Dientry oleh budi - 27 June, 2011 - 2823 klik
Orientasi Pengembangan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Berbasis Hutan Tanaman Rakyat Dengan Pola Hulu Hilir Di Kabupaten Temanggung Dan Wonosobo

Kehutanan mempunyai peran yang stategis dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan perekonomian masyarakat. Oleh karenanya pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan prioritas sampai tahun 2014 antara lain rehabilitasi hutan seluas 500.000 per tahun dan peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk pengurangan emisi karbon, revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Untuk mendukung kebijakan tersebut Provinsi Sulawesi Utara telah menetapkan beberapa sasaran pembangunan diantaranya penambahan areal hutan tanaman dan peningkatan kegiatan Rehabilitaasi Hutan dan Lahan (RHL).

Namun demikian beberapa permasalahan yang masih dihadapi adalah manfaat kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan belum dapat dipahami oleh masyarakat sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kegiatan RHL masih terbatas. Selain itu industri kehutanan dengan pola kemitraan belum berkembang di Provinsi Sulawesi Utara sehingga secara ekonomi kontribusi kehutanan terhadap pembangunan kehutanan di Provinsi ini belum terlihat secara nyata .

Oleh karena itu sebagai tindak lanjut pertemuan pengembangan hutan tanaman beberapa waktu lalu di BPK Manado yang dipimpin oleh Bapak Kepala Badan Litbang Kehutanan, telah direspon oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Utara dengan melakukan orientasi orientasi lapangan pelaksanaan RHL berbasis hutan tanaman rakyat dengan orientasi hulu hilir di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo tanggal 20 – 22 Mei 2011. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan peningkatan pemahaman tentang nilai penting dan manfaat hutan serta upaya RHL yang dimulai dari pimpinan dinas kehutanan atau pengambil kebijakan di daerah sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan dan membangun kemitraan dengan masyarakat. Orientasi diikuti oleh kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten di Sulut serta beberapa kepala UPT Kementerian Kehutanan ( Kepala BP DAS Tondano, Kepala BPKH, dan BPK Manado) . Beberapa objek yang dikunjungi adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Temanggung untuk melihat hutan rakyat dan indusrti kayu PT DSN serta perusahaan pallet sengon PT. Solar Park di Wonosobo.

Beberapa hasil dari orientasi tersebut adalah :
- Industrialisasi hutan di Pulau Jawa terus meningkat stelah sejak beberapa tahun terakhir banyak industri kehutanan di luar Jawa yang tutup karena kekurangan     pasokan kayu. Sebagian pabrik direlokasi ke Jawa mengolah kayu dari hutan rakyat. Pasokan kayu sengon di Jawa untuk industri sedikitnya 300.000 m3 per bulan
- Dengan perkembangan industri kehutanan yang cukup pesat khususnya di 2 Kabupaten, maka kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam bentuk hutan             tanaman rakyat sudah dilakukan dengan penuh kesadaran untuk mendapatkan nilai ekonomi dari kayu terutama jenis sengon.
- Pola agroforestry dan pola tanaman campuran dengan jenis lain telah dikembangkan cukup maju dengan skema mandiri, pembinaan dinas kehutanan dan           kemitraan dengan beberapa perusaahaan telah mencapai luas kurang lebih 14.000 ha di Kabupaten Temanggung.
- Meskipun demikian pasokan kayu sengon khususnya sampai saat ini masih defisit untuk memenuhi pasokan industri sehingga harus disuply dari beberapa           kabupaten tetangga.
- Beberapa industri yang berkembang adalah industri plywood, papan perkakas, dan pembuatan pellet yang pada umumnya masih untuk kebutuhan eksport.
  Beberapa saran dan masukan yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah :
- Pengembangan RHL berbasis hutan tanaman rakyat dengan pola hulu hilir ini dapat dikembangkan di Provinsi Sulawesi Utara dengan menunjuk pada daerah-       daerah dengan aksesibilitas yang mudah, regulasi yang mendukung dan kesesuaian tapak untuk jenis yang dikembangkan.
- Jenis-jenis yang dapat dikembangkan dalam pola tanaman campuran antara lain sengon yang diambil dari Sulut maupun Papua dan dicampur dengan tanaman     lain seperti Jabon dan Cempaka yang merupakan jenis endemik Sulut sekaligus untuk menekan serangan penyakit karat puru yang telah menyerang sengon di     Jawa.
- Kemitraan dapat dibangun dengan beberapa perusahaan dengan prinsip kesetaraan
- Untuk efisiensi pengelolaan lahan, maka seyogyanya Industri plywood dan wood pellet sebenarnya dapat dibangun secara terpadu pada satu lokasi unit kelola       hutan tanaman dengan pengaturan pemanfaatan kayu tahunan untuk wood pellet dan 6 tahunan untuk plywood.
- Dalam waktu yang tidak terlalu lama agar dilakukan fasilitasi berupa pertemuan kemitraan dengan pelaku usaha dibidang industri pengolahan hasil hutan untuk   memacu percepatan pengembangan hutan tanaman di Sulawesi Utara yang telah mencadangkan areal untuk HTR, KPHP dan pengembangan hutan tanaman         lainnya.

( Mahfudz)