Dientry oleh Puslitbang Hasil Hutan - 02 September, 2020 - 773 klik
Inovasi Pengolahan Hasil Hutan untuk Masyarakat: Fokus Utama ICFP 2020 - 12th International Symposium of IWoRS

" Hasil hutan harus dikelola dengan teknologi yang tepat agar dapat memberikan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan. Iptek hasil hutan harus bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini "

[FORDA] _Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (FORPRO) kembali menggelar konferensi internasional hasil hutan, Selasa (1/9/2020). Pentingnya inovasi pengolahan hasil hutan untuk masyarakat menjadi fokus utama International Conference on Forest Product (ICFP) 2020: Thematic Series 12th International Symposium of Indonesian Wood Research Society (IWoRS) ini.

Mengangkat “Forest Products Processing Innovations for Communities and Sustainable Forest and Environmental Management”, tema ICFP 2020 kali ini relevan dengan kondisi saat ini. Pengolahan hasil hutan saat ini butuh teknologi yang andal untuk menghasilkan hasil yang berkualitas, hemat sumber daya, memiliki prospek pasar yang baik, dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. 

Terkait itu, lima topik utama yang dibahas dalam konferensi ini, yaitu pengolahan hasil hutan kayu dan non kayu; biomassa dan energi terbarukan; bio-komposit dan nano-teknologi; pengolahan kayu; kebijakan dan pengelolaan hutan berkelanjutan.

“Hasil hutan harus dikelola dengan teknologi yang tepat agar dapat memberikan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan,” ujar Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Agus Justianto saat membuka acara. Menurutnya, Iptek hasil hutan harus bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Agus menambahkan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi merupakan faktor penting dalam pembuatan kebijakan. “Peran peneliti dan ilmuwan secara umum sangat strategis dengan memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis pada Iptek dan inovasi,” tambahnya.

Terkait itu, sinergi lembaga penelitian dan akademisi dalam menghasilkan inovasi Iptek menurutnya akan menjadi langkah positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. “Setiap individu memiliki kumpulan pengetahuan dan akan saling melengkapi untuk menciptakan sebuah hasil karya yang komprehensif,” ujar Agus.

Di akhir sambutannya Agus berharap, konferensi internasional ini dapat memberikan manfaat dan informasi yang berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi hasil hutan di masa depan.

Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan selaku Ketua Penyelenggara ICFP 2020, Dr. Wening Sri Wulandari mengatakan, penyelenggaraan ICFP kali ini sangat spesial karena diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19. “Selain itu, ICFP kali ini mengangkat seri tematik 12th International Symposium of IWoRS,” ujar Wening dalam laporannya.

“Kami berharap hasil penelitian yang disajikan hari ini dapat menjadi tolak ukur untuk penelitian dan pengembangan di masa yang akan datang, dan juga bisa menjadi modal untuk mengembangkan kolaborasi penelitian dan pengambangan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, ICFP 2020 menghadirkan 3 pembicara utama yaitu Prof. Kenji Umemura dari Kyoto University, Prof. Nam Hun-Kim dari Kangwon University, dan Dr. Jamaludin Malik dari internal FORPRO. Dipandu moderator presenter berita CNN Indonesia, Frida Lidwina, ketiga narasumber ini berbagi informasi dan pengalaman terkait pemanfaatan hasil hutan.

Pada kesempatan ini, terdapat 75 Iptek dan inovasi yang dipresentasikan oleh para peneliti dan akademisi dari berbagai bidang kepakaran dan instusi. Iptek yang dipresentasikan akan diterbitkan dalam IOP Publishing yang terindex Scopus.

Tercatat lebih dari 500 peserta mengikuti sesi pleno konferensi ini secara virtual melalui aplikasi zoom dan live streaming YouTube Badan Litbang dan Inovasi. Pada sesi pararel, para peserta terbagi dalam 12 ruang zoom, berdiskusi dan berbagi informasi tentang capaian Iptek terkait 5 topik yang dibahas.*(TP)

Penulis : Tipuk Purwandari
Editor : Risda Hutagalung