Nomor: SP. 504/HUMAS/PP/HMS.3/12/2019

Madrid, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 12 Desember 2019. Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sama-sama memiliki kemiripan sumber daya minyak dan energi. Kerja sama kedua negara sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim terutama dalam sektor energi. Demikian disampaikan oleh Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA, Thani Ahmed Alzeyoudi, dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, di sela-sela pertemuan Perubahan Iklim Dunia (COP25), di Madrid, Rabu, 11 Desember 2019, di Paviliun Gulf Coordination Council (GCC).

 

Wamen Alue menyatakan terima kasih kepada UEA atas diundangnya Presiden Jokowi untuk berbicara pada acara Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) yang akan digelar pada 11-18 Januari 2020. 

 

ADSW merupakan platform ekonomi berkelanjutan yang diinisiasi oleh pemerintah UEA sejak tahun 2008. ADSW 2020 terdiri atas 6 (enam) pilar utama yaitu energi dan perubahan iklim, air dan pangan, masa depan mobilitas, luar angkasa, bioteknologi, dan technology for good. 

 

Lebih lanjut Wamen Alue menyatakan bahwa Indonesia saat ini telah memiliki NDC yang fokus pada sektor kehutanan dan energi. Di sektor energi, Indonesia saat ini tengah berada pada masa transisi dari fossil fuel-based energy ke energi baru dan terbarukan (EBT).

 

Kemudian dari sisi UEA, Menteri Thani menyatakan bahwa negaranya telah lama berinvestasi di bidang panas bumi (geothermal) di Indonesia. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Kamojang, Garut. 

 

Menanggapi hal tersebut Wamen Alue mengundang UAE untuk berinvestasi lebih banyak di industri hijau di Indonesia, khususnya rencana pembangunan pabrik baterai litium di Morowali yang diharapkan mampu memasok baterai untuk kendaraan listrik.(*)

 

Penanggung jawab berita :

Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK

Djati Witjaksono Hadi -081977933330

 

Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2246