Dientry oleh Puslitbang Hasil Hutan - 03 September, 2020 - 1413 klik
FORPRO Kenalkan Inovasi ‘Kayu Baru’ di Ajang ICFP 2020: 12th International Symposium of IWoRS

" Kayu dengan karakteristik inferior tetapi cepat tumbuh dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk kayu yang bernilai tinggi melalui pengolahan impregnasi. Selain menggunakan teknologi yang sederhana, produk ini juga ramah lingkungan "

[FORDA] _Di ajang International Conference on Forest Products (ICFP) 2020: Thematic Series 12th International Symposium of Indonesian Wood Research Society (IWoRS), Selasa (1/8/2020) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (FORPRO) memperkenalkan inovasi produk 'Kayu Baru' berupa kayu jabon yang diimpregnasi. Inovasi ini diluncurkan sebagai solusi dalam memenuhi kebutuhan kayu bangunan untuk komponen bangunan rumah dan furnitur.

Seperti diketahui, kebutuhan kayu bangunan terus meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan kayu bangunan seperti untuk komponen bangunan rumah dan furnitur adalah dengan menggunakan kayu cepat tumbuh, misalnya jabon (Anthocephalus cadamba Miq). Namun kayu cepat tumbuh ini biasanya tidak seperti kayu dari hutan alam dalam hal kekuatan, kestabilan dimensi dan keawetannya.

Peneliti bidang pengawetan hasil hutan pada FORPRO, Dr. Jamaludin Malik mengatakan salah satu spesies kayu cepat tumbuh yang ditanam secara luas di Indonesia adalah jabon. Jabon memiliki keunggulan diantaranya adalah mudah dibudidayakan, adaptif dengan kondisi alam Indonesia, dan cepat tumbuh.

“Kayu jabon adalah kayu cepat tumbuh, tetapi memiliki kerapatan dan kekuatan rendah, serta kayunya kurang stabil. Selain itu, termasuk kayu dengan kelas awet kayunya rendah atau mudah terserang organisme perusak kayu (kelas IV sampai V),” ujar Jamaludin di hadapan lebih dari 500 peserta yang mengikuti sesi pleno ICFP secara virtual melalui aplikasi zoom dan livestreaming YouTube FORPRO.

Menurut Jamaludin, kelemahan sifat pada kayu cepat tumbuh ini bisa diatasi dengan aplikasi teknologi modifikasi. Salah satu metode yang digunakan dalam modifikasi kayu adalah impregnasi menggunakan ekstrak kayu merbau yang dipolerimisasi. “Ekstra kayu merbau merupakan salah satu bahan impregnasi yang cukup menjanjikan. Ekstrak kayu merbau diperoleh dari limbah kayu merbau,” jelas Jamaludin.

Lebih lanjut, Jamaludin mengatakan kayu cepat tumbuh yang telah dimodifikasi memiliki keunggulan. Diantaranya adalah kekuatan meningkat dan tahan terhadap rayap. “Dari hasil penelitian kami, kayu jabon yang telah diimpregnasi meningkat ketahanannya secara signifikan dan tahan terhadap serangan rayap tanah dan rayap kayu kering,” kata Jamaludin.

Menurut Jamaludin, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kayu dengan karakteristik inferior tetapi cepat tumbuh dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk kayu yang bernilai tinggi melalui pengolahan impregnasi. “Selain menggunakan teknologi yang sederhana, produk ini juga ramah lingkungan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, tahun 2020 ini tahun ke-3 konferensi internasional ini diselenggarakan oleh Pusat Litbang Hasil Hutan (FORPRO). ICFP kali ini mengangkat seri tematik 12th International Symposium of IWoRS dan mengusung tema “Forest Products Processing Innovations for Communities and Sustainable Forest and Environmental Management”.***

Penulis : Tipuk Purwandari
Editor : Risda Hutagalung