalah peran media sosial. "Manfaatkan komunikasi dengan publik dalam era keterbukaan ini dengan memanfaatkan sosial media karena dampaknya luar biasa,” pesan Agus. Pemanfaatan media sosial memang telah berjalan di lingkup BLI, namun peningkatan kuantitas dan kualitas pesan yang disampaikan harus terus menerus ditingkatkan oleh pengelola media sosial lingkup BLI.*(BKS)

Baca juga: Promosi Via Sosial Media, Kunjungan ke KHDTK Tumbang Nusa Melonjak

 

Sumber Gambar: http://www.research-network.org.uk

Penulis : Bugi K Sumirat