Dientry oleh Risda Hutagalung - 02 April, 2020 - 804 klik
Dukung Ekowisata di Nabire, P3KLL Monitor Kontaminasi Merkuri di Sumber-Sumber Air

[P3KLL] _Bersama tim gabungan, Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) melakukan sampling air, sedimen, berbagai biota dan tumbuhan di Distrik Makimi, Nabire, Papua, 9 - 11 Maret 2020 lalu. Kegiatan itu dilakukan untuk memonitor kandungan merkuri di sana, mengingat adanya aktivitas pertambangan emas skala kecil (PESK) di hulu sungai.

Dihari pertama sebelum kegiatan sampling dilakukan, tim gabungan yang terdiri dari P3KLL, Medicus, P3E Papua, serta Staf Khusus Menteri LHK yang diwakili oleh Hanni Adiati, berdiskusi di kediaman Kabid. BKSDA Wilayah 2 Nabire, La Ode Ahyar. Selain empat jenis penyu, dan penanaman kembali mangrove untuk pengembangan ekowisata, rencana mengedukasi masyarakat setempat agar menolak aktivitas PESK untuk menghindari masuknya merkuri, juga dibahas dalam diskusi ini.

“Dalam melakukan pengembangan kawasan ekowisata sangatlah penting peran aktif warga Distrik Makimi, Nabire dalam menjaga lingkungan dan tidak ikut dalam aktivitas PESK yang berlokasi di hulu Sungai Musairo karena akan membahayakan masyarakat sekitar dan biota di lokasi ekowisata,” kata La Ode mendukung akivitas tim gabungan ini.

Setelah diskusi tim gabungan melakukan pengambilan sampel (sampling) air dan sedimen di tiga titik lokasi yaitu di Muara Musairo, irigasi satuan pemukiman transmigrasi dan Bendungan Biha. Selain itu, di lokasi yang sama juga dilakukan pengambilan sampel Siput (Bia Fumi), sagu dan buah Jeruk.

Keesokan harinya, tim melakukan sampling terhadap biota dan sedimen di empat titik diantaranya: Lahan pertanian Transmigran SP1 (sampel sedimen dan padi); Lahan pertanian Transmigran SP2 (sampel sedimen, kepiting, kangkung, nanas dan jagung); serta bak penampungan PDAM SP3 (sampel air dan sedimen).

Pengambilan sampel dihari ke tiga berlokasi di Air Terjun Bihewa, tim mengambil sampel air dan sedimen. Sampling ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air yang alirannya ke sungai dan digunakan oleh masyarakat setempat untuk kegiatan sehari-hari. Berbagai sampel yang telah diambil oleh tim kemudian dibawa ke Laboratorium P3KLL di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, untuk dianalisis.

Kegiatan sampling yang dilakukan P3KLL hanyalah bentuk kecil dari aksi pengurangan merkuri di Indonesia. Peran masyarakat dalam mengurangi dan melaporkan kegiatan yang menggunakan merkuri lah yang sangat besar dan penting untuk kita semua dan masa depan lingkungan yang bebas Merkuri.***(A/MK/AF)

Penulis : Ali Fardian