- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Dyah Puspasari -
29 November, 2019 -
916 klik
Salam Literasi untuk Keanekaragaman Hayati
BLI (Jakarta, November 2019)_Salam literasi! seru para siswa SDN Johar Baru 25 Pagi Jakarta dalam kegiatan ekologi-literasi (ekoliterasi) yang digelar di stan pameran Badan Litbang dan Inovasi (BLI) pada Expo Keanekaragaman Hayati Nusantara 2019 di lapangan Banteng, Jakarta. Ekoliterasi ini bertujuan menggugah kepedulian dan meningkatkan pengetahuan para siswa tentang pentingnya menjaga dan melindungi kekayaan alam Indonesia.
Expo ini digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional pada 8 November – 9 Desember 2019. Target acara ini adalah generasi milenial, yaitu untuk menumbuhkan rasa cinta kepada keanekaragaman hayati Indonesia.
Di hadapan puluhan siswa yang berkunjung ke stan BLI, Indah dan Lies, pustakawan Perpustakaan R.I Ardi Koesoema BLI, menceritakan tentang kekayaan sumberdaya alam Indonesia termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati. Indah juga menceritakan bahwa saat ini keanakaragaman hayati tersebut menghadapi ancaman kepunahan beberapa puspa dan satwa akibat ulah manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam.
Salah satu dari satwa yang hampir punah dan dilindungi tersebut adalah bekantan, satwa eksotik asli Kalimantan, yang dikenal dengan sebutan monyet belanda. Jenis ini menjadi salah satu fokus penelitian Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BP2TKSDA), unit kerja BLI yang berkedudukan di Kalimantan Timur.
“Apa nama hewan primata berekor panjang, berhidung besar, rambut kecoklatan asli Kalimantan?” tanya Indah, saat mengadakan kuis disela-sela kegiatan ekoliterasi tersebut. Serentak para siswa berlomba lebih dahulu mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Henny, guru pendamping para siswa tersebut menyambut antusias kegiatan ekoliterasi di stan BLI. “Ini selaras dengan kegiatan yang sedang digalakan di sekolah dan menjadi program utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,”ujarnya. Henny juga mengingatkan anak didiknya untuk selalu menjaga lingkungan serta mencintai puspa dan satwa.
Diakhir kunjungan, para siswa mendapatkan souvenir dan foto bersama dengan mengacungkan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf L, simbol literasi. “Salam Literasi, Salam Lestari, Jaga Keanekaragam Hayati!”, seru mereka bersama-sama.
Giat Ekoliterasi
Dalam expo yang target utamanya generasi milenial ini, Badan Litbang dan Inovasi melakukan giat ekoliterasi. Kegiatan ini difokuskan untuk mengajak siswa membiasakan diri untuk peduli pada lingkungan dengan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap, komitmen, dan keterampilan yang diperlukan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan. Kegiatan ini juga diarahkan menciptakan pola perilaku siswa dan memberikan pemahaman bahwa siswa merupakan bagian dari lingkungan.
Giat ekoliterasi merupakan salah satu upaya BLI untuk turut mensukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Ini merupakan gerakan untuk memperkuat sinergi antar unit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga, sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
GLN dianggap penting mengingat sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, memiliki peradaban tinggi dan aktif dalam memajukan masyarakat dunia.*(IR)