Dientry oleh B2P2BPTH Yogyakarta - 30 November, 2020 - 620 klik
Kawal Pembangunan Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Internasional, Peneliti B2P2BPTH Studi Banding ke Persemaian Modern

" Presiden Joko Widodo berharap pada akhir tahun 2021, Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Internasional mampu memproduksi kurang lebih 16 juta bibit tanaman yang memiliki fungsi ekologi sekaligus ekonomi "

[FORDA] _Turut mengawal pembangunan Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Internasional yang ditugaskan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), para Peneliti Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian LHK bersama Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (DASHL) melakukan benchmarking atau semacam studi banding ke PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) Pangkalan Kerinci, Riau.

Kepala BLI KLHK melalui Kepala B2P2BPTH menugaskan lima orang peneliti terbaiknya melaksanakan kegiatan benchmarking tersebut. Tiga orang peneliti mengikutinya pada periode pertama yaitu Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M.Sc., Dr. Ir. Asri Insiana Putri, MP. dan Lukman Hakim, S.Hut, MP.. Sedangkan peneliti lainnya yaitu Prof. (Ris) Dr. Ir. Budi Leksono, MP. mengikuti periode kedua bersama rekannya Dr. Liliana Baskorowati, S.Hut, MP. yang belum lama ini dikukuhkan sebagai profesor riset kebanggaan KLHK.

Beberapa objek kegiatan benchmarking yang dilakukan, antara lain terkait laboratorium kultur jaringan (kuljar), persemaian modern, serta RGE Technology Center, Research & Development (R&D) dan Native sp field. Pada saat kunjungan diketahui bahwa kapasitas produksi microcutting plantlet dari kuljar pada tahun 2020 ini telah menghasilkan 30 juta. Pada akhir tahun ini rencana optimalisasi bisa mencapai 40 juta.  

“Produktivitas yang tinggi ini bisa dicapai karena telah dirancang secara komprehensif, menggunakan peralatan teknologi tinggi dengan maintenance yang terjaga, detailing dari setiap tahapan kegiatan dengan SOP yang terstruktur, kedisiplinan karyawan dan pekerja yang tinggi,” tutur Dr. Asri selaku ahli kuljar.

Hasil observasi lainnya, persemaian modern yang ada di sana memproduksi dua jenis fast growing species untuk bahan baku pulp yaitu Acacia crassicarpa untuk penanaman di lahan gambut dan Eucalyptus sp untuk lahan mineral di areal konsesi HTI PT. RAPP. Dari luasan 14 Ha, kapasitas produksi dengan perbanyakan stek pucuk mencapai 30 juta bibit/tahun.

Menurut tim peneliti, produksi yang tinggi dengan kualitas bibit yang terjaga dapat diperoleh karena setiap kegiatan telah menerapkan SOP yang komplit, yang dirancang dengan melibatkan peran riset (R&D). Produksi bibit tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan penanaman di blok tanaman tahun berjalan.

Fasilitas persemaian dirancang dan dikelola secara modern dan hergonomis. Proses alur dokumentasi produksi bibit dilakukan secara terstruktur, mudah diakses dan terintegrasi dengan keseluruhan proses kegiatan perusahaan. Tenaga kerja yang memiliki pemahaman yang sama dan diukur berdasarkan target yang telah ditetapkan turut mendukung proses yang berlangsung.

Informasi yang diperoleh dari bagian R&D bahwa jenis akasia dan eucalyptus telah diteliti secara komprehensif dan langsung diaplikasikan secara operasional. Riset menjadi solusi dari permasalahan lapangan yang dihadapi, untuk peningkatan produktivitas ataupun penyusunan SOP setiap kegiatan operasional di lapangan.

Saat berkunjung ke RGE Technology Center, pesan yang disampaikan pihak RAPP adalah pentingnya visualisasi semua unsur dan proses kegiatan perusahaan dikemas menarik dan informatif. Dengan demikian, pengunjung dapat dengan mudah memahami segala informasi dan aktivitas perusahaan.  

“Maket yang dibuat sangat komprehensif memberikan gambaran keseluruhan yang mudah dimengerti,” kata Nikolas Nugroho, Kasubdit Pemolaan, Ditjen PDASHL.

Hasil observasi di beberapa objek benchmarking selama 5 hari, 23 hingga 27 November 2020 ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mendukung pembangunan Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Indonesia di Rumpin, Kab. Bogor, Jawa Barat, yang ditinjau Presiden Joko Widodo, baru-baru ini. PT. RAPP terpilih sebagai lokasi benchmarking ini atas arahan Presiden setelah pernah mengunjunginya awal tahun 2020.

Dikutip dari berbagai media, Presiden Joko Widodo berharap pada akhir tahun 2021, Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Internasional mampu memproduksi kurang lebih 16 juta bibit tanaman yang memiliki fungsi ekologi sekaligus ekonomi. “Karena ke depan, kita ingin mengembangkan green economy,” ujarnya saat meninjau lokasi pembangunan Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Indonesia di Rumpin, Jumat (27/11/2020).

Bibit-bibit yang diproduksi dari persemaian modern ini akan didistribusi ke wilayah-wilayah yang rawan bencana banjir dan tanah longsor. Rancangan Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Indonesia yang berdiri di atas lahan seluas 159,58 Ha ini terdiri dari zona perbenihan, zona kelola masyarakat, zona diklat, dan zona koridor pengembangan usaha.

Pembangunan di areal tersebut ke depan akan menjadi percontohan bagi pengembangan serupa di Danau Toba (Sumatera Utara), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).***

-------------------------------------------

Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BIOTIFOR YOGYA):
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)

Telp. (0274) 895954; 896080 Fax. (0274) 896080

Email               : breeding@biotifor.or.id

Website           : www.biotifor.or.id

Instagram        : https://www.instagram.com/biotifor_jogja

Facebook        : www.facebook.com/Balai-Besar-Litbang-BPTH-187407891327294

Youtube          : http://youtube.com/c/BiotiforJogja

E-Journal        : http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPTH/index  

Penulis : Lukman Hakim
Editor : Risda Hutagalung