Dientry oleh Risda Hutagalung - 14 November, 2019 - 842 klik
Perkuat Posisi, BLI Eksplorasi Brand Institusi dan Inovasi Hasil Litbang

BLI (Malang, 14 November 2019) _Untuk memperkuat positioning atau posisinya sebagai institusi litbang terkemuka di bidang lingkungan hidup dan kehutanan (LHK), saat ini Badan Litbang dan Inovasi (BLI) tengah menginisiasi pembangunan brand atau biasa disebut branding. Terkait itu, sejak Rabu (13/11/2019) malam kemarin hingga Jumat (15/11/2019) besok, Sekretariat BLI mengadakan Workshop "Branding Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan" di Kota Malang.

“Pembangunan brand selain akan memberikan ciri khas dari BLI, tentunya akan menghasilkan values. Salah satu value yang dapat diperoleh adalah arah BLI ke depan. Akan menjadi institusi riset seperti apa BLI kedepan, baik di tingkat nasional maupun global,” ujar Kepala Bagian Evaluasi, Diseminasi dan Perpustakaan, Dr. Yayuk Siswiyanti sebagai pengantar di awal acara.

Terkait itu, Kepala Pusat Litbang Hutan, Dr. Kirsfianti Ginoga dalam sambutannya saat membuka acara mewakili Kepala BLI, Kamis (14/11/2019) mengatakan, saat ini beberapa produk Iptek dan inovasi BLI sedang berproses dalam membangun brand.

“Pembangunan brand ini bertujuan untuk memberikan ciri khas, dan menghasilkan value creation yang tinggi sehingga meningkatkan daya tarik inovasi serta lebih mudah mendapat kepercayaan dan loyalitas pengguna,” ujar Kirsfianti di hadapan peserta dan perwakilan Wali Kota Malang dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selaku narasumber yang diundang untuk berbagi pengalaman terkait strategi branding yang mereka lakukan di institusinya.

Kegiatan ini diikuti tim data dan informasi lingkup BLI dari seluruh Indonesia. Dipandu fasilitator Tim Inspirasi Tanpa Batas-INSPIRIT, seluruh peserta berkontribusi dalam penyusunan konsep brand dan strategi branding yang akan disepakati bersama untuk diterapkan sebagai standar institusi.

Rabu malam masing-masing unit kerja BLI mempresentasikan berbagai inovasi hasil litbang dan strategi komunikasi yang dilakukan untuk membangun brand institusinya, dalam bentuk video blog (vlog) maupun paparan selama tiga menit. Dari paparan tersebut, fasilitator melihat telah banyak hasil litbang dan inovasi yang siap untuk dibrand sebagai pendukung brand BLI sebagai institusi.

Hutan Samboja, Warisan Tak Ternilai; KHDTK Parungpanjang untuk investasi dan kesejahteraan masyarakat; Herbarium Wanariset: Flora of Kalimantan; Balai di Aek Nauli dengan brand wisata ilmiah nya; Balai di Banjarbaru dengan nge-RePeat di KHDTK Tumbang Nusa, dan konsep edupark nya; Balai di Manado dengan konservasi anoa nya; Balai di Kupang mencoba membranding dari filosofi masyarakat Timor: Mansian MUIT-NASI, Na-BUA; dan Palembang dengan restorasi lahan terdegradasi yang dimilikinya, adalah beberapa diantara banyak hal yang dikemukakan pada kesempatan itu.

Pada workshop ini juga dibahas strategi awal digital marketing BLI. Bagaimana strategi-strategi BLI dalam membangun arsitektur digital marketingnya dalam dunia virtual, serta bagaimana persiapan BLI memanfaatkan perkembangan teknologi di era 4.0. Kuncinya adalah identitas, konsisten, terus menerus, dan totalitas.

Tentang strategi branding, perwakilan Pemerintah Kota Malang berbagi pengalaman kepada peserta workshop. Asisten Wali Kota Malang Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Sri Winarni, SH, MM, mengatakan, Kota Malang membranding diri sebagai kota dengan tiga kekuatan yaitu kota pendidikan, kota pariwisata, dan kota industri.

“Sebagai kota pendidikan, kami terus-menerus mengembangkan fasilitas, karena terbukti geliat ekonomi bidang pendidikan ini memberikan efek yang sangat baik bagi Kota Malang,” jelas Sri.

Tentang pariwisata, Sri mengatakan, Kota Malang strategis karena berada di segitiga emas Malang Raya: Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Sementara terkait industri olahan pangan untuk oleh-oleh yang diproduksi UKM terus berkembang. “Semua potensi yang ada kami branding dalam: Beautiful Malang. Warnanya (logo) mewakili kenyamanan tinggal di Kota Malang,” tambah Sri.

Narasumber lainnya, Novia Kusuma Wardana dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) menyampaikan bahwa BBTNBTS punya banyak atribut dalam menjalankan fungsi perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang diamanahkan.

“Kementerian Pariwisata telah menetapkan BTS sebagai salah satu destinasi prioritas – 10 ‘Bali’ baru. Selain itu, BTS juga mendapat branding internasional yaitu sebagai cagar biosfer pada tahun 2015. Dan yang terbaru, Pemprov. Jawa Timur sedang mengusulkan branding baru TNBTS sebagai geopark,” papar Novia.

Sebelumnya, Rabu malam (13/11/2019), Ade Sudrajat, General Manager The 1O1 Malang OJ Hotel, tempat acara ini dilaksanakan, juga berbagi pengalaman kepada peserta tentang strategi branding yang diterapkannya. Menurutnya, brand adalah jaminan atau garansi atas kualitas yang baik.

“Yang kami lakukan agar brand kami cepat dikenal adalah mendekati 5 unsur yaitu pemerintah, media, komunitas, institusi pendidikan, dan lembaga bisnis seperti bank dan lain-lain,” ujar Ade.***(RH)

Penulis : Risda Hutagalung