Dientry oleh Risda Hutagalung - 29 January, 2020 - 549 klik
Menristek Apresiasi Eksistensi Lembaga Riset LHK

[P3H] _Keberadaan lembaga riset lingkungan hidup dan kehutanan mendapat apresiasi dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Nasional (BRIN), Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro. Menurutnya, peran lembaga riset tersebut sangat mendukung pemerintah Indonesia dalam memberikan input rekomendasi dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan hutan di Indonesia, khususnya dari sisi ilmiah. 

Hal ini disampaikan Meristek Bambang saat mengunjungi Center for Internasional Forestry Research (CIFOR)-Internasional Council for Research in Agroforestry (ICRAF), dan Sekretariat Interim International Tropical Peatlands Center (ITPC), Dramaga, Bogor, 23 Januari 2020 lalu.

Dalam arahannya, Menristek Bambang menekankan agar lembaga riset dapat  mendukung agenda prioritas pemerintah, yaitu terkait isu perubahan iklim, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), program Perhutana  Sosial, dan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.

“Saat ini isu perubahan iklim sangat menjadi perhatian global, karena berbagai fenomena karhutla yang terjadi di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia. Karena itu peneliti dan ilmuwan diharapkan dapat terus mencari cara untuk mengatasi karhutla, dan kabut asap yang terjadi di Indonesia, mencari solusinya, serta meminimalisir dampaknya. Salah satu hal yang dapat mendukung hal ini adalah dengan melakukan kegiatan riset pada lahan gambut, sebagai suatu inisiatif yang sangat baik,” tutur Menristek Bambang.

Mendukung pencegahan karhutla, Menristek Bambang juga berpendapat program Perhutanan Sosial menjadi penting sebagai salah satu solusi untuk hal ini. “Sebagai negara demokratis, isu perhutanan sosial semakin penting setiap harinya, karena perhutanan sosial berarti memberikan akses kepada masyarakat lokal untuk memanfaatkan kawasan hutan tanpa merusak kawasan, yang berarti kedua perlindungan lingkungan dan perkembangan ekonomi saling mendukung  untuk membantu masyarakat lokal dalam menghadapi kondisi saat ini,” lanjutnya.

Ia berpesan agar program Perhutanan Sosial juga harus terus dipromosikan sebagaimana kerap disampaikan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, dan Presiden Joko Widodo. “Pada umumnya, masyarakat yang hidup di sekitar hutan hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga seluruh pihak harus membantu masyarakat lokal, tidak hanya dalam bentuk bantuan sosial, tetapi juga harapan baru, melalui lapangan kerja, peluang usaha dalam bidang pertanian atau agroforestry,” jelas Menristek Bambang.

Terkait hal ini, CIFOR-ICRAF dan ITPC diharapkan dapat mengambil peran melalui berbagai riset dan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat. Sementara itu, berkenaan dengan rencana pemerintah Indonesia dalam menyiapkan IKN baru dengan konsep Forest City, Menristek Bambang meminta dukungan lembaga riset kehutanan dapat memberikan rekomendasi bagaimana implementasi konsep  Forest City, dan memastikan bahwa IKN baru tidak akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar.

“Saya juga berharap agar CIFOR-ICRAF dan ITPC dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia yang merupakan negara dengan luasan hutan hujan tropis yang sangat siginifikan, untuk menjadi role model pengelolaan hutan tropis,” pungkas Menristek Bambang menutup arahannya.

Dalam kunjungan tersebut, Menristek Bambang didampingi Staf Ahli Relevansi dan Produktivitas Prof Dr. Ismunandar, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Dr. Muhammad Dimyati, Sekretaris Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Ir. Prakoso, Direktur Pengembangan Teknologi Industri, Dr. Eng. Hotmatua Daulay, Direktur Inovasi Industri, Bapak Ir. Santoso Yudo Warsono, M. Eng.

Kunjungan Menristek ke CIFOR-ICRAF, dan Sekretariat Interim ITPC, merupakan bagian dari agenda Menristek dalam meninjau seluruh fasilitas riset yang terdapat di Indonesia, khususnya dalam bidang pertanian dan kehutanan.Sebelumnya Menristek juga melakukan kunjungan ke SEAMEO-BIOTROP, Science Techno Park-IPB, dan Agro Techno Park-IPB. Selama kunjungan, Menristek didampingi oleh Kepala BLI KLHK, Dr. Agus Justianto. 

Sementara kunjungan Menristek di kantor CIFOR-ICRAF diterima oleh Direktur Jenderal CIFOR Dr. Robert Nasi, ICRAF Country Coordinator for Indonesia, Dr. Sonya Dewi,  dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H), Dr. KIrsfianti L. Ginoga, serta Koordinator ITPC, Dr. Haruni Krisnawati.

Dalam sambutannya, Robert Nasi dan Sonya Dewi menyampaikan latar belakang berdirinya CIFOR dan ICRAF, tujuan, aktivitas kegiatan riset yang telah berjalan selama ini, serta hasil-hasil risetnya. Sementara, Kepala BLI KLHK menyampaikan pentingnya keberadaan ITPC sebagai pusat riset terkait gambut tropis, khususnya bagi negara-negara yang memiliki wilayah gambut terbesar di dunia. Kunjungan Menristek ini kemudian diakhiri dengan penanaman pohon Shorea pinanga (Meranti merah) di halaman CIFOR.***

Penulis : Tim website