Dientry oleh Risda Hutagalung - 26 December, 2019 - 838 klik
Berpartisipasi di Lokakarya Nasional ke-2 SLADI 2019, Peneliti BP2LHK Banjarbaru Beri Masukan

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, Desember 2019) _Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru, Dr. Dony Rachmanadi berpartisasi aktif dalam acara Lokakarya Konsultasi Nasional ke-2 Sustainable Lowland Agriculture for Development in Indonesia (SLADI) 2019. Sebagai salah satu partisipan diskusi yang diundang dalam acara ini, dalam sesi diskusi Dr. Dony menjelaskan tentang kondisi lowland yang ada di Kalimantan dan memberi beberapa masukan.

“Kalimantan dengan lowland  seluas 9% dari total luas area umumnya berada pada ketinggian mulai dari 0 – 100 m dpl. Masing-masing ketinggian tempat memiliki spesifikasi tertentu sehingga dalam pengelolaannya memerlukan perlakuan yang berbeda,” jelas Dr. Dony.

BP2LHK Banjarbaru sudah puluhan tahun berkecimpung dalam pengelolaan tropical peatland. Kontribusi Balitbang LHK Banjarbaru dalam restorasi hutan rawa gambut sudah tidak diragukan lagi. Kontribusi hasil litbang terhadap pemulihan ekosistem rawa gambut dapat dilihat pada program revitalisasi lahan gambut dalam bentuk paludikultur, penanganan kebakaran hutan gambut dan inovasi alat kebakaran khusus rawa gambut, program revegetasi dan regenerasi alam serta edukasi dalam bentuk Repeat, dan masih banyak lagi.

Acara ini merupakan tindak lanjut dari hasil Lokakarya Konsultasi Nasional SLADI ke-1 yang diselenggarakan pada Oktober 2018. SLADI adalah proyek penelitian yang dilakukan oleh World Agroforestry (ICRAF) dan World Bank. Proyek ini dirancang sebagai bentuk pengakuan atas realisasi politik, sosial, dan ekonomi yang kompleks dan beragam dalam mencapai tata kelola lanskap berkelanjutan untuk pembangunan pedesaan di seluruh Indonesia. SLADI menargetkan studi tentang pengelolaan lahan berskala kecil, menengah, dan besar yang mata pencahariannya bergantung pada pertanian dataran rendah.

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 20-22 Agustus 2019 bertempat di ruang Amazon, kantor ICRAF, Bogor. Peserta yang hadir adalah para pemangku kepentingan tingkat nasional dan provinsi, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Papua untuk meninjau hasil yang telah dicapai guna mendapatkan masukan atau perbaikan serta untuk membangun jaringan para ahli untuk pertanian berkelanjutan di dataran rendah Indonesia.

Tujuan dari lokakarya ini adalah menyampaikan kerangka kerja SLADI ditinjau dari konteks pulau dan nasional, kemajuan dari konteks pulau dan nasional, mengisi kesenjangan informasi di tingkat pulau dan nasional terisi, menguji instrument dan merumuskan strategi kampanye SLADI di tingkat pulau, dan membahas rencana SLADI ke depan di tingkat pulau dan nasional dibahas dan diidentifikasi.

Acara hari pertama berupa sidang pleno yang diisi penyampaian kerangka kerja dan kemajuan SLADI ditinjau dari konteks pulau dan nasional dengan topik utama The Big Picture of Sustainable Lowland Agriculture in Indonesia. Acara hari ke-2 diisi dengan Forum Group Discussion (FGD) yang membahas topik Filling the Knowledge Gaps on Sustainable Lowland Agriculture in Indonesia. Sama seperti hari kedua, acara hari terakhir diisi dengan FGD yang membahas topik Way Forward for Sustainable Lowland Agriculture in Indonesia.

Sebagai Informasi ICRAF mengundang 89 orang peserta yang datang dari berbagai civitas akademika dari berbagai universitas terkemuka, perwakilan instansi nasional dan dinas teknis terkait, khususnya dari Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Selain Balitbang LHK Banjarbaru, instansi yang hadir dalam acara ini antara lain Badan Restorasi Gambut (BRG), Direktorat Pangan dan Pertanian (Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS), Puslitbang Peternakan Kementerian Pertanian, Badan Litbang dan Inovasi KLHK, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Dirjen Pengendalian dan Pencemaran dan Kerusakan KLHK, Balai Penelitian Sagu Papua dan lain-lain.

Civitas akademika yang turut hadir dalam acara ini antara lain Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya, Universitas Tanjungpura, Universitas Cenderawasih, Universitas Murasmus (Papua), dan Universitas Sriwijaya. Sementara itu, dinas teknis yang turut hadir berasal dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Jambi, Sumatera Selatan meliputi Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Penulis : Tim website