- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
BP2LHK Aek Nauli -
22 December, 2020 -
758 klik
Evaluasi Awal Ujicoba Forest Healing di KHDTK Aek Nauli
" Frekuensi detak jantung menurun untuk 58% responden dan 33% untuk frekuensi pernapasan. Sedangkan 67% responden mengalami kenaikan suhu tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan akan adanya healing forest terhadap variabel ukur tingkat stres di kalangan pekerja pada masa pandemi "
[FORDA] _Selama pandemi Covid-19 ini, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli telah melakukan beberapa kali ujicoba kegiatan Healing Forest yang diikuti oleh 24 peserta/responden yang merupakan pegawai BP2LHK Aek Nauli. Kegiatan ini berlangsung sekitar 1 – 2 jam dan dilaksanakan hampir setiap 2 minggu dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut peneliti BP2LHK Aek Nauli, M. Hadi Saputra, S.Hut, M.P.W.K, M.Sc yang menjadi pelaksana ujicoba Healing Forest, dari evaluasi awal tersebut didapatkan dua hal. Pertama, saat beraktivitas para peserta merasa nyaman. Kedua, terlihat adanya penurunan frekuensi detak jantung, pernafasan dan peningkatan suhu tubuh karena aktivitas yang dilakukan selama healing.
“Frekuensi detak jantung menurun untuk 58% responden dan 33% untuk frekuensi pernapasan. Sedangkan 67% responden mengalami kenaikan suhu tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan akan adanya Healing Forest terhadap variabel ukur tingkat stres di kalangan pekerja pada masa pandemi,” papar Hadi.
“Sedangkan nyamannya peserta saat beraktivitas menunjukkan bahwa arboretum berpotensi sebagai lokasi Healing Forest,” tambah Hadi.
Seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kegiatan ini adalah selain untuk melihat kesesuaian lokasi Healing Forest, juga untuk mendapatkan hasil awal dampak Healing Forest terhadap variabel stres para pegawai di masa pandemi.
Kegiatan Healing Forest dilaksanakan di Kawasan KHDTK Aek Nauli, tepatnya di areal Arboretum Blok G, yang terletak pada ketinggian 1.164 – 1.218 mdpl dengan topografi datar hingga miring. Intensitas cahaya berkisar antara 200 – 300 lux, kerapatan vegetasi sedang hingga rapat, suhu berkisar antara 15 – 25 °C dan kelembaban 49 – 73%.
Kegiatan ini terdiri atas 4 aktivitas, yaitu Jalan santai, yang dilakukan saat awal mulai memasuki hutan. Para peserta berjalan dalam kelompok dengan menjaga jarak satu dengan lainnya 1 meter serta tidak ada komunikasi sama sekali. Aktivitas berikutnya olah pernapasan ringan. yang dilakukan sebanyak dua kali. Pertama setelah kegiatan jalan santai dan kedua setelah kegiatan berdiam diri.
Selanjutnya, peserta berdiam diri, yang dilakukan selama kurang lebih 30 – 45 menit. Peserta tidak melakukan kontak seperti berbicara atau lainnya dan juga tidak tertidur. Para peserta diminta untuk berinteraksi dengan alam melalui kelima panca indera dengan senyaman mungkin. Aktivitas terakhir, melihat pemandangan. Ini diharapkan dapat meningkatkan rasa nyaman, tenang dan berbaur dengan alam dibandingkan dengan pemandangan wilayah kota.
Salah seorang pegawai BP2LHK Aek Nauli yang menjadi peserta/responden, Edy Julianto, cukup antusias dengan hasil kegiatan Healing Forest tersebut. Menurutnya ada timbul rasa nyaman ketika dirinya duduk berdiam diri sambil memejamkan mata atau sambil melihat pemandangan.
“Suasana sejuk dan asri di arboretum membuat saya nyaman saat duduk, diam, dan memejamkan mata. Ternyata bisa juga menambah semangat dan sedikit mengurangi beban pikiran. Saya rasa arboretum ini sudah pas untuk lokasi Healing Forest,” ungkap Edy.
Dengan hasil evaluasi awal tersebut, Healing Forest diharapkan mampu menjawab permasalahan kesehatan yang timbul saat ini dengan memberikan nilai lebih pada kawasan hutan. Kegiatan ini akan menjaga kelestarian hutan, dengan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat melalui terapi kesehatan pada para pegawai yang mengalami stres di masa pandemi. Dengan keterlibatannya dalam kegiatan ini, masyarakat sekitar hutan juga turut meningkat kesejahteraannya.***
----------------------------------
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli
Jln. Raya Parapat Km. 10,5 Desa Sibaganding, Kec. Girsang Sipanganbolon, Parapat, Kab. Simalungun, Prov. Sumatera Utara 21174
Email: bpk.aeknauli@gmail.com
Web: http://aeknauli.org
FB: Balitbang LHK Aek Nauli
IG: bp2lhk_aeknauli
Twitter: @bpk_aeknauli
Youtube: BP2LHK AekNauli