Dientry oleh Dyah Puspasari - 05 December, 2019 - 1981 klik
Peringatan Hari Ibu 2019: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju

BLI (Bogor, Desember 2019)_Hari Ibu lahir dari pergerakan perempuan Indonesia yang diawali Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta, dengan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia. Kini 91 tahun setelahnya, dalam upaya mengisi kemerdekaan, Peringatan Hari Ibu (PHI) 2019 dijadikan momentum menguatkan para perempuan Indonesia untuk lebih berdaya sehingga mampu berkontribusi menjadikan Indonesia Maju.

Menyambut PHI 2019 bertema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutaan (KLHK) menyelenggarakan talkshow “6 Peran Wanita dalam Keluarga”, di Ruang Sudiarto-BLI, Bogor (4/12). Kegiatan ini bertujuan mengingatkan kembali peran perempuan dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa. Karena selain mendidik anak, perempuan memiliki peran strategis mendukung terwujudnya  program-program pembangunan nasional.

“Ibu adalah sosok yang berperan penting bagi setiap individu baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat  maupun negara bahkan juga termasuk dalam kehidupan beragama, “kata Ir. Herman Hermawan, M.M., Kepala Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (PKLL) dalam sambutannya.  Mewakili Sekretaris BLI, Herman menyampaikan bahwa jika seorang Ibu berhasil mencetak seorang individu, maka artinya ia berkotribusi mewujudkan keberhasilan sebuah masyarakat, bangsa dan agama.

Dihadiri sekitar lebih dari 100 peserta, PHI 2019 DWP-BLI menghadirkan Yane Ardian, SE., M.Si., Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bogor, sekaligus Penggagas “Sekolah Ibu”, sebagai pembicara utama talkshow. Dipandu oleh Dr. Yayuk Siswiyanti, Kepala Bagian Evaluasi, Diseminasi dan Perpustakaan (EDP) Sekretariat BLI, sebagai moderator, Yane memaparkan “Perempuan: Masa Dulu, Masa Kini dan Masa Depan”.

Yane menyoroti peran perempuan sebagai istri dan seorang ibu yang sangat besar dalam keluarga, masyarakat dan negara. Perkembangan fenomena sosial dan tantangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks, menuntut peningkatan wawasan dan pengetahuan perempuan dalam menjalankan peran tersebut.

“Kenapa saya membangun Sekolah Ibu? Karena saya ingin menambah wawasan ibu-ibu,”jelas Yane mengawali paparannya tentang Sekolah Ibu yang digagasnya. Sebuah hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa wanita adalah tiang suatu negara, apabila wanitanya baik maka negara akan baik, juga menjadi pedoman utama.

“Ayo kita bangun negara bermula dari diri kita, karena kita adalah tiang negara,” ajaknya antusias.  Apalagi hakikat negara, mengutip Aristoteles, seorang filsuf Yunani, bahwa suatu negara merupakan gabungan keluarga sampai membentuk kelompok besar. Ini menunjukkan pentingnya peran ibu bagi keluarga dan negara. 

Semenjak Juli 2018, program ini mulai dilaksanakan di seluruh kelurahan Kota Bogor dengan materi yang telah terangkum dalam 3 bab dan 18 modul. Dimulai dari bab menuju perkawinan, membangun keluarga bahagia dan membangun generasi unggul. Dalam setahun pelaksanaannya, program ini dinilai mampu meningkatkan ketahanan keluarga. Hasil penelitian dari Yayasan Cipta Keluarga Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan keluarga naik dan tingkat stres ibu menurun karena mampu melakukan manajemen stres dengan benar.

“Sekolah Ibu” Mandiri

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan para ibu tentu tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah Kota. Gerakan bersama dibutuhkan. Untuk itu, “Sekolah Ibu” dapat dikembangkan dan dilakukan secara mandiri oleh komunitas tertentu. Para peserta talkshow terlihat sangat antusias mendengar penjelasan dan bahkan ingin terlibat secara langsung.

“Sebenarnya ada 2 pilihan, bisa menjadi peseta, bisa menjadi pengajar. Jika berniat pada Sekolah Ibu, bisa mengikuti pelatihan sebagai pengajar,”jelas Yane. TP-PKK Kota Bogor akan menyelenggarakan training buat pengajar agar mampu menyelenggarakan Sekolah Ibu mandiri.  Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan oleh TP-PKK Kota Bogor.

Bagaimana dengan DWP-BLI, apakah ada rencana mengembangkan Sekolah Ibu? 

“Betul, ada rencana untuk mengadopsi kurikulum Sekolah Ibu untuk kalangan sendiri (BLI).  Oleh karena itu kita melakukan pendekatan ke Bu Yane sebagai penggagas Sekolah Ibu Kota Bogor,” jelas Ketua DWP-BLI, Ny. Nelly Agus Justianto saat ditemui di sela-sela acara.  Harapannya kegiatan ini dapat mendukung kinerja karyawan/karyawati dalam hal ketahanan keluarga. 

Modul Sekolah Ibu tentang Rumah Sehat yang salah satu materinya tentang pengelolaan sampah rumah tangga, secara langsung juga terkait dengan program KLHK dan juga program DWP-BLI yakni Bank Sampah Unit (BSU) Cendana. 

Baca juga: Bank Sampah Cendana: How Clean Can You Go? 

Peringatan Hari Ibu 2019 lingkup DWP-BLI KLHK selain diisi dengan talkshow, juga dilakukan dengan kegiatan bakti sosial pemberian beasiswa untuk siswa dari pegawai honorer dan bazar. Kegiatan bazar juga sekaligus promosi BSU Cendana yang dikelola DWP-BLI.  Pembeli yang menukarkan sampahnya atau tabungan sampahnya akan mendapat potongan harga dari salah satu peserta bazar. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan DWP KLHK, Perwita Wana Kencana Pusat dan Wilayah Bogor, TP-PKKn kelurahan sekitar, selain dihadiri oleh anggota DWP-BLI dan karyawati BLI-KLHK. Untuk memeriahkan suasana, acara hiburan digelar dengan menampilkan puisi tentang ibu, lagu-lagu dan tarian yang dibawakan oleh anggota DWP-BLI dan karyawati BLI.*(DP)

Penulis : Dyah Puspasari