- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
admin -
25 October, 2011 -
2829 klik
BADAN LITBANG: Tambah Satu Profesor Riset
Badan Litbang Kehutanan bertambah satu lagi profesor riset, setelah sebelumnya memiliki tujuh Profesor Riset yang telah dikukuhkan. Pengukuhan satu Profesor Riset, yaitu Dr. Adi Santoso, M.Si oleh Majelis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pada 25 Oktober 2011, bertempat di ruang Rimbawan II gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Dalam acara pengukuhan tersebut Dr. Adi Santoso, M.Si akan menyampaikan pidato mengenai “Tanin dan Lignin dari Acacia mangium Wild sebagai Perekat Kayu Majemuk Masa Depan."
Hasil riset yang dicapai oleh Dr . Adi Santoso, M.Si merupakan salah satu pencapaian yang membanggakan, karena dari hasil risetnya di targetkan mampu untuk mengurangi ketergantungan impor dan juga pencemaran lingkungan dari perekat kayu, seperti perekat kayu jenis termoset sintesis yang sebagian besar berasal dari hasil minyak bumi. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak tersebut adalah menggantikannya dengan bahan baku perekat yang berasal dari bahan nabati seperti tanin dari kulit pohon Acacia mangium Wild atau lignin yang berasal dari lindi hitam (black liquor) selain berasal dari dalam negeri kedua bahan ini juga dapat dipulihkan (reneweble) dan tidak mencemari lingkungan. Perekat jenis tanin dan lignin juga relatif luas pengunaannya dan cocok untuk jenis kayu lunak yang berbobot jenis rendah maupun jenis kayu keras berbobot jenis tinggi dengan kulitas eksterior. Penggunaan bahan tanin juga mampu untuk mereduksi pemakaian bahan baku dari hasil olahan minyak bumi hingga 84% (fenolik) dan formalin 51%, sedangkan penggunaan lignin dapat mereduksi pemakaian fenolik hingga 58% dan formalin 63% sehingga mampu untuk menekan emisi formaldehida dan terciptanya teknologi yang ramah lingkungan sehingga mampu menekan efek pemanasan global.
Pengukuhan profesor riset menunjukan bahwa para peniliti dapat mendedikasikan serta menyumbangkan ide maupun hasil karyanya bagi pembangunan dan pengolahan hasil hutan. Sehingga agar ke depan setiap hasil hutan dapat di kembangkan secara potensial dan bermanfaat bagi masyarakat, serta dapat lebih meningkatkan kredibilitas Litbang Kehutanan agar mampu berkiprah lebih baik bagi IPTEK pembangunan Kehutanan secara potensial.
Sumber: SIARAN PERS Kemenhut, Nomor : S. 48/PHM-1/2011