Dientry oleh BP2LHK Banjarbaru - 21 September, 2020 - 653 klik
Integratif dan Manajemen Bahan Organik: Strategi Cegah Karhutla Rekomendasi BP2LHK Banjarbaru

" Strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan kebakaran adalah pencegahan integratif, yaitu pencegahan terpadu antara upaya teknologi, pendidikan dan penegakan hukum. Strategi lainnya adalah manajemen bahan organik/bahan bakar, baik skala tapak dan skala landskap "

[FORDA] _Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru kembali membagikan strategi mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kepada publik dan pihak-pihak terkait. Pencegahan integratif dan manajemen bahan organik merupakan strategi yang direkomendasikan BP2LHK Banjarbaru dalam webinar bertajuk “Kecil jadi Kawan, Besar jadi Lawan” yang digelar baru-baru ini.

Paparkan proses kebakaran, dampak dan strategi dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran, Prof. (Ris). Acep Akbar, peneliti utama BP2LHK Banjarbaru selaku narasumber menyebutkan sesungguhnya Indonesia telah diberi pelajaran yang banyak dalam mengendalikan kebakaran karhutla sejak 1983/1984 hingga sekarang. 

“Strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan kebakaran adalah pencegahan integratif, yaitu pencegahan terpadu antara upaya teknologi, pendidikan dan penegakan hukum,” papar Prof. Acep yang telah lama menggeluti penelitian terkait karhutla ini.

Upaya teknologi yang dimaksudnya antara lain alarm otomatis terkait kebakaran, pengolahan lahan tanpa bakar, dan penetral asap. Upaya pendidikan antara lain pelatihan pemadaman dini, pengolahan bahan bakar, dan pelatihan pemanfaatan sumber daya lokal. Sedangkan penegakan hukum yang dimaksud antara lain aturan pengolahan lahan tidur, penyesuaian sanksi denda dan kurungan.

Menurutnya, hal ini penting dilakukan mengingat kebakaran hutan telah memberikan banyak dampak negatif, antara lain: ekspor asap di udara; terganggunya transportasi udara, proses belajar mengajar dan perdagangan; degradasi hutan, kerusakan lahan milik, punahnya flora dan fauna, menurunkan produktivitas lahan, terganggunya kesehatan, dan merusak sistem ekologi, serta perubahan iklim.

“Data salah satu lembaga survey mencatat kerugian yang ditimbulkan kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 mencapai 226 Trilyun rupiah,” ujar Prof. Acep menambahkan.

Strategi lainnya yang direkomendasikan BP2LHK Banjarbaru untuk mencegah karhutla adalah manajemen bahan organik. Paparkan “Manajemen Bahan Organik untuk Pencegahan Karhutla” pada webinar tersebut, narasumber lainnya, Marinus Kristiadi Harun, S. Hut, M.Si menyampaikan, terdapat dua manajemen utama pengelolaan bahan bakar (BB) yaitu manajemen skala tapak dan manajemen skala landskap.

“Manajemen skala tapak meliputi merendahkan BB, mengurangi muatan, menghilangkan BB, menggunakan pola tanam agroforestri dan pembuatan sekat/canal blocking. Manajemen BB skala lanskap meliputi kelola lahan, peningkatan nilai ekonomi lahan, kelola tani dan sistem peringatan dini (early warning system),” ujar peneliti bidang kepakaran agroforestry ini.

Marinus menjelaskan, beberapa kegiatan terkait manajemen skala tapak dan skala landskap telah dipraktikkan dalam masyarakat di beberapa daerah. “Seperti peningkatan nilai ekonomi lahan melalui ekonomi kreatif antara lain: pengolahan daun nenas menjadi bahan serat alami; piring organik dari daun meranti, daun pisang, daun teratai dan pelepah daun pisang; pengolahan gulma dan limbah pertanian sebagai pupuk hayati Biotara; pengolahan bahan organik menjadi kompos blok, pellet energi dan pellet pakan,” papar Marinus.  

Terkait pencegahan karhutla, menurut Marinus dapat dilakukan dengan melakukan manajemen bahan bakar (bahan organik lahan). Bahan organik lahan dapat diolah menjadi aneka produk bernilai ekonomi.

“Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sekaligus sebagai upaya bekerja di depan api (pencegahan). Kawasan terpadu pencegahan karhutla, yaitu kawasan pertanian tanpa bakar dan pengolahan bahan organik, perlu dikembangkan untuk upaya bekerja di depan api yang lebih berhasil,” ujar Marinus.

Berbeda dari acara serupa, webinar ini juga diisi dengan adanya sesi lapangan. Selaku narasumber, Eko Priyanto S. Hut, teknisi litkayasa manajemen hutan BP2LHK Banjarbaru dan Junaidi, mekanik peralatan pemadam kebakaran BP2LHK Banjarbaru mengenalkan peralatan pemadaman kebakaran dan cara penggunaannya. Peralatan tersebut diantaranya alat pengamanan pemadam standar, garu, kapak dua mata, cangkul modifikasi, gepyok, pompa punggung jufa, selang isap, dan mesin modifikasi.

Acara semakin menarik ketika tim lapangan berupaya memadamkan api buatan dengan menggunakan peralatan pemadaman sederhana, dimana sebagian alat-alat yang digunakan  merupakan hasil rekayasa dari tim karhutla BP2LHK Banjarbaru.

Sebagai informasi, webinar berdurasi kurang lebih 2 jam ini berlangsung interaktif dan mendapat apresiasi yang sangat bagus dari para peserta, yang berasal dari berbagai kalangan, dan berbagai daerah di Indonesia, diantaranya Kalimantan Tengah, Bogor, Semarang, Sulawesi, Jambi, Aceh bahkan Papua.

UPT KLHK, Dinas LHK, KPH, peneliti, akademisi dan mahasiswa, perusahaan swasta, masyarakat umum serta para praktisi lainnya seperti BMKG, antusias mengikuti acara tersebut. Serius namun santai membuat acara yang dipandu oleh Dra. Lilis Kurniati, Kepala Seksi Data, Informasi dan Kerjasama (DIK) tersebut menarik diikuti sampai akhir.

Sebagai salah satu media penyampaian hasil-hasil penelitian BP2LHK Banjarbaru kepada publik, webinar ini sekaligus diharapkan dapat mendukung sosialisi pencegahan dan penanggulangan karhutla. Dengan demikian, BP2LHK Banjarbaru semakin berkontribusi nyata terhadap pengelolaan sumber daya alam di Indonesia, dan Kalimantan Selatan pada khususnya.

Menggunakan aplikasi Zoom, webinar yang digelar Selasa (8/9/2020) ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan Facebook Litbang LHK Banjarbaru judul “Webinar Balai Litbang LHK Banjarbaru "Kecil jadi Kawan, Besar jadi Lawan". Bagi Sahabat Inovasi yang ingin mengikuti acara tersebut kembali, bisa mengaksesnya pada link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=rEdL9DV_7_Y ***

Penulis : Junaidah
Editor : Risda Hutagalung