Dientry oleh Risda Hutagalung - 09 December, 2019 - 755 klik
Edupark BP2LHK Banjarbaru Jadi Tempat KPHP Belajar Budidaya Kelulut

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, Desember 2019) _Sesuai namanya, Edupark Balai Litbang LHK (BP2LHK) Banjarbaru menjadi tempat belajar yang menarik bagi banyak pihak. Terbukti, belum lama ini, Rabu (27/12/2019), tim Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kahayan Hilir konsultasi sambil belajar tentang Kelulut.

Tim yang dipimpin Tedy Soekarno, S.Hut selaku Kepala Seksi konsultasi terkait pengembangan dan potensi beberapa jenis lebah penghasil madu, seperti Apis sp dan budidaya lebah kelulut (Heterotrigona itama) di Kalimantan, untuk diterapkan di wilayah Pulang Pisau.

“Saat ini kami sedang mengembangkan tanaman yang dapat digunakan untuk wood pellet seluas 250 ha bersama masyarakat di Pulang Pisau. Dalam rangka membidik potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) lain yang dapat menjadi income bagi masyarakat di wilayah pengembangan tersebut, salah satunya adalah prospek budidaya lebah madu,” ujar Tedy menjelaskan tujuan mereka bertandang ke Balai Litbang LHK Banjarbaru.

“Jadi yang ingin kami ketahui adalah mengenai pengetahuan karakter masing-masing lebah tersebut dan juga pemilihan jenis pakan yang potensial agar usaha budidaya lebah tersebut berhasil,“?, ujar Tedy kepada tim edupark kelulut.

Berbagi pengalaman, Reni Setyo Wahyuningtyas, S.Hut, M.Sc, Peneliti sekaligus Ketua Tim Penelitian Kelulut menjelaskan bahwa yang pertama dilakukan adalah menentukan lokasi budidaya itu sendiri, dimana kondisi vegetasi yang ada harus mendukung untuk ketersediaan pakan sepanjang tahun.

“Karena itu jika pakan tidak tersedia secara kontinu dikhawatirkan akan membuat koloni lebah yang dipelihara sulit berkembang, bahkan bisa saja tidak betah dan pindah ke tempat lain,” jelas Reni.

Yang kedua, menurut Reni, disamping mengandalkan tanaman-tanaman alami, beberapa jenis tumbuhan dapat dibudidayakan di sekitar lokasi peternakan lebah, diantaranya galam, aren, kelapa, nipah, bunga asoka, kemuning, dan kaliandra.

“Diantara jenis-jenis tersebut khusus untuk jenis lebah kelulut sangat disarankan dilakukan budidaya airmata pengantin (Antigonon leptopus) karena sangat disukai kelulut terutama yang berwarna pink,” jelas Reni.

Selain sebagai sumber nehtar, menurut Reni kelulut juga memerlukan jenis tanaman sebagai sumber propolis sebagai bersumber getah tanaman bisa ditanam adalah widuri, mangga, nangka, cempedak, karet, dan nyamplung. Sedangkan tanaman sebagai sumber bee polenbisa berasal dari tanaman krisan, tagetes, bunga matahari, teratai, bilaran, putri malu dan lain-lain.

Terkait bagaimana cara menjaga kualitas madu kelulutyang ditanyakan Tedy,  Reni menerangkan bahwa kuncinya adalah menjaga kadar air sesuai dengan SNI atau <22%. Dimana dalam hal ini alat pengurang kadar air tersebut sudah mampu direkayasa oleh tim Balai Litbang LHK Banjarbaru.***

Penulis : Tim website