Dientry oleh Risda Hutagalung - 18 December, 2019 - 960 klik
Ikuti Workshop di Beijing RRC, Peneliti BP2LHK Aek Nauli Paparkan Standar Lingkungan di Indonesia

BP2LHK Aek Nauli (Beijing, Desember 2019) _Berpartisipasi dalam “Capacity Building Workshop on Environmental Laws and Standards for Greening Belt and Road Initiative (BRI)” di Beijing, Republik Rakyat China (RRC) pada 10 s/d 12 Desember 2019 lalu, peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli, Johansen Silalahi, S.Hut memaparkan Standar Lingkungan di Indonesia (Studi Kasus: Polusi Air, Udara dan Tutupan Lahan). 

Pada workshop yang juga dihadiri delegasi berbagai negara ini, materi yang disampaikan Johansen difokuskan kepada Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia, standar polusi udara, polusi air dan indeks tutupan lahan di Indonesia. 

“Pemerintah Indonesia selalu berusaha meminimalisir dampak kerusakan lingkungan dari pembangunan. Pada tahun 2018, nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Nasional Indonesia berpredikat baik yaitu 71,67. Hal ini diperoleh dari nilai Indeks Kualitas Air (IKA) sebesar 72,77, IKU (Indeks Kualitas Udara) sebesar 84,74, dan nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sebesar 61,03.,” kata Johansen di hadapan delegasi berbagai negara yang hadir, diantaranya Kamboja, Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Ekuador, Etiopia, Bangladesh dan Pakistan pada hari ketiga pertemuan. 

Sebelumnya, workshop tersebut dimulai dengan acara pembukaan dan penyambutan selamat datang (Opening Ceremony, Welcome Remarks) dengan host Ms. Zhu Xingyu. Kemudian dilakukan pemaparan materi tematik “Chinese ecological civilization: theory and practices oleh Li Qingrui (Deputy Secretary, China Ecological Civilization Research and Promotion Association (CECRPA) dan materi tematik “Environmental Legislation in China: Status and Prospect oleh Li Jingyun (Ministry of Ecological Environment (MEE)”. 

Kegiatan selanjutnya adalah kunjungan (Site Visit) tentang Urban Sewage Treatment Standard (sewage treatment plant). Kegiatan ini untuk mengetahui kegiatan pengelolaan limbah perkotaan sebelum dibuang ke sungai. Kegiatan diawali dengan menonton versi video dari pihak pengelola pengelolaan limbah kota berupa air yang berasal dari kota atau kecamatan. Sebagai informasi di Beijing setiap kota biasanya memiliki urban sewage treatment dalam mengatasi limbah air sebelum dibuang ke sungai. Menurut Johansen, dalam kegiatan ini diperlihatkan proses dari tahap awal sampai dengan tahap akhir pada sewage treatment plant

Hari berikutnya, dilakukan pemaparan materi tematik “Environmental Standard System in China: History and Current Situation oleh Wang Zongshuang (Chinese Research Academy of Environmental Sciences) yang menjelaskan tentang peraturan-peraturan standar lingkungan di China, seperti polusi udara, air, tanah, dan standar lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahan-perusahaan yang mengeluarkan limbah lingkungan. 

Kegiatan ini dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke Introduction of technical points and experience and revision of environmental monitoring methods and standards (China National Monitoring Center) untuk monitoring polusi udara di Beijing dengan alat seperti partikel (PM 2,5 dan PM 10) dan pencemar lainnya.

“Di sini kami melihat proses pengambilan sampel, alat-alat laboratorium, metode, dan LIDAR. Selanjutnya melihat laboratorium biologi air yang berasal dari air perusahaan,” kata Johansen. 

“Setelah itu kami mengunjungi ruangan pengamatan polusi udara dan proses diseminasi yang dapat diakses via internet maupun aplikasi yang sudah disediakan,” tambahnya. Diakhir acara, dilakukan kegiatan cultural exchange: Visit Tiananmen Square and the Palace Museum.***

Penulis : Tim website