Dientry oleh Risda Hutagalung - 05 December, 2019 - 1338 klik
Penyulingan Perdana Kayuputih Unggul di Gunungkidul: Semangat Swasembada Kayuputih Nasional

B2P2BPTH (Yogyakarta, November 2019) _Bersama stakeholder lainnya, Balai Besar Litbang  Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (Babes Litbang BPTH)  baru-baru ini, Selasa (2/12/2019) melakukan penyulingan perdana kayuputih unggul, hasil panen di Kebun dan Penyulingan KTH Kayuputih “Inovasi Tani Makmur 95”, Petak 95 Paliyan-Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunungkidul. Seluruh stakeholder yang hadir pada acara tersebut: kelompok tani, peneliti, birokrat dan pengusaha bertekad membawa Indonesia Swasembada Kayuputih pada 2024. 

Kelompok Tani yang hadir diwakili oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Inovasi Tani Makmur 95, peneliti dari Balai Besar Litbang  BPTH, birokrat dari Kemenristek-BRIN dan dari kalangan pengusaha ada PT. Sanggar Agro Karya Persada dan PT. Eagle Indo Pharma.

Dalam sambutannya, Kepala Babes Litbang BPTH, Dr. Nur Sumedi, S.Pi.,MP menyatakan bahwa pihaknya bertekad mengembangkan kayu putih menjadi salah satu bagian komoditas strategis di tingkat nasional.

Menurut Nur Sumedi ini menjadi tantangan mengingat data dari bea cukai menyebutkan, kebutuhan bahan baku minyak untuk industri kemasan minyak kayuputih dalam negeri cukup besar, yaitu mencapai ±3500 ton setiap tahun, dan belum mampu dipenuhi oleh produksi minyak dalam negeri saat ini, yang hanya mencapai  ±600 ton per tahun.

Rangkaian acara penyulingan perdana kayuputih unggul dari kebun kayuputih yang dikelola Balai Besar Litbang BPTH bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Inovasi Tani Makmur ini ditandai dengan penyerahan produksi minyak kayuputih secara simbolis kepada Direktur Utama PT. Eagle Indo Pharma.

“Hari ini sangat luar biasa, temanya “Menuju Swasembada Kayuputih”, ini merupakan impian kita semua, tidak hanya PT. Eagle Indo Pharma tetapi semua pihak yang terkait,” ucap Direktur Utama PT. Eagle Indo Pharma, Edy H. Tjugito.

Edy mengatakan bahwa kelompok tani dalam hal ini juga sebagai pelaku usaha, peneliti, birokrat, dan juga pengguna terakhirnya (hilir), dari empat pihak itu semua terwakili. “Kalau empat pihak ini bekerja sama insya Allah kita pasti berhasil, mari kita bekerja sama untuk menuju swasembada minyak kayuputih ini,” ajak Edy bersemangat.

Tak kalah semangat, Direktur Inovasi Industri Kemenristek-BRIN, Ir. Santosa Yudo Warsono, MT berharap, upaya yang dilakukan, tidak berhenti di sini, harus ada target bersama dalam 5 tahun ke depan Mandiri Kayuputih Dalam Negeri,” ujar Santosa.

Menurut Santosa, potensi yang dimiliki saat ini tidak hanya berada pada level industri besar, tetapi juga ada pada kelompok tani. Kelompok tani ini adalah salah satu contohnya. “Oleh karena kawasan ini nanti akan dijadikan sebagai percontohan maka harus kita kelola secara ekonomi,” tambah Santosa.

Santosa juga menekankan bahwa fasilitas yang dimiliki petani juga harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek yang dimaksud adalah standar kualitas produk dan keberlanjutan, sehingga ke depan akan ada aspek benefitnya yang bisa dinikmati oleh kelompok tani.

“Tiga aspek ini yang harus menjadi titik bidik ke depan terhadap kawasan ini. Perjalanan yang paling berat adalah menjaga keberlanjutan kawasan percontohan kita ini,” kata Santosa mengingatkan.

Ditemui secara terpisah, salah seorang anggota kelompok tani yaitu Ibu Tri mengatakan bahwa dengan adanya kebun dan penyulingan kayuputih ini dapat meningkatkan perekonomian anggota.

“Harapan kami, harga minyak kayuputih mencapai Rp. 250.000,-/kg yang diterima bersih oleh kelompok tani,” kata Ibu Tri. Apabila harga mencapai angka itu diharapkan kapasitas penyulingan dapat dinaikkan menjadi 5 kwintal dalam sekali penyulingan, dengan begitu keuntungan dapat diterima oleh anggota.

Di akhir acara Edy H. Tjugito berpesan kepada kelompok tani, karena minyak atsiri ini mahal, ia mengingatkan untuk tidak mencampurnya dengan minyak kelapa, minyak tanah dan lain-lain. “Saya ingatkan jangan dilakukan, karena itu menghilangkan kepercayaan, kalau kita ingin ekspor pasti hal itu akan dengan mudah diketahui dengan kecanggihan teknologi,” pintanya. 

Sebagai informasi, kegiatan penyulingan perdana ini dilaksanakan sebagai bagian dari program insentif inovasi industri yang diterima Babes Litbang BPTH dari Kemenristek-BRIN sejak tahun 2017. Kebun kayuputih yang dipanen merupakan kebun yang ditanam menggunakan benih unggul hasil inovasi pemuliaan tanaman kayuputih Babes Litbang BPTH pada lahan seluas 10 hektar di Playen Gunungkidul.

Kegiatan pemuliaan tanaman kayuputih oleh Babes Litbang BPTH ini telah dilaksanakan selama kurun waktu lebih dari 20 tahun sejak tahun 1995. Kegiatan ini merupakan program pemuliaan tanaman kayuputih yang pertama dan terbesar di Indonesia. Penelitian ini dengan fokus keunggulan pada kandungan cineole 1,8 mencapai di atas 65%, dan rendemen minyak kayuputih mencapai di atas 1,2% atau mencapai peningkatan di atas 150% dibandingkan benih biasa. 

Sebagaimana diketahui, tanaman kayuputih dengan nama botanis Melaleuca cajuput ini merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh secara alami di beberapa lokasi di wilayah Kepulauan Maluku dan menjadi sumber genetik utama dalam program pemuliaan kayuputih oleh Babes Litbang BPTH.

Kemitraan dengan masyarakat dan kelompok tani dimulai dari kegiatan penanaman kebun kayuputih sampai pada proses penyulingan minyak dan pemasarannya yang dikemas dalam model kemitraan usaha INTI-PLASMA. Masyarakat dan kelompok tani pemilik kebun dan produsen minyak kayuputih sebagai PLASMA, sedangkan industri kemasan berbasis bahan baku minyak kayuputih selaku pembeli minyak, yaitu PT. EAGLE INDO PHARMA sebagai INTI.***(MNA)

Penulis : M. Nurdin Asfandi