Dientry oleh BP2TSTH Kuok - 04 February, 2021 - 630 klik
Dikunjungi Wakil Walikota dan DPRD Sawahlunto, BP2TSTH Paparkan Iptek Berbasis Ekonomi Masyarakat

" Kami berharap penguasaan paket Iptek ini nantinya dapat berguna untuk masyarakat Sawahlunto. Hasil-hasil litbang yang mencakup hasil hutan bukan kayu maupun teknologi serat yang memasuki tahap hilirisasi dapat dimanfaatkan sebagai penguatan landasan kebijakan oleh legislator maupun pemkot nantinya "

[FORDA] _Rabu pagi, 3 Februari 2021, di halaman kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok terparkir tiga mobil berplat BA. Kendaraan tersebut membawa Wakil Walikota Sawahlunto beserta rombongan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sawahlunto. Rombongan disambut oleh jajaran manajemen beserta para peneliti dan teknisi BP2TSTH.

Dari pernyataan Wakil Walikota Sawahlunto, H. Zohirin Sayuti, SE diketahui maksud kedatangannya dan rombongan adalah untuk konsultasi dan meningkatkan wawasan mengenai teknik budidaya perlebahan dan budidaya serat tanaman hutan. Hal ini guna memperkuat implementasi kebijakan peningkatan perekonomian masyarakat di Kota Sawahlunto.

Baca juga: Aksi Dukung Ocu Mapan, Kontribusi BP2TSTH Kuok untuk Pemda Kampar  

“Pemko bekerja sama dengan PT Pramuka Cibubur melalui kepengurusan pramuka di Kwarcab Kota Sawahlunto menjadikan perlebahan sebagai seksi usahanya. Akhir tahun lalu kami mengembangkan jenis apis sekitar 100 kotak yang ditempatkan di hutan kota di kawasan Kandi,” ungkap Wawako Zohirin.

“Kami pun mendorong pengembangan budidaya lebah khususnya galo-galo ini dapat teralokasikan di pemerintahan desa melalui dana desa. Sehingga melalui lebah madu ini dapat menggerakkan perekonomian mulai dari tingkat bawah,” tambahnya.

Menambahkan, Ketua Komisi II DPRD Kota Sawahlunto, H. Afdal, S.Si., A.Pt menjelaskan mengenai kondisi dan bentang alam Kota Sawahlunto yang mendukung untuk pengembangan usaha masyarakat berbasis komoditi hutan.

Baca juga: Pengusaha Madu Pekanbaru Tertarik Gunakan Test Kit Madu BP2TSTH Kuok

“Kota kami ini dikenal sebagai kota kuali yang mana sejarahnya merupakan areal tambang batu bara terbesar di Indonesia pada zamannya. Saat ini areal bekas tambang yang menjalani reklamasi sekitar 393 Ha ditanami dengan jenis akasia yang memiliki potensi sebagai sumber pakan lebah untuk nektarnya,” ujar Afdal.

Menanggapi hal tersebut, tiga orang peneliti memaparkan progres dan capaian kegiatan yang terkait. Agus Wahyudi, S.Hut, M.Si memaparkan potensi dan diversifikasi tanaman potensial serat dari hutan alam. Avry Pribadi, S.Si, M.Sc menyampaikan sebaran jenis, potensi dan pengelolaan budidaya perlebahan di provinsi Riau. Yang terakhir, Opik Taupik Akbar, S.Hut memaparkan materi diversifikasi produk perlebahan.

Baca juga: BP2TSTH Kuok Dukung Bengkalis jadi Pusat Madu di Riau melalui Pelatihan

Rombongan Wawako terlihat antusias mengikuti paparan demi paparan, terlebih saat diskusi. Dari dialog yang terjadi para peneliti menekankan pentingnya peran pengambil kebijakan dalam mengatur dan mengarahkan kelembagaan masyarakat yang bergerak di bidang hasil hutan bukan kayu.

Selain itu, perlu diantisipasi mengenai perbanyakan koloni yang tidak mengandalkan perburuan sehingga tekanan terhadap lingkungan dapat diantisipasi. Dengan demikian produktivitas budidaya perlebahan dapat terus berkelanjutan. Ke depan lembaga legislasi ini akan mulai memikirkan konsep pemanfaatan alam dengan pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Baca juga: Disperindagkop UKM Riau Gali Potensi BP2TSTH Kuok untuk Pengembangan IKM

Sebelumnya, dalam sambutannya di awal pertemuan, Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian BP2TSTH, Agus Yanto, SH menyampaikan antusiasme BP2TSTH atas kunjungan tersebut. “Kami menyambut antusias kunjungan kerja perwakilan lembaga legislatif dan juga pemerintah Kota Sawahlunto,” ujar Agus selaku Plh. Kepala BP2TSTH.

Pada kesempatan itu Agus juga menyampaikan peran strategis litbang dalam tatanan manajemen integrasi. “Kami berharap penguasaan paket Iptek ini nantinya dapat berguna untuk masyarakat Sawahlunto secara tepat guna. Hasil-hasil litbang yang mencakup hasil hutan bukan kayu maupun teknologi serat yang memasuki tahap hilirisasi dapat dimanfaatkan sebagai penguatan landasan kebijakan oleh legislator maupun pemkot nantinya,” tambahnya.

Baca juga: Kadisparbud Kampar: BP2TSTH Kuok Potensial jadi Objek Ekowisata Baru di Kampar

Pernyataan tersebut dipertegas oleh Plt. Kepala Seksi Program Evaluasi dan Kerjasama, Farika Dian Nuralexa, S.Hut dalam paparannya mengenai selayang pandang BP2TSTH. Perkenalan ini mencakup tugas fungsi dan core research BP2TSTH sejak berdiri hingga saat ini. Bahkan dipaparkan pula beragam penghargaan yang telah dicapai oleh BP2TSTH sepanjang tahun 2020.

Setelah rehat, rombongan diajak berkeliling di beberapa spot wisata ilmiah yang menjadi program revitalisasi arboretum BP2TSTH. Diskusi teknis dalam atmosfer transfer knowledge sangat kental terasa saat rombongan meninjau spot Eco Bee Park, Taman Trigona dan Galeri Inovasi.

Menutup kegiatan kunjungan kerja ini, perwakilan diajak mencicipi madu kelulut langsung dari sarangnya. Ada kesan akrab yang dapat ditangkap pada rangkaian kegiatan kali ini, yaitu para pejabat Sawahlunto maupun jajaran BP2TSTH berinteraksi tanpa sungkan. Semoga apa yang dihasilkan oleh tim peneliti litbang secara umum dan BP2TSTH secara khusus, dapat menjadi alternatif solusi menjawab kebutuhan daerah.***

 

Further information:

Research and Development Center for Forest Plant Fiber (BP2TSTH) Kuok

Jl. Raya Bangkinang Kuok Km. 9, Bangkinang, Riau 28294

Tel. 0762 - 7000121, Fax. 0762 - 7000122

E-mail: data.informasi01@gmail.com

 

Penulis : Eko Sutrisno
Editor : Risda Hutagalung