- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Risda Hutagalung -
24 June, 2019 -
1885 klik
Bambu, Bahan Bangunan Pengendali Erosi yang Murah dan Efisien
Balitek DAS (Wonogiri, Juni 2019)_Siapa yang tak kenal bambu, jenis tanaman yang mudah ditemukan di berbagai wilayah. Bambu mempunyai berbagai manfaat. Satu manfaat penting yang belum banyak diketahui masyarakat, yaitu bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan pengendali erosi jurang yang dapat diterapkan oleh masyarakat dalam mengendalikan erosi jurang kecil.
"Erosi jurang yang notabene merupakan bagian dari morphoerosi seyogyanya ditangani sejak dini ketika masih berbentuk alur/parit," kata Dr. Agung Budi Supangat, Peneliti Balitek DAS Solo, saat memberikan pembekalan kepada masyarakat pada Pelatihan Pembuatan Bangunan Pengendali Erosi Jurang Kecil di Kabupaten Wonogiri, Kamis (20/6/2019).
"Namun permasalahan yang seringkali muncul adalah sebagian besar erosi jurang terjadi di lahan pertanian dan juga biasanya berkembang di batas-batas kepemilikan. Erosi jurang ini awalnya berupa saluran air yang karena tidak ada pemiliknya akhirnya tidak terurus, kian lama tergerus air kian lebar dan dalam, berkembang dari alur, parit sampai jadi jurang," tambah Agung.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa umumnya jurang-jurang yang terbentuk tersebut, lokasinya terletak jauh dari jalan. Bahkan ada beberapa yang tidak terjangkau, sehingga sering terlewat dari kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lindung (RHL). Kondisi ini menyebabkan terkendalanya pembangunan pengendalian erosi jurang. Selain terkendali lokasi, terbatasnya anggaran untuk bahan material dan upah buruh harian yang variatif juga mempersulit pelaksanaan pembangunan pengendalian erosi jurang.
"Perlu kiranya masyarakat petani dibekali keterampilan untuk menanggulangi potensi terjadinya jurang, sejak dini. Diawali pembekalan pentingnya jenis KTA (Konservasi Tanah dan Air) ini, selanjutnya agar mereka dapat melakukannya secara mandiri atau kelompok, swadaya dan swadana," tegas Agung.
Agung menyarankan bahwa dalam pengendalian erosi jurang tersebut, masyarakat bisa memanfaatkan bahan lokal seperti bambu atau turus kayu. Selain mudah diperoleh, biayanya juga murah dan efektif dalam pengendalian erosi kecil.
”Harapannya, jika potensi jurang dikendalikan sejak dini oleh pemilik lahan, bahkan tanpa menunggu proyek/bantuan pemerintah, ke depan tidak akan lagi terbentuk jurang-jurang yang sampai menganga lebar dan dalam," kata Agung.***EP
Informasi Lebih Lanjut:
Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS)
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id
Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp. 0271 - 716709, Fax. 0271 – 716959