Dientry oleh Risda Hutagalung - 10 December, 2019 - 625 klik
Pesona Wisata Ilmiah Aek Nauli Diprediksi Jadi Ikon Wisata Toba

BLI (Aek Nauli, Desember 2019) _Pesona “Wisata Ilmiah Aek Nauli” diprediksi akan menjadi ikon wisata di Danau Toba. Tentu saja prediksi ini bukan tanpa alasan, melainkan karena wisata ilmiah yang terdapat di kawasan hutan Aek Nauli, yang berada di pintu masuk menuju Parapat, Danau Toba dari arah Medan tersebut, menurut banyak pihak, potensial untuk dikembangkan sebagai ikon wisata Danau Toba ke depan. 

Seperti yang dikemukakan Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Sylvana Ratina, saat meninjau langsung pembangunan Wisata Ilmiah Danau Toba sebagai salah satu kegiatan dari program Prioritas Nasional (Prinas) yang dicanangkan Pemerintah saat ini. Menurutnya, sebagai destinasi wisata prioritas Danau Toba, Aek Nauli memiliki keunggulan berupa hasil kajian Iptek yang dapat mendukung diversifikasi daya tarik ekowisata. 

“Pengembangan potensi wisata ilmiah menggunakan model penerapan Iptek pengembangan dari ekowisata seperti: camping ground, wahana penelitian, Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) spesifik, lokasi strategis, endemik langka dari habitat flora dan fauna akan menjadi sesuatu yang menarik jika dikemas dengan baik,” kata Sylvana dalam arahannya kepada Tim Prinas Pembangunan Wisata Ilmiah Toba, Kamis (5/12/2019) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli. 

Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari sinergi tujuh unit (satuan kerja) BLI yang dikoordinir Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. 

“Kedepannya pesona wisata ilmiah Aek Nauli dapat menjadi ikon Wisata Toba yang bersinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Dengan pesona wisata ilmiah ini di harapkan pengunjung tidak hanya dapat berlibur akan tetapi juga dapat belajar,” tambahnya. 

Prediksi ini juga terlihat dari apresiasi para pihak yang pernah berkunjung ke sana. Salah satunya, Bupati Simalungun, Dr. Jopinus Ramli Saragih yang pada April 2019 lalu sempat mengunjungi Aek Nauli, wilayahnya secara administrasi, juga mengapresiasi wisata ilmiah yang ada di sana. 

“Saya bangga, ternyata di Simalungun ada produk-produk yang bisa dikembangkan, tapi saya sarankan kalau bisa labelnya jangan Aek Nauli saja, tapi juga ada Simalungun nya, sehingga orang tahu itu berasal dari daerah kita Simalungun,” kata bupati yang akrab dipanggil JR ini saat itu. 

Dari internal Kementerian LHK, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, Ir. Helmi Basalamah, MM yang mencicipi madu trigona ketika mengunjungi spot wisata ilmiah panen madu di sana bulan Oktober lalu mengatakan, Wisata Ilmiah Aek Nauli itu unik. 

Hal senada juga disampaikan Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis (BTNBG) yang lebih dulu berkunjung ke sana. ”Madunya Aek Nauli ini segar sekali dan belum semua orang tahu dan bisa menikmati madu langsung dari sarangnya seperti ini. Ini merupakan wisata adrenalin yang luar biasa yang ada di Sumatera Utara,” ungkap Ir. Jefry Susyafrianto, MM, Kepala BBTNGL. 

Melihat berbagai wisata ilmiah yang ada di Aek Nauli, Kepala BTNBG, Ir. Sahdin Zunaidi Siregar, M.Si yang datang bersama Kepala BBTNGL mengatakan, keberhasilan mengelola wisata ilmiah panen madu ini merupakan salah satu indikator bahwa lingkungan hutan di BP2LHK Aek Nauli masih terjaga dengan baik.

Adapun paket-paket yang ditawarkan pada Wisata Ilmiah Aek Nauli ini terbagi atas dua diversifikasi atraksi wisata ilmiah, yaitu berbasis produk Iptek hasil hutan bukan kayu (HHBK), dan berbasis jelajah hutan. Wisata ilmiah berbasis produk Iptek HHBK meliputi pesona wangi kemenyan, pesona simanis madu, pesona halusnya sutera, pesona uniknya bambu, pesona tanpa sampah, pesona taman pakan fauna, dan pesona cantiknya rusa. 

Sedangkan diversifikasi atraksi wisata ilmiah berbasis jelajah hutan meliputi jelajah pesona alam (tracking jungle, susur sungai, air terjun, dan puncak panorama); jelajah satwa endemik dan unik (siamang); jelajah pesona flora dan fauna (keanekaragaman burung, kantong semar dan anggrek); jelajah cinta alam (camping ground dan selusur hutan pinus); serta jelajah cinta gajah (ANNEC). 

Untuk sampai ke sini, Anda yang ingin berkunjung dapat menempuh perjalanan dengan transportasi darat melalui rute Medan - Pematang Siantar – Parapat atau sebaliknya. Wisata ilmiah buka pukul 7.30 wib – 16.00 wib setiap harinya. 

Sebagai informasi, KHDTK Aek Nauli dengan luas areal 1.900 hektar ini merupakan penyangga kawasan Danau Toba. KHDTK Aek Nauli berfungsi dan dikembangkan sebagai wahana penelitian dan pengembangan Iptek, sebagai habitat keanekaragaman hayati yang membentuk beberapa tipe ekosistem dan memiliki panorama alam yang indah.***NS & RH

Penulis : Netha Silalahi dan Risda Hutagalung