Dientry oleh budi - 04 October, 2011 - 2485 klik
Taman Nasional Meru Betiri Ukur Potensi Karbonnya

Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) telah ditetapkan sebagai lokasi proyek percontohan pengurangan emisi dari pencegahan deforestasi dan degradasi (Demonstration Activity) untuk REDD+ sebagai bentuk kerjasama antara Kementerian Kehutanan dengan International Tropical Timber Organization (ITTO). TNMB ditunjuk karena keragaman tipe vegetasinya, mulai dari vegetasi pegunungan sampai vegetasi pantai. Sesuai dengan vegetasinya, TNMB merupakan hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan berumur panjang dan serasah yang banyak, sebagai gudang penyimpan C tertinggi.

Pengukuran kandungan C dilakukan dalam 3 tahap, yaitu menentukan plot sampel pengukuran, mengukur biomasa pohon, dan mengukur biomasa tumbuhan bawah. Penghitungan jumlah total C dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan kandungan C diatas permukaan dari tanah dan C didalam tanah.

C diatas permukaan tanah terdiri dari (a) biomasa pohon, yang merupakan proporsi terbesar penyimpanan C. Biomasa pohon dapat diestimasi menggunakan persamaan alometrik dengan dasar perhitungan menggunakan pengukuran diameter batang. (b) Biomasa tumbuhan bawah, meliputi semak belukar dengan diameter batang kurang dari 5 cm, tumbuhan menjalar, rumput, atau gulma. Estimasi biomasa tumbuhan bawah dilakukan dengan mengambil bagian tanaman. (c) Nekromasa, yaitu batang pohon mati, baik masih tegak maupun telah tumbang. (d) Seresah, meliputi bagian tanaman yang telah gugur, berupa daun dan ranting yang tergeletak di permukaan tanah.

C di dalam tanah terdiri dari (a) biomasa akar, yang mentransfer C dalam jumlah besar langsung ke dalam tanah dan tersimpan cukup lama. Estimasi perhitungan karbon berdasarkan diameter akar proksimal, sama dengan cara perhitungan biomasa pohon. (b) Bahan organik tanah, yaitu sisa tanaman, hewan, dan manusia yang ada di permukaan dan di dalam tanah, yang telah dirombak oleh organism tanah sehingga lapuk dan menyatu dengan tanah.

Hutan alami merupakan penyimpan C tertinggi dibandingkan dengan jenis lahan lain. Hal ini karena tingkat keragaman pohon yang tinggi. Hutan juga melepaskan karbon (C) dalam bentuk CO2 melalui respirasi dan dekomposisi (pelapukan), namun pelepasan tersebut dilakukan secara bertahap. Jauh lebih lambat dibanding pelepasan C melalui pembakaran atau alihfungsi lahan. Kandungan C dharus dikendalikan dengan jalan meningkatkan serapan CO2 oleh tumbuhan dan menekan pelepasan (emisi) CO2 ke udara serendah mungkin. Keberadaan C di alam dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu C diatas permukaan tanah dan C di dalam tanah.

Karbon (C) merupakan hal yang penting dalam kehidupan makhluk hidup sehingga dengan mengetahui bagaimana caranya menghitung C maka manusia dapat lebih peduli lagi terhadap alam lingkungannya, sehingga pembelajaran dalam peningkatan stok karbon melalui partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan pengelolaan TNMB sangat penting dilakukan.

Jakarta, 3 Oktober 2011

Kepala Pusat,
TTD
Masyhud
NIP. 19561028 198303 1 002