Dientry oleh Risda Hutagalung - 12 December, 2019 - 749 klik
Progres Pembangunan Wisata Ilmiah Danau Toba di BP2LHK Aek Nauli

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, Desember 2019) _Dalam rangka mengevaluasi progres pembangunan wisata ilmiah Danau Toba, Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Ir. Sylvana Ratina, M.Si melakukan kunjungan kerja ke Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli, Jumat (6/12/2019). 

Bertempat di Gedung Perpustakaan Lt. 2, dalam sambutan selamat datangnya, Kepala BP2LHK Aek Nauli, Pratiara, S.Hut, M.Si, memaparkan tentang progres wisata ilmiah yang sudah berjalan di BP2LHK Aek Nauli, dimana salah satunya adalah terjadi peningkatan jumlah wisatawan dari tahun 2018 hingga sekarang dan juga peningkatan setoran PNBP. 

“Terima kasih kami ucapkan, terutama atas dorongan dan motivasi ibu Sekretaris BLI, dan juga terima kasih kepada Puslitbang-Puslitbang dan Balai Litbang Solo yang sudah sangat membantu dalam pergerakan perkembangan wisata ilmiah di BP2LHK Aek Nauli,” tutur Pratiara. 

“Alhamdulillah pengunjung semakin bertambah dan PNBP pun semakin meningkat. Sampai dengan saat ini, PNBP sudah mencapai 20 jutaan, atau sudah 4 kali lipat dari tahun 2018,” tambahnya. 

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris BLI dalam arahannya menyampaikan bahwa Danau Toba adalah salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). “Alhamdullilah, KHDTK Aek Nauli memiliki potensi yang luar biasa sehingga mendapatkan perhatian yang luar biasa. Lokasi yang strategis menarik minat wisatawan, didukung oleh kebijakan, hasil-hasil penelitian, serta sumber daya manusia,” papar Sylvana. 

Dengan demikian BP2LHK Aek Nauli mendapat proporsi perhatian yang lebih dari BAPPENAS, dan mendapat anggaran untuk melaksanakan kegiatan Prioritas Nasional (Prinas) yang dikemas dalam model “Penerapan Iptek Ekowisata di KHDTK Aek Nauli” dan dibungkus sesuai tujuan dan fungsi (tusi) BLI yaitu wisata ilmiah. 

Model tersebut dibagi menjadi 12 judul kegiatan di 7 satker, yaitu Sekretariat BLI, BP2LHK Aek Nauli, Puslitbang Hutan (P3H), Puslitbang Hasil Hutan (P3HH), Puslitbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI), Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL), serta Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS) Solo. 

 “12 judul yang sudah dilaksanakan harus bisa dirangkai menjadi input-input indikator output yang dalam permodelan iptek yang mendukung ekowisata dan  bisa dipertangungjawabkan kepada BAPPENAS,” tambah Sylvana. 

 

Peresmian Rumah Singgah Peduli Kanker “Arang Bambu” 

Dalam rangkaian kegiatan evaluasi progress ini juga dilaksanakan Peresmian Rumah Singgah Peduli Kanker “Arang Bambu” oleh Sekretaris BLI yang didampingi Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si, selaku Inisiator. Dalam sambutan singkatnya, Sylvana menyampaikan bahwa peresmian Rumah Singgah Peduli Kanker ini adalah wujud inisiasi BLI terhadap pengobatan kanker dari Iptek dan inovasi hasil litbang BLI. 

Selanjutnya Dwi yang saat Rumah Singgah ini dirancang menjabat sebagai Kepala P3HH menyampaikan bahwa P3HH turut berperan dalam kegiatan Prioritas Nasional Pengembangan Danau Toba melalui kegiatan Penerapan Teknologi Arang Terpadu dan Bambu untuk Mendukung Smart Eco-Tourism di Kawasan Danau Toba. 

Menurutnya, kegiatan tersebut memadukan tiga hal utama yaitu pemanfaatan bambu, aplikasi teknologi arang terpadu, dan kesehatan, dalam hal ini kanker. Dua luaran utama yang dihasilkan adalah wisata ilmiah berbasis bambu dan pengembangan ‘Carbon Bamboo Cancer Care Center’ di BP2LHK Aek Nauli, yang saat ini diberi nama ‘Rumah Singgah Peduli Kanker’. 

“Rumah Singgah Peduli Kanker' yang akan diresmikan hari ini baru permulaan dalam grand design ‘Carbon Bamboo Cancer Care Center’ yang telah disusun untuk dapat diwujudkan dalam waktu 5 tahun,” kata Dwi. 

“Rumah singgah ini dibangun juga bekerja sama dengan CTECH Labs (Edwar Technology) untuk uji coba/aplikasi kombinasi teknologi arang terpadu dan bambu dengan teknologi alat kesehatan Dr. Warsito yaitu ECCT (Electro Capacitive Cancer Therapy) yang berbentuk rompi, selimut dan lain-lain pada hewan dan manusia, serta dengan LIPI untuk pengembangan jenis bambu melalui modifikasi genetik untuk pencegahan dan pengobatan kanker atau yang kami sebut bambu kanker,” pungkas Dwi. 

Sedikitnya 12 media cetak/online maupun televisi hadir meliput peresmian Rumah Singgah Peduli Kanker ini , yaitu Metro TV, Kompas TV, TVRI Medan, Efarina TV, TV One, Harian SIB, Kompas, Analisa, Sindo News, Tribunnews Medan, Antara News, serta Bukti Pers Online. 

Di akhir acara, setelah dilaksanakan konferensi pers mengenai Rumah Singgah Peduli Kanker, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan Prinas, seperti tungku arang, instalasi pengelolaan air bersih, pembuatan kertas kotoran gajah, plot penangkaran rusa, serta lokasi atraksi memanggil siamang.***(NNN)

Penulis : Tim website